Maman Imanulhaq Temukan Fakta Mengejutkan Saat Gelar Safari Politik di Jawa Barat
Ketua Umum Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA), Maman Imanulhaq melakukan safari politik ke sejumlah wilayah di Jawa Barat.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA), Maman Imanulhaq melakukan safari politik ke sejumlah wilayah di Jawa Barat.
Kang Maman, begitu biasa ia disapa, ingin melihat secara langsung kehidupan masyarakat yang sedang dihimpit ekonomi karena pandemi Covid-19.
Sejumlah wilayah yang disinggahi Pengasuh Pondok Pesantren Al Mizan Jatiwangi ini yakni Indramayu, Karawang, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis.
Baca juga: Satgas: Vaksin Covid-19 Untuk Masyarakat Umum Kemungkinan Baru Keluar Disemester Kedua 2021
Di beberapa tempat yang disinggahinya, Kang Maman mendapat pertanyaan pesimistis.
Soal vaksin misalnya, saat bertemu para tokoh Ormas Islam dan Pengasuh Pesantren se Kabupaten Ciamis di Hotel Tiara Plaza, Minggu (20/12/2020), Pengurus MUI Kecamatan Caracas, KH Abas menanyakan status kehalalan vaksin Covid-19.
Mendapat pertanyaan itu, Kang Maman mengatakan bahwa apa yang dilakukan pemerintah adalah yang terbaik karena didasari proses ilmiah dari pakar-pakar kesehatan.
Baca juga: Pernyataan Tegas Gibran Disebut Terlibat Korupsi Bansos Covid-19: Tangkap Saja Kalau Ada Bukti
Mantan Direktur Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin ini menjelaskan, vaksinasi adalah cara efektif untuk menghentikan penyebaran virus Covid-19.
Vaksinasi yang berhasil akan memulihkan kehidupan masyarakat seperti sedia kala yang berujung pada pemulihan ekonomi bahkan kebangkitan ekonomi nasional menjadi lebih baik dari semula.
Kang Maman juga ditanya soal sikap pemerintah terhadap penahanan habib Rizieq Shihab.
Mendapat pertanyaan tersebut, Kang Maman menegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum.
Penegakan hukum menjadi kata kunci terutama soal penanganan Covid-19.
Baca juga: KSP: Pandemi Covid-19 Bukan Halangan Dalam Penguatan Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan
Sehingga, siapapun yang melanggar protokol kesehatan mau tidak mau harus ditindak tegas sesuai dengan aturan yang berlaku.
Tak hanya itu, di Sukabumi dan Cianjur, Kang Maman mendapat pertanyaan lain yang cukup menohok tentang sejumlah pendapat yang membanding-bandingkan penanganan negara lain dengan situasi nasional.
Soal itu, Kang Maman justru meminta publik untuk besyukur, alasannya kondisi di dalam negeri malah lebih baik ketimbang negara lain.
Baca juga: Jepang Monitor Ketat Perkembangan Varian Baru Covid-19 di Inggris
Pertumbuhan ekonomi nasional tekoreksi tidak cukup dalam ketimbang India yang pertumbuhan ekonominya minus 20 persen.
Termasuk pelayanan haji indonesia yang menjadi peringkat pertama kuota haji dengan 220 ribu jamaah haji per tahunnya.
Dari kunjungan itu Kang Maman menyimpulkan bahwa ada permasalahan soal komunikasi publik dari pemerintah kepada masyarakat berkaitan dengan kebijakan politik.
Lemahnya komunikasi publik menjadi kata kunci kenapa banyak masyarakat yang masih tetap pesimis, kecewa, dan juga curiga dengan pemerintan.
Karenanya Kang Maman melalui KITA menegaskan kembali pentingnya cipta komunikasi dengan melibatkan seluruh aparatur negara dan juga tokoh masyarakat terutama agama agar menjadi garda terdepan program cipta komunikasi.
Safari politiknya itu juga menemukan pernyataan kekecewaan dari sebagian tokoh masyarakat yang ditemuinya termasuk adanya hasil penelitaian yang menempatkan Jawa Barat sebagai daerah paling intoleran berbasis agama di Indonesia.
"Ini yang perlu diklarifikasi karena bagaimana pun Jawa Barat menghasilkan kiai-kiaa dan karya-karya tulis yang justru menunjukkan kembali spirit Islam, Islam yang ramah, Islam yang toleran, dan Islam yang mencintai Indonesia," ujar Kang Maman.
Kang Maman bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pula menginisiasi penulisan biografi kiai-kiai dari Tanah Pasundan.
Penulisan buku biografi kiai-kiai berkarakter santun, kharismatik dan cerdas akan lebih mengesankan dan mengundang rasa ingin tahu dan simpati masyarakat luas sehingga ideologi radikalisme bisa dieliminasi dari wilayah Jawa Barat.