BP2MI Lepas 116 Pekerja Migran Indonesia Program Keperawatan ke Jepang
Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan pempatan PMI ke Jepang, sebelumnya sempat terhenti prosesnya karena pandemi covid-19.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM -- Sebanyak 116 Pekerja Migran Indonesia (PMI) Program Government to Government (G to G) RI - Jepang akhirnya diberangkatkan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan pempatan PMI ke Jepang, sebelumnya sempat terhenti prosesnya karena pandemi covid-19.
Namun pemerintah Jepang kembali membuka akses masuk bagi PMI ahli yang bekerja sebagai Kangoshi (nurse) dan Kaigofukushishi (careworker).
"Saya apresiasi calon PMI yang telah mengikuti PDO dengan baik," kata Benny dalam keterangannya, Selasa (15/12/2020).
Baca juga: 85 Pekerja Migran Indonesia Positif Covid-19, 63 Data WNI Belum Dikantongi BP2MI
Baca juga: Mei Herianti Disiksa di Malaysia, Kepala BP2MI: Ini Kejahatan Sekaligus Penghinaan Kepada Negara
Baca juga: Mei Herianti Disiksa Keji, Kepala BP2MI Minta Menaker Tinjau Ulang Penempatan PMI di Malaysia
Benny Rhamdani menyatakan, PMI yang dilepas telah melalui berbagai tahapan seperti Pre Departure Orientation (PDO) dan berbagai pelatihan.
Ia meyakini bahwa para PMI telah memiliki bekal untuk memahami peran dan tanggung dalam pekerjaan, bekal untuk tidak terjerumus ke dalam gaya hidup bebas, dan penggunaan narkotika
"Termasuk bekal untuk memanfaatkan kelas online Universitas Terbuka, mengelola penghasilan dengan baik, menjadi duta wisata, dan tentu saja bagaimana untuk melindungi diri sendiri," ujar Benny
Kepada para PMI Jepang di Graha Insan Cita Depok, Benny menambahkan, sesampainya di Jepang para PMI akan kembali mengikuti pelatihan Bahasa Jepang lanjutan selama 6 bulan.
Bukan hanya agar lulus pelatihan, tapi karena kemampuan bahasa menjadi kunci dari pelindungan diri dan juga penentu keberhasilan kerja di negara penempatan.
Untuk Batch 13 tahun 2020 ini, terdapat 305 CPMI akan mengikuti pelatihan Bahasa Jepang lanjutan dan 2 orang dibebaskan pelatihan.
Dengan rincian 88 orang mengikuti pelatihan The Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships (AOTS) Tokyo, 116 orang mengikuti pelatihan AOTS Osaka, dan 101 mengikuti pelatihan AOTS Nagoya.
"Dari total 305 orang tersebut, kami bagi menjadi 2 gelombang dimana 196 orang lainnya akan mengikuti Pre Departure Orientation minggu depan tanggal 20 Desember 2020 dan kemudian akan diberangkatkan ke Jepang," kata Benny.
Kepala BP2MI mengapresiasi dukungan dan perhatian dari semua institusi pemerintah termasuk Kemenaker, Kemenkes, dan Kemenlu yang terlibat langsung dalam penempatan ini.
Juga kepada Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, JICWELS, Japan Foundation, dan AOTS.
Program G to G Jepang sudah berjalan selama 13 Tahun.
Program ini diharapkannya akan menjadi solusi karena saat ini sedang kekurangan tenaga kerja akibat aging population yang ada di Jepang.
"Program penempatan ini adalah kerjasama yang saling menguntungkan dan ivenstasi jangka panjang yang memberikan efek domino bagi dua negara," katanya.