Akal Teroris JI Upik Lawanga Sembunyikan Aksinya Rakit Bom, Manfaatkan Bebek hingga Buat Bungker
Teroris tokoh JI, Upik Lawanga, memanfaatkan bebek dan membuat bungker untuk menyembunyikan aksinya merakit bom.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Teroris anggota kelompok Jamaah Islamiyah (JI), Taufik Bulaga alias Upik Lawanga, memanfaatkan bebek dan membangun bungker untuk menjalankan aksinya merakit bom.
Selama bertempat tinggal di Lampung Tengah, Upik Lawanga dikenal sebagai Udin Bebek karena berjualan bebek potong.
"Tersangka di sini mengaku bernama Safrudin, berjualan bebek potong, dikenal dengan nama Udin Bebek," terang Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad, di rumah tersangka di Seputih Banyak, Lampung Tengah, Sabtu (19/12/2020), dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Upik Lawanga sendiri tinggal di Lampung Tengah sejak 2013 silam.
Pandra mengungkapkan, Upik Lawanga diduga memelihara bebek untuk menyamarkan suara ketika ia merakit ataupun menguji senjata.
Baca juga: Sosok Upik Lawanga, Terduga Teroris JI yang Menyamar Jadi Penjual Bebek di Lampung
Baca juga: Perlu Payung Hukum Bersama Pemberantasan Narkoba dan Terorisme di ASEAN
Ia mengatakan, apa yang dilakukan Upik Lawanga tersebut memang telah benar-benar dipikirkan oleh tokoh penting JI ini.
Selama tinggal di Lampung Tengah, Upik Lawanga dikenal jarang bergaul dengan warga setempat.
Jarak rumah milik Upik dengan warga lainnya cukup jauh, tertangga terdekat saja sekitar 100 meter.
"Lokasi rumah tersangka Upik Lawanga ini jauh dari keramaian."
"Jarak dengan tetangga terdekat sekitar 100 meter," ungkap Pandra, dilansir Kompas.com.
Selain memanfaatkan bebek, Upik Lawanga juga membangun bungker sebagai tempat untuk ia merakit bom ataupun senjata.
Pandra menerangkan, bungker yang dibuat Upik Lawanga di dapur itu ditutupi terpal hitam.
Pintu masuknya juga dibuat berukuran kecil agar tak terlihat.
"Bungkernya di belakang rumah, disembunyikan dengan terpal hitam."
"Pintu masuk bungker hanya berukuran kecil," jelas Pandra.
Baca juga: Baznas Tidak Terima Setoran Dana Kotak Amal LAZ untuk Danai Teroris
Baca juga: 37 Anggota atau Mantan FPI Disebut Terlibat Terorisme, Guntur Romli: Sikap Tegas Negara Ditunggu
Lebih lanjut, bungker seluas enam meter persegi dan sedalam tiga meter itu digenangi air setinggi lutut orang dewasa.
Diketahui, genangan air itu memang sengaja dibuat untuk meredam suara ketika Upik Lawanga menguji bom atau senjata rakitannya.
"Genangan air ini untuk meredam suara saat tersangka menguji bahan peledak dan senjata api yang ditaksirnya," ujar Pandra.
Diduga, bungker dibuat untuk merakit senjata dan bom berdaya ledak tinggi.
Mengutip Tribunnews, Upik Lawanga ditangkap Detasemen Khusus (Densus 88) Antiteror Polri pada 23 November 2020 lalu.
Upik Lawanga ditangkap setelah ia menjadi buron selama 14 tahun sejak 2006 silam.
"Alhamdulillah pada tanggal 23 November 2020 pada pukul 14.35 di Jalan Raya Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung Densus melakukan penangkapan saudara TB alias Upik Lawanga," kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Awi Setiyono, dikutip dari kanal Tribrata TV Humas Polri, Senin (30/11/2020).
Awi mengatakan, Upik Lawanga disebut-sebut sebagai tokoh penting JI dan penerus doktor Azahari.
Karena itu, kata Awi, Upik Lawanga sengaja disembunyikan oleh JI.
Ia selalu berpindah-pindah tempat dan dilindungi oleh bidang khusus bentukan BI.
Baca juga: Akidah Jamaah Islamiyah, Pemberi Dana Aksi Terorisme Percaya Banyak Dapat Pahala
Baca juga: Jihad Menurut Tersangka Teroris Upik Lawanga: Angkat Senjata Melawan Orang-orang Kafir
Pada 2007, Upik Lawanga melarikan diri dari Poso melalui jalur Makassar, Surabaya, Solo, hingga akhirnya menetap di Lampung.
Daftar Aksi Terorisme Upik Lawanga
Tahun 2004
- Tahun 2004 pertama pembunuhan Helmi Tembeling istri anggota TNI Angkatan Darat di Sulawesi Tengah.
- Penembakan dan pengeboman Gereja Anugerah 12 Desember 2004
- Bom Gor Poso 17 Juli 2004
- Bom Pasar Sentral 13 November 2004
Tahun 2005
- Bom Pasar Tentena 28 Mei 2005
- Bom Pura Landangan 12 Maret 2005
- Bom Pasar Maesa 31 Desember 2005
Baca juga: Cerita Sepak Terjang Sebagai Teroris, Upik Lawanga: Kami Diarahkan Mendirikan Daulah Islamiyah
Baca juga: Polri: 6.000 Jaringan Organisasi Teroris Jamaah Islamiyah Masih Aktif
Tahun 2006
- Bom termos nasi tengkura 6 September 2006
- Bom senter Kawua 9 September 2006
- Penembakan sopir angkot Mandale
Tahun 2020
Telah membuat senjata api rakitan dan pembuatan bungker.
Bungker ini digunakan Upik Lawanga untuk merakit senjata dan menyimpan berbagai keperluan untuk melakukan aksi teror.
Korban:
Tindak pidana terorisme yang dilakukan UL selama di Poso memakan korban sebanyak 119 orang, dengan rincian 27 orang meninggal dan 92 orang mengalami luka-luka.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Daftar Aksi Terorisme Upik Lawanga Sejak 2004, Korban Ada 119 Orang dan Akhirnya Berhasil Ditangkap
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Endra, Kompas.com/Tri Purna Jaya)