Gerakan Belarasa LG4C Kumpulkan Rp 5 Miliar, Dana akan Didonasikan kepada Guru Honorer
Gerakan Belarasa Lari dan Gowes Caritas Christmas Cross Challenge 2020 telah berhasil menghimpun dana Rp 5 miliar selama dua pekan.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakan Belarasa Lari dan Gowes Caritas Christmas Cross Challenge 2020 telah berhasil menghimpun dana Rp 5 miliar selama dua pekan.
Ketua Panitia Pelaksana Caritas Christmas, Christianto Hendra Wishaka mengungkapkan, dana tersebut akan didonasikan kepada para guru honorer yang terdampak pandemi virus corona atau Covid-19.
Menurutnya, nominal yang dikumpulkan tersebut menandakan semangat berbagi kepada mereka yang membutuhkan di masa pandemi ini masih tinggi.
“Ini kejutan menggembirakan karena semangat berbagi masyarakat ternyata tetap tinggi di tengah masa pandemi yang sulit,” kata Hendra dalam keterangannya, Rabu (16/12/2020).
Dia mengaku optimistis, donasi bagi para guru honorer prasejahtera masih akan terus mengalir sampai 31 Desember, sesuai tanggal penutup program LG4C.
Hasil penggalangan dana yang melibatkan 3100 pelari dari Indonesia, serta 17 negara Eropa, Amerika Utara, Asia, serta Timur Tengah itu, seluruhnya akan disumbangkan kepada 2.000 lebih guru honorer prasejahtera di luar Jawa. Khususnya, mereka yang bekerja di wilayah terpencil.
Seluruh hasil donasi akan diserahkan kepada Yayasan Karina-KWI, lembaga kemanusiaan di bawah payung Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Yayasan ini menjalankan Program Bantuan Pendidikan bersama Komisi Pendidikan KWI dan Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi KWI.
Direktur Eksekutif Yayasan Karina-KWI, Dr. Fredy Rante Taruk mengatakan penyaluran dana hasil donasi akan dilakukan setelah program Caritas Christmas berakhir pada 31 Desember 2020.
Namun seluruh persiapan telah dimulai sejak awal Desember.
“Donasi utama akan diberikan kepada sekitar 2.000 lebih guru honor prasejahtera. Sisanya disalurkan untuk perbaikan 200-an sekolah rusak di wilayah 27 provinsi Indonesia,” ujar pastor yang akrab disapa Romo Fredy.
Menurut Fredy, Karina-KWI akan berupaya maksimal agar seluruh donasi benar-benar sampai ke tangan mereka yang paling membutuhkan.
“Ini dana publik yang harus kami kelola dengan akuntabel, akurat, transparan," ujar doktor bidang ekonomi bisnis kelahiran Toraja, Sulawesi Utara ini. Terkait daftar penerima bantuan, Karina-KWI bekerjasama dengan Komisi Pendidikan KWI untuk menyeleksi dan melakukan asesmen.
Penggalangan dana Caritas Chritsmas masih berlangsung sampai 31 Desember jam 24.00 WIB, bersamaan dengan ditutupnya penerimaan donasi.