Kasus Covid-19 Terus Meningkat, Epidemiolog: Alarm bagi Kebijakan Pemerintah
Masih terus naiknya kasus Covid-19 di Indonesia disebut sebagai alarm bagi pemerintah dalam memberlakukan sejumlah kebijakan.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Masih terus naiknya kasus Covid-19 di Indonesia disebut sebagai alarm bagi pemerintah dalam memberlakukan sejumlah kebijakan untuk menekan penyebaran virus corona.
Hal itu diungkapkan oleh ahli epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair), Laura Navika Yamani.
Satu di antaranya ialah mengenai kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali yang dinilai Laura belum menunjukkan hasil.
"Yang harus dievaluasi ya kebijakan PPKM, PPKM belum berhasil, sudah hampir seminggu, kasusnya tidak menurun malah naik," ungkapnya saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (15/1/2021).
Baca juga: Rekor Lagi, 12.818 Kasus Baru Covid-19, Epidemiolog: Indonesia Belum Capai Puncak Wabah
Baca juga: PSSI Mau Semua Pesepakbola Profesional Dapat Prioritas Vaksin Covid-19, Apa Respons Pemain Liga 1?
Laura menilai kebijakan PPKM tidak dilakukan secara tegas.
"Di lapangan bahkan terkesan tidak ada kebijakan PPKM," ungkapnya.
Laura juga mencontohkan adanya poin dalam PPKM yang mana operasi yustisi akan digiatkan.
"Namun pada kenyataannya operasi yustisi masih minim dan tidak seketat PSBB di awal, harusnya sekarang lebih ketat," ujarnya.
Berbagai kebijakan yang dibuat pemerintah disebut Laura sudah baik.
"Akan tetapi, implementasi di lapangan masih sangat kurang."
"Sehingga goal yang ingin dicapai tidak maksimal karena terbukti," ungkapnya.
Menurut Laura, masih banyak adanya kelonggaran dan kefleksibilitas, yang membuat masyarakat masih jauh dari kepatuhan akan protokol kesehatan.
Baca juga: UPDATE: Total 2.798 WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri, 1.950 Sembuh, 168 Meninggal Dunia
Baca juga: Keliru, Rencana Menkes Bolehkan yang Divaksinasi Covid-19 Terbang Tanpa Tunjukkan Hasil Tes PCR
Harus Fokus pada 3T + I
Lebih lanjut, Laura berharap pemerintah lebih fokus pada 3T + I, yakni testing, tracing, treatment, ditambah dengan isolasi.
"Ada keterlambatan tracing, menemukan kasus, ya sudah, berakhir pada penemuan kasus itu dan lingkup tracingnya sempit."
"Hanya keluarga yang dilakukan isolasi, ini menjadi risiko penyebaran masih tinggi," ujarnya.
"Bagaimana testing, tracing, treatment, dan isolasi itu tadi," ungkapnya.
Laura menyebut jika 3T + I tersebut bisa ditingkatkan, maka pencegahan penularan virus corona dapat lebih maksimal.
"Dan juga menurunkan risiko kematian," ungkap Laura.
Perkembangan Kasus
Sementara itu penambahan kasus baru virus Corona (Covid-19) di Indonesia terus menanjak dalam empat hari terakhir.
Dikutip dari covid19.go.id, kasus baru Covid-19 menjadi penambahan tertinggi yakni 12.818 pasien, Jumat (15/1/2021).
Sebelumnya, pada Senin (11/1/2021), kasus baru Covid-19 sempat mengalami penurunan dengan 8.692 pasien.
Lalu, angka tersebut naik dan kembali tembus 10 ribu kasus pada Selasa (12/1/2021) dengan 10.047 pasien.
Kasus Covid-19 kembali menjadi rekor tertinggi, yakni sebanyak 11.278 pasien pada Rabu (13/1/2021).
Sehari setelahnya, angka tersebut terus mengalami kenaikan dengan jumlah 11.557 kasus pada Kamis (14/1/2021).
Baca juga: Tim Ahli WHO Akhirnya Mendarat di Wuhan untuk Selidiki Asal Virus Corona
Baca juga: Warning! Doni Monardo: Terjadi Peningkatan Kasus Aktif Corona 130 Persen Dalam Dua Bulan
Total kasus positif virus Corona hingga Jumat ini tercatat sebanyak 882.418 pasien.
Sementara itu, jumlah pasien yang sembuh pada hari ini menjadi 718.696 pasien di seluruh Indonesia.
Kemudian, total ada 25.484 orang yang dinyatakan meninggal dunia hingga Jumat hari ini.
Baca juga: Sempat Sepelekan Corona, Dewi Perssik Mandi 5 Kali Sehari Usai Jadi Penyintas Covid-19
Baca juga: Jumlah Warga Terinfeksi Corona Saat Olimpiade Jepang Bisa 1.000 Per Hari Jika Tak Ada Tindakan Ketat
(Tribunnews.com/Gilang Putranto/Nuryanti)