Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Gelar Doa Bersama, PKS Bermunajat Perubahan di 2021

Perubahan yang kedua, lanjut Habib Salim, adalah perubahan yang muncul dari hati yang paling dalam.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Gelar Doa Bersama, PKS Bermunajat Perubahan di 2021
Chaerul Umam/tribunnews.com
Doa Bersama yang digelar DPP PKS, Kamis (31/12/2020) malam. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Salim Segaf Aljufri mengungkapkan malam doa bersama di penghujung akhir tahun 2020 menjadi malam untuk memikirkan perubahan.

"Di samping hari ini adalah malam doa, malam kita bermunajat. Kita harus tau bahwa ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk tahun 2021. Apa itu? Perubahan," kata Habib Salim dalam acara Doa Bersama untuk Indonesia Sehat, Kamis (31/12/2020) malam.

Habib Salim menjelaskan perubahan ini dapat terjadi karena dua sebab.

"Pertama, orang terjadi perubahan ketika salah satu keluarganya sakit atau dirinya sakit. Apakah tersebab musibah, karena pelanggaran, banyaklah. Ada sebab tertentu yang membuat dirinya melakukan perubahan," katanya.

Baca juga: Awal Tahun Baru 2021, Kaisar Jepang Berdoa untuk Kebahagiaan Rakyatnya

Perubahan yang kedua, lanjut Habib Salim, adalah perubahan yang muncul dari hati yang paling dalam.

"Serba perubahan pertama, contoh ketika datang musibah saja dia terjadi perubahan. Sebulan, dua bulan, tiga bulan, kembali seperti semula lagi. Nah ini perubahan yang hanya temporer saja," ucapnya.

Berita Rekomendasi

Habib Salim mengingatkan perubahan yang muncul dari hati akan membawa sesuatu yang sangat positif.

Baca juga: Remaja 14 Tahun Tersangka Pembunuhan Karyawati Bank di Denpasar Diduga Jalin Hubungan dengan Waria

Sementara itu, Ustadz Abdul Somad menambahkan, nasihat lima sehat bagi bangsa Indonesia dalam menyongsong 2021. Pertama sehat dari wabah penyakit Covid-19.

Kedua sehat dari penyakit ketidakadilan. Umat Islam diajarkan bersikap adil sebab dengan keadilan lebih mendekatkan diri kepada ketakwaan.

"Bahkan dengan yang berbeda agama kita tetap diminta bersikap adil. Walaupun berbeda agama selama tidak mengusirmu dari kampung halaman berbuat baiklah dan bersikap adillah. InsyaAllah kita umat yang sehat dari ketidakadilan," ucap UAS.

Ketiga, sehat dari penyakit zalim. UAS mengingatkan agar manusia jangan sampai berbuat zalim sebab kezaliman akan menjadi kegelapan sampai hari akhir (kiamat).

Keempat, bangsa kita sehat dari penyakit Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). UAS menegaskan KKN tidak berlaku dalam Islam.

Baca juga: Kapolri Idham Azis: Perayaan Malam Tahun Baru Berjalan Lancar

"Nabi SAW mengajarkan untuk urusan yang berat maka letakkan saudaranya. Untuk yang ringan, ajak sahabat. Tidak ada istilah KKN," ucap UAS.

Terakhir, bangsa ini harus sehat dari penyakit moral dan maksiat. UAS mengingatkan agar umat takut pada perbuatan maksiat sebab jika terjadi azab bukan hanya yang berbuat maksiat yang merasakan dampaknya.

"Yang ditakutkan adalah saat orang yang berbuat maksiat merasa menang dan orang yang benar merasa salah untuk menegur yang maksiat. InsyaAllah selama ada amar ma'ruf nahi munkar, selama ada lisan yang tidak pernah takut kepada orang zalim meskipun memegang kekuasaan kita akan sehat dari penyakit maksiat ini," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas