LINK Download Logo Perayaan Hari Ibu 2020, Berikut Tema dan Sejarah Hari Ibu di Indonesia
LINK Download Logo Perayaan Hari Ibu 2020 resmi dari Kemen PPPA Bertema Perempuan Berdaya Indonesia Maju. Dilelengkapi Sejarah Hari Ibu di Indonesia
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Hari ini, 22 Desember 2020 diperingati sebagai Hari Ibu.
Untuk tahun ini, tema Perayaan Hari Ibu 2020 yang diusung yakni Perempuan Berdaya Indonesia Maju.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) telah merilis logo resmi Perayaan Hari Ibu ke-92.
Logo ini bisa Anda unduh, kemudian diposting ke media sosial sebagai bentuk memeriahkan perayaan Hari Ibu 2020.
Baca juga: 50 Ucapan Selamat Hari Ibu yang Menyentuh Hati, Cocok Dibagikan pada 22 Desember 2020
Baca juga: Sejarah Hari Ibu yang Diperingati Tanggal 22 Desember 2020, Berikut Tema dan Logonya
Dibalik logo, terdapat filosofi yang sangat menggambarkan sosok perempuan hebat.
Adapun logo PHI 2020 yakni warna dasar Merah dan Putih sebagai penggambaran Semangat Nasionalisme Perempuan Berdaya untuk Indonesia Maju.
Filosofi logo Peringatan Hari Ibu 2020 adalah:
Bentuk bunga representasi dari cara berpikir perempuan berdaya.
- Cerdas intelektual (ilmu), cerdas emosional (ikhlas/ tabah), dan cerdas spiritual (iman)
- Menebarkan pemikiran positif seperti bunga yang menebarkan aroma harum
- Karakter perempuan, seperti bunga yang menjadi simbolik kelembutan dan keindahan
Bentuk siluet dan wajah perempuan representasi sikap dan tindakan perempuan berdaya.
- Tegas, namun lembut penuh cinta
- Menatap ke depan penuh percaya diri
- Tangguh, mampu menjalankan peran dalam berbagai aspek kehidupan secara seimbang dalam kesetaraan.
Baca juga: Hari Ibu 22 Desember: 9 Rekomendasi Film Indonesia Tentang Bunda, Ada A Mothers Love dan Sweet 20
Link download logo peringatan Hari Ibu 2020
Sejarah Hari Ibu
Dikutip dari Buku Panduan Pelaksaan Peringatan Hari Ibu ke-92 Tahun 2020 yang dirilis Kemen PPPA, lahirnya Peringatan Hari Ibu tak lepas dari perjuangan para perempuan Indonesia.
Bibit kebangkitan perjuangan perempuan Indonesia telah dimulai sebelum masa kemerdekaan, yang ditandai perjuangan pendekar perempuan di berbagai tempat di Indonesia, seperti Tjut Njak Dien di Aceh, Nji Ageng Serang di Jawa Barat, RA Kartini di Jawa Tengah, serta masih banyak lagi yang lain.
Dalam kurun waktu setelah kelahiran Budi Utomo pada 1908, banyak lahir perkumpulan perempuan di berbagai tempat, seperti Aisiyah, Wanita Katolik, Putri Merdeka, dan lain-lain.
Gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya yang pada 28 Oktober 1928 digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia, menggugah semangat para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri.
Baca juga: 70 Ucapan Selamat Hari Ibu Bahasa Indonesia dan Inggris, Cocok untuk Share WA, IG, Twitter dan FB
Pada saat itu, sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.
Atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada 22-25 Desember 1928, diselenggarakanlah Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogyakarta.
Satu dari beberapa hasil kongres itu yakni terbentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).
Melalui PPPI tersebut terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.
Pada 1929 Perikatan Perkoempoelan Perempuan Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII).
Pada 1935, diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta.
Kongres tersebut disamping berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia, juga menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.
Lalu pada 1938, Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
Hari Ibu dikukuhkan Pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959, yang menetapkan bahwa Hari Ibu tanggal 22 Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur.
Tahun 1946, badan ini menjadi Kongres Wanita Indonesia disingkat KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman.
Hari Ibu oleh bangsa Indonesia diperingati tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa perempuan sebagai seorang ibu, tetapi juga jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai ibu dan istri maupun sebagai warga negara, warga masyarakat dan sebagai abdi Tuhan Yang Maha Esa, serta sebagai pejuang dalam merebut, menegakan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional.
Baca juga: Kumpulan Puisi Tema Hari Ibu yang Menyentuh Hati, Cocok Jadi Kado Spesial untuk sang Ibu
Semangat perjuangan kaum perempuan Indonesia tersebut sebagaimana tercermin dalam lambang Hari Ibu berupa setangkai bunga melati dengan kuntumnya, yang menggambarkan:
1. Kasih sayang kodrati antara ibu dan anak;
2. Kekuatan, kesucian antara ibu dan pengorbanan anak;
3. Kesadaran wanita untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan bakti dalam pembangunan bangsa dan negara.
(Tribunnews.com/Fajar)