Pemerintah dan Epidemiolog Meyakini Ada Potensi Ledakan Kasus Covid-19 di 2021, Begini Antisipasinya
Pemerintah hingga Epidemiolog bicata tentang adanya potensi ledakan kasus Covid-19 di 2021.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Momen libur panjang yang terjadi di bulan Desember 2020 menjadi perhatian khusus masyarakat.
Sebab, di masa pandemi Covid-19, momen libur panjang bisa membawa dampak penularan Covid-19 yang lebih masif.
Rupanya, momen tersebut telah diprediksi oleh Epidemiolog hingga pemerintah.
Baca juga: Waspada 7 Gejala Lain dari Varian Baru Virus Corona yang Mungkin Timbul
Ahli epidemiologi Indonesia dari Universitas Griffith di Australia, Dicky Budiman memprediksi akan terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Hal itu, kata dia, terlihat dari berbagai indikator terkait Covid-19 di Indonesia yang kian mengalami kenaikan.
"Jadi artinya ini ada sinyal serius seperti indikator angka kematian, angka hunian rumah sakit, kasus harian."
"Tes positivity rate ini semua meningkat," kata Dicky kepada Kompas.com, Sabtu (26/12/2020).
"Memasuki di tahun 2021 awal ini, akan memasuki masa yang sangat sangat harus kita waspadai. Dan ada potensi ledakan kasus," ujar Dicky.
Kendati demikian, Dicky tidak menyebut spesifik penyebab potensi ledakan kasus tersebut.
Ia hanya mengatakan, kondisi Indonesia saat ini sudah dalam kondisi kritis.
Baca juga: Satgas Covid-19 Sebut Anak Muda Cenderung Lebih Abai pada Protokol Kesehatan
Oleh karena itu, Dicky menyarankan pemerintah untuk memasifkan program tracing, testing, and treatment (3T) dan masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan.
Protokol kesehatan yang dimaksud adalah memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (3M).
"Masyarakat 3M selain membatasi pergerakan mobilitas, interaksi," ujarnya.
Antisipasi Pemerintah atas potensi ledakan kasus Covid-19
Di sisi lain, Pemerintah meyakini lonjakan kasus Covid-19 setelah masa libur Natal dan Tahun Baru 2021 akan terjadi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah mengaku telah menyiapkan sejumlah hal.
Mulai dari menambah ketersediaan tempat tidur di rumah sakit hingga jumlah perawat.
Baca juga: GeNose, Alat Tes Covid-19 yang Gunakan Hembusan Nafas Dapat Izin Edar Kemenkes
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan akan menambah 100 tempat tidur di RSCM.
Tempat tidur tambahan itu, diadakan di ruang rawat inap dan intensive care unit (ICU).
Selain itu, Budi mengarahkan agar perawat di RSCM ditambah.
"Kebetulan tempatnya ada, tinggal kami tambah jumlah bed dan ICU. Ada potensinya bisa sampai 100 bed tambahan," kata Budi, dalam konferensi pers daring yang digelar Jumat (25/12/2020).
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono juga ikut merespons potensi ledakan kasus Covid-19 di 2021.
Ia mengatakan, pemerintah berupaya agar lonjakan kasus positif Covid-19 tidak diiringi dengan kenaikan kasus kematian.
"Mungkin lonjakan kasus (Covid-19) tidak bisa dihindari, pasti akan ada," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Pesan Menkes Budi Gunadi kepada Masyarakat: Terapkan 3M Saat Libur Natal dan Tahun Baru
Karena itu, Dante mengatakan, pemerintah terus memantau ketersediaan obat-obatan, fasilitas kesehatan, dan tenaga medis di rumah sakit.
"Agar tidak makin meningkat, maka kami melakukan kunjungan yang efektif hari ini."
"Sehingga semua ketersediaan obat-obatan, fasilitas kesehatan, dan tenaga medis tercukupi," ujarnya.
Data terkini kasus Covid-19 di Indonesia
Diketahui, sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan pada 2 Maret 2020 hingga Jumat kemarin, total ada 700.097 kasus Covid-19 di Indonesia.
Dari total kasus, sebanyak 570.304 orang dinyatakan telah sembuh dan 20.847 pasien Covid-19 meninggal dunia.
Kemudian, jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 108.946 kasus.
Baca juga: Menkes Minta Ahli Mikrobiologi di Kemenkes Pelajari Varian Baru Virus Corona
Angka itu setara dengan 15,6 persen dari total kasus konfirmasi positif Covid-19.
Kasus aktif adalah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dan sedang dirawat atau isolasi mandiri.
Sementara itu, ada 67.464 kasus suspek terkait Covid-19 di Indonesia.
Adapun, bulan Desember ini beberapa momen libur panjang terjadi, mulai dari tanggal 24 hingga 27 Desember 2020 yang merupakan libur Natal.
Sementara itu, pada 28-30 Desember 2020 tidak ada libur, sehingga masyarakat pun diharuskan tetap bekerja seperti biasa.
Kemudian, libur pengganti Idul Fitri ditetapkan pada tanggal 31 Desember 2020.
Baca juga: Anak-anak Rentan Terpapar Mutasi Virus Corona, Epidemilog: Pertimbangkan Ulang Rencana Buka Sekolah
Untuk itu, libur Tahun Baru ditetapkan tanggal 1 Januari 2021 dan ditambah tanggal 2-3 Januari 2021 yang merupakan libur akhir pekan karena tepat jatuh pada Sabtu-Minggu.
Melihat banyaknya masa liburan panjang ini, pemerintah pun mengimbau agar masyarakat tidak melakukan perjalanan dan membuat kegiatan yang menimbulkan kerumunan.
(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Sania Mashabi/Tsarina Maharani)