Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemendikbud Dinilai Telah Lakukan Terobosan dan Inovasi Sepanjang 2020

Hal ini disampaikan sejumlah pelaku pendidikan mulai guru, dosen, orang tua, mahasiswa, siswa, hingga pelaku seni dan budaya.

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kemendikbud Dinilai Telah Lakukan Terobosan dan Inovasi Sepanjang 2020
Tribunnews.com/ Fahdi Fahlevi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim saat peluncuran program Kampus Merdeka. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dinilai telah melakukan berbagai terobosan dan inovasi selama tahun 2020.

Hal ini disampaikan sejumlah pelaku pendidikan mulai guru, dosen, orang tua, mahasiswa, siswa, hingga pelaku seni dan budaya.

Menurut mereka, berbagai terobosan baik di bidang pendidikan maupun kebudayaan, terlebih di masa sulit akibat pandemi Covid-19 bisa menjadi angin segar di pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Setidaknya, berbagai terobosan tersebut dibedakan ke dalam dua kategori. Pertama, enam episode Merdeka Belajar yang telah diluncurkan sejak akhir 2019.

Keenam episode itu adalah penyederhanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan Penghapusan Ujian Nasional, Kampus Merdeka, Penyederhanaan Mekanisme Pencairan Dana Bantuan Operasional (BOS), Program Organisasi Penggerak (POP), Program Guru Penggerak (PGP) dan Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi.

Baca juga: Kemendikbud Lanjutkan Subsidi Kuota Internet untuk Pembelajaran Jarak Jauh Pada 2021

Kedua, kebijakan Kemendikbud selama pandemi Covid-19. Terobosan yang dilakukan antara lain relaksasi pemanfaatan dana BOS, bantuan kuota internet, bantuan subsidi upah untuk guru honorer dan tenaga kependidikan, apresiasi pelaku budaya, penyesuaian uang kuliah tunggal (UKT), hingga kurikulum darurat.    

“Penyederhanaan RPP dan penggantian UN membuat guru tidak lagi terbebani administrasi sehingga banyak menuangkan ide kreatif inovatifnya dalam pembelajaran, sehingga tidak hanya fokus ke kognitif siswa,” kata Tri Worosetyaningsih, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Pakem, Sleman Yogyakarta mengomentari Merdeka Belajar I, Selasa (5/1/2021).

Berita Rekomendasi

“Program Kampus Merdeka memberikan terobosan dalam mereorientasi pendidikan sehingga sesuai kebutuhan masyarakat sekaligus meningkatkan kapasitas dosen dan mahasiswa,” cetus Wisnu Nurcahyo, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada terkait Merdeka Belajar II.

Penyederhanaan dan relaksasi dana BOS juga turut dirasakan manfaatnya. Nurdin Achmad, Kepala SMP Negeri 1 Banda, Maluku Tengah mengaku memiliki fleksibilitas memakai anggaran untuk menjalankan pendidikan, membayar guru honorer, termasuk memberi bantuan kuota pulsa untuk siswa dan guru selama pembelajaran daring.

“Proses transfer yang dilakukan langsung ke rekening juga membuat dana BOS diterima tepat waktu dan tepat sasaran,” tegas Nurdin.

Soal kebijakan di masa pandemi, mahasiswi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Rezeki Dewi Ratna Swari, Mahasiswa Fakultas Universitas Tanjung Pura Haris Munandar, Guru Honorer dan Orang tua siswa TK Islam 2 Kauman Patih Jawa Tengah Catur Rahayu Septyarini, hingga Dosen Honorer STKIP Bandar Lampung Sri Murni punya pendapat sama.

Mereka menyebut bantuan kuota internet, keringanan UKT, dan subsidi upah guru mampu membantu aktivitas belajar mengajar mereka di masa sulit.

“Sebelum pandemi saya menambah penghasilan dengan menitipkan roti di kantin. Selama pandemi kantin tutup. Subsidi upah sangat membantu,” tutur Afifah soal subsidi upah guru honorer.  

Soal kebijakan kebudayaan, Pendiri Institut Musik Jalanan Andi Malewa mengakui berbagai program Kemendikbud mampu membantu kelanjutan pertunjukan yang sepanjang tahun lalu terhenti.

“Sebelum pandemi musisi jalanan bisa bermain di berbagai tempat, namun sekarang praktis semua tempat ditutup sehingga kami memikirkan cara tetap bertahan. Ternyata kami tidak sendiri. Ada peran pemerintah yang membantu dan mendorong kita dengan stimulus agar tetap bisa melakukan hal kreatif,” katanya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim menyatakan, sejak awal kebijakan pendidikan dan kebudayaan disusun untuk memastikan seluruh insan pendidikan dan pelaku seni budaya mampu merasakan manfaatnya.

“Termasuk saat kita terpaksa harus menghadapi situasi sulit pandemi seperti saat ini,” kata Nadiem saat memberikan paparan awal tahun 2021. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas