Kepala LIPI: Kemajemukan Indonesia Harus Jadi Energi Konstruktif Bukan Destruktif
Majelis profesor riset LIPI menggelar diskusi untuk memetakan berbagai isu terkait harmoni dan kebhinekaan.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara besar di dunia yang memiliki tingkat kemajemukan yang tinggi.
Baik itu dari sisi agama, bahasa, maupun budaya.
Hal itu dikatakan Tri saat membuka webinar bertajuk "Mewujudkan Harmoni dalam Kebhinekaan: Masalah dan Solusinya" yang digelar LIPI, Selasa (15/12/2020).
"Karenanya memelihara dan merawat kemajemukan itu tentu menjadi keniscayaan dan isu utama sejak indonesia merdeka dalam kehidupan bernegara kita, sejak kemerdekaan bahkan sampai saat ini," kata Tri.
Ia mengatakan sebagai bangsa majemuk, kebhinekaan seharusnya dilihat sebagai energi yang konstruktif bagi percepatan kemajuan bangsa, bukan justru sebaliknya menjadi energi yang destruktif.
"Kedaerahan dan ke-Indonesia-an juga harus berjalan seimbang demi tegaknya NKRI kita," katanya.
Baca juga: Mahfud MD: Kalau Negara Tidak Mampu Tegakkan Keadilan Hukum Maka Tinggal Tunggu Kehancurannya
Dengan latar belakang itulah menurutnya, majelis profesor riset LIPI menggelar diskusi untuk memetakan berbagai isu terkait harmoni dan kebhinekaan.
Sehingga, dapat memberikan solusi atas berbagai permasalahan tersebut.
"Jadi tetap lihat bagaimana kita bisa mendapatkan gambaran permasalahan, katakanlah disharmoni dalam masyarakat, faktor-faktor yang menyebabkannya dan juga kita bisa mendapatkan masukan tentang dampaknya dan berbagai konflik yang terjadi terhadap kerukunan, kebhinekaan, dan persatuan kita," katanya.
"Dan yang terpenting tentu mendapatkan masukan bagaimana solusi terbaik dan langkah strategis yang bisa diambil untuk mengatasi berbagai isu tersebut terutama yang mengancam stabilitas dan keamanan maupun persatuan negara kita," pungkasnya.