Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Maman Imanulhaq: Pangdam Jaya Membaca Suara Masyarakat yang Pesimis dan Tangisan Paramedis

Maman Imanulhaq angkat bicara terkait perintah pencopotan baliho bergambar Habib Rizieq dan ucapan pembubaran FPI yang dilontarkan Pangdam Jaya.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Maman Imanulhaq: Pangdam Jaya Membaca Suara Masyarakat yang Pesimis dan Tangisan Paramedis
TRIBUN/DANY PERMANA
Politisi Maman Imanulhaq yang juga Ketua KITA (Kerapatan Indonesia Tanah Air) berbincang dengan redaksi Tribunnews di Palmerah, Jakarta, Senin (23/11/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Badan Kebijakan Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) Maman Imanulhaq angkat bicara terkait perintah pencopotan baliho bergambar Habib Rizieq Shihab dan ucapan tentang pembubaran FPI yang dilontarkan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman.

Maman Imanulhaq menilai perintah dan ucapan Pangdam Jaya tersebut tidak meningindikasikan kembalinya TNI di kancah politik atau kembalinya Dwi Fungsi ABRI.

Maman justru merasa Dudung melakukan hal tersebut karena membaca suara rakyat yang pesimis dan tangis paramedis yang telah berjuang melawan pandemi Covid-19.

Baca juga: Pangdam Jaya: Dengan FPI Tidak Ada Masalah, Tapi Jaga NKRI dan Jangan Merasa Paling Benar Sendiri

"Saya rasa apa yang dilakukan Pangdam dia membaca suara rakyat, suara masyarakat yang pesimis, membaca tangisan paramedis," kata Maman saat berkunjung ke Kantor Redaksi Tribunnews.com di Jakarta Pusat pada Senin (23/11/2020) lalu.

Maman mengkhawatirkan jika terus ada pembiaran terhadap perilaku masyarakat sipil yang membuat kerumunan di tengah pandemi sementara masyarakat lainnya berusaha untuk tertib melakukan protokol kesehatan maka muncul pembangkangan sosial.

Baca juga: Markas Kodam Jaya Dipenuhi Karangan Bunga, Golkar: Bentuk Dukungan Tindakan Tegas Pangdam Jaya

Satu di antara bentuk pembangkangan sosial yang dikhawatirkan Maman dalam hal ini adalah tidak mau membayar pajak.

Berita Rekomendasi

"Kalau ada masyarakat sipil yang dengan pongah membuat kerumunan di saat kita hari ini menjaga jarak, jangan-jangan nanti silent majority akan melakukan pembangkangan sosial. Apa itu, tidak mau bayar pajak kepada negara yang membuat Satgas bekerja, Polri bekerja, TNI bekerja. Itu lebih berbahaya jika terjadi pembangakan sosial seperti itu," kata Maman.

Maman melihat ada kegamangan dan kekecewaan masyarakat terhadap ketidakhadiran negara beberapa hari terakhir.

Baca juga: Penurunan Baliho Rizieq Shihab yang Dilakukan Pangdam Jaya Didukung Panglima TNI

Untuk itu menurutnya sikap tegas TNI diperlukan dan tindakan yang dilakukan Dudung masih berada pada koridor hukum yakni membantu kepolisian dan menciptakan keamanan.

Maman juga menilai tindakan Dudung tersebut juga menumbuhkan kembali semangat masyarakat atas kehadiran negara dengan banyaknya karangan bunga yang berjejer memberi dukungan kepada Dudung di depan Markas Kodam Jaya.

"Makanya ketika ada orang yang mengkritisi apakah ini tidak bentuk intervensi atau munculnya militerisme, saya bilang posisinya bukan di sana. Posisinya adalah tentara, ketika itu dibutuhkan, untuk kembali hadir bahwa negara tidak boleh kalah. Negara harus hadir. Saya memuji tindakan Jenderal Dudung ini," kata Maman.

Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman buka suara terkait pernyataan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang menyinggung TNI dan Polri.

Dudung justru menanggapi dengan berterimakasih atas hujatan-hujatan yang disampaikan oleh Rizieq.

Menurutnya, sebagai orang yang dianggap habib, maka seharusnya bertindak dan memberi ucapan yang baik.

Hal itu disampaikan Dudung saat menjawab pertanyaan wartawan setelah apel pasukan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).

Baca juga: Politikus Golkar: Perintah Pangdam Jaya Copot Baliho HRS, Sudah Sesuai Tupoksinya 

"Hujatan-hujatan HRS kepada TNI dan Polri, kalau katanya sebagai imam besar, kalau dibilang sebagai kiai atau habib, karena habib atau kiai itu selalu hatinya baik. Jadi kalau ucapan tidak baik, bukan habib namanya itu. Saya ini orang Islam juga," kata Dudung.

Berikut poin-poin penyataan keras Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman kepada FPI dan Rizieq Shihab.

Baca juga: Profil Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman yang Tegas Minta Turunkan Baliho Rizieq Shihab

1. Perintahkan Copot Baliho

Pencopotan baliho dan spanduk bergambar pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang dilakukan oleh anggota TNI pada Jumat (20/11/2020) ternyata dilakukan atas perintah Pangdam Jaya.

Pangdam Jaya Mayjend Dudung Abdurachman mengakui, ia memerintahkan jajarannya untuk mencopot spanduk dan baliho pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung menjawab pertanyaan wartawan seusai apel pasukan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).

Dudung menjelaskan, awalnya sejumlah petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin itu.

Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut. Oleh karena itu, TNI turun tangan.

"Ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau pasang baliho itu udah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung.

2. Habib itu seharusnya mengucapkan dan bertindak yang baik

Menurut Pangdam Jaya, sebagai orang yang dianggap habib, maka seharusnya bertindak dan memberi ucapan yang baik.

"Terima kasih atas hujatan-hujatan HRS (Rizieq) terhadap TNI dan Polri."

"Kalau katanya sebagai imam besar, kalau dibilang sebagai kiai dan habib, karena habib dan kiai selalu baik, ucapan baik dan tindakan baik," kata Dudung, dikutip dari Kompas.com.

Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memimpin gelar apel pembantu penegakkan disiplin protokol kesehatan Covid-19 berbasis komunitas di wilayah Jadetabek. Giat berlangsung di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (14/9/2020).
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memimpin gelar apel pembantu penegakkan disiplin protokol kesehatan Covid-19 berbasis komunitas di wilayah Jadetabek. Giat berlangsung di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (14/9/2020). (Tribunnews.com/Danang Triatmojo)

Baca juga: Buntut Kasus Kerumunan Massa Rizieq Shihab: Gibran Disinggung, Pejabat Dipanggil, Kapolda Dicopot

Bila ternyata kebalikannya, Dudung menganggap orang yang tidak bertindak baik maka kurang pantas disebut habib.

"Kalau ucapan tidak baik, maka bukan habib itu. Saya ini orang Islam juga," tambahnya.

Sebagai seorang Muslim, Dudung menegaskan, Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin.

Islam mengajarkan kasih sayang tak hanya kepada sesama umat manusia, tetapi kepada alam semesta.

Oleh karena itu, ia merasa prihatin jika ada orang mengaku sebagai habib, tetapi berkata kasar dan menghina.

Terlebih lagi, perkataan itu dilontarkan pada saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

3. Kutip ayat Alquran

"Saya ini orang Islam juga, seorang muslim, mengajarkan selalu Islam itu agama yang rahmatan lil alamin, agama yang mengajarkan kasih sayang. Kasih sayang untuk seluruh alam semesta bukan hanya manusia saja, untuk alam semesta. Kemudian jangan asal bicara sembarangan, jaga dari siksa api neraka. Allah sudah berfirman," ujarnya.

Pangdam kemudian membacakan ayat Alquran: Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.

Menurut Dudung, ucapan dan tindakan itu harus baik, harus baik. "Saya sebagai orang Islam prihatin kalau ada seorang habib di peringatan Maulid Nabi bahasa dan ucapannya kotor, saya prihatin dan tidak terima sebagai orang muslim."

4. Bubarkan FPI

Mayjen Dudung juga mengeluarkan pernyataan keras kepada Front Pembela Islam (FPI) karena dianggap semena-mena memasang spanduk Habib Rizieq Shihab. Lantaran dianggap telah melakukan pelanggaran, kata Dudung, pemerintah bisa membubarkan ormas FPI.

"Kalau perlu, FPI bubarkan saja! Kok mereka yang atur. Suka atur-atur sendiri," katanya.

Dudung menegaskan hal itu terkait dengan pemasangan spanduk dan baliho yang bermuatan ajakan revolusi dan provokatif dari pimpinan FPI.

Dudung memastikan operasi untuk menurunkan baliho Rizieq masih akan terus berlanjut. Semua baliho Rizieq yang ilegal akan ditertibkan oleh pasukannya.

"Saya peringatkan, dan saya tidak segan menindak dengan keras. Jangan coba menganggu persatuan dan kesatuan, jangan merasa mewakili umat islam, tidak," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas