Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Serangan Buaya Kembali Mengganas, Sambar Bocah 8 Tahun Saat Berenang di Sungai Lembak

Saksi melihat, saat korban terjun mandi ke sungai, seketika itu pula disambar buaya yang sudah menunggunya di bawah dan menyeretnya ke dalam air

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Serangan Buaya Kembali Mengganas, Sambar Bocah 8 Tahun Saat Berenang di Sungai Lembak
TRIBUNKALTIM.CO/DINI ANGGITA SUMANTRI
Sungai Lembak Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, lokasi di mana Ardi, siswa SD, disambar buaya saat sedang berenang di sungai. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim Dini Anggita Sumantri

TRIBUNNEWS.COM, KUTAI TIMUR - Serangan buaya sungai kembali mengganas. Kali ini seorang siswa Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang menjadi korbannya.

Bocah malang berusia 8 tahun disambar buaya ketika sedang berenang di Sungai Lembak, Kabupaten Kutai Timur, Kamis (14/1/2021).

Ketika kejadian, korban sedang berenang dengan kawan-kawannya di tepi sungai yang kondisinya sedang banjir.

Korban yang berjenis laki-laki bernama Ardi itu masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas 2..

Lokasi kejadian berada di Sungai Lembak Jalan Ulin RT. 05 Desa Sepaso Timur Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur.

Awalnya korban yang bernama Ardiansyah berusia 8 tahun pergi ke sungai untuk berenang bersama kawan-kawannya Jindan, Ardan, dan Faris.

Berita Rekomendasi

Pada pukul 12.00 Wita di sungai itu, tepatnya di bawah jembatan penghubung Desa Sepaso Timur dengan Desa Sepaso korban terjun ke sungai.

Seketika korban disambar oleh buaya dan diseret ke dalam air.

Baca juga: Kronologi Pria Berduel dengan Buaya, Pukul Bagian Mata untuk Selamatkan Diri dari Terkaman

Kemudian, kawan-kawannya segera berlari dan meminta pertolongan kepada warga sekitar.

Menurut seorang saksi, Hendra, setelah mendengar korban diterkam buaya, dia segera berlari ke arah belakang rumah dan melihat seekor buaya membawa korban di mulutnya.

Buaya tersebut diperkirakan memiliki panjang 6 meter.

"Saya dengar korban diterkam buaya, saya lari ke belakang rumah, liat buaya bawa korban di mulutnya," ucapnya.

Saksi lain Priyono melihat buaya timbul di belakang rumahnya dan melihat buaya tersebut masih membawa korban dimulutnya.

Jojo, teman korban, mengaku melihat korban saat akan berenang berada di atas jembatan.

Ia melihat, saat korban kemudian terjun mandi ke sungai seketika itu pula disambar buaya yang sudah menunggunya di bawah dan menyeretnya ke dalam air.

Baca juga: Kisah Bocah Asal Bontang Berduel 10 Menit Selamat Diri Dari Terkaman Buaya Berukuran 2,5 Meter

Saat ini masih diupayakan pencarian terhadap korban dengan melaksanakan penyisiran disekitar Tempat Kejadian Perkara(TKP) dengan menggunakan perahu.

Beberapa personel dilibatkan dalam pencarian bocah malang itu.

Polsek Bengalon 5 personel, Koramil Bengalon 3 personie, Danposal Bengalon, Camat Bengalon beserta anggota, masyarakat sekitar 30 orang.

Saat ini masih dilaksanakan upaya pencarian, situasi sementara dalam keadaan aman dan terkendali.

Populasi Reptil Buaya di Bontang Bertambah

Di tempat terpisah, berita sebelumnya. Kemunculan buaya di kawasan Loktuan, Bontang Utara, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur meresahkan warga.

Apalagi, dalam beberapa tahu terahir telah ada enam kasus anak di bawah umur diserang buaya.

Termasuk penyerangan bocah 12 tahun yang terjadi pada hari Rabu (30/12/2020) lalu.

Menyikapi hal itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimatan Timur ( BKSDA Kaltim ) juga berencana akan segera menidak lanjuti persoalan tersebut 

Petugas Pengendalian Ekosistem Hutan (PEH) BKSDA Kaltim, Rido menuturkan, pihaknya masih menunggu laporan dari masyarakat.

Rencananya, nanti pihaknya akan melakukan survei terlebih dulu.

Guna memastikan, apakah buaya yang menyerang bocah itu, merupakan Buaya yang kerap muncul di kawasan Selambai Loktuan, Kota Bontang.

"Kalau ada laporan, kami akan lakukan penangkapan terhadap buaya, dan akan memindahkan ke habitat yang jauh dari pemukiman," ucap Rido saat dikonfirmasi TribunKaltim.co via telpon, Jumat (1/01/2021).

Di samping itu, ia pun mengimbau agar masyarakat mematuhi plang yang telah dipasang disetiap sudut pesisir di kawasan Selambai.

Menurutnya untuk saat ini, hal itu yang lebih efektif untuk menghindari konflik dengan predator air ini.

"Karena, kami duga dikawasan itu memang merupakan ekosistem mereka," kata dia.

Lebih lanjut, ia memaparkan terdapat beberapa faktor dugaan, mengapa penampakan buaya kerap muncul di kawasan pemukiman warga, khususnya di sepantaran pesisir Selambai.

Baca juga: Buaya Muara Terjerat Jaring Nelayan, Kondisi Terikat dan Mati, Diduga Teror Warga Selama 2 Tahun

"Karena bisa jadi makanan mereka berkurang, karena disitu kan sudah banyak pembangunan. Mulai dari rumah warga dan perusahaan," katanya.

Selain itu, ada juga dugaan jika populasi buaya-buaya tersebut kian bertambah,

"Ada kemungkinan jumlahnya bertambah," ucapnya.

Menurutnya, saat ini masyarakat harus mulai membiasakan diri. Misalnya, dengan cara menahan diri untuk tidak berenang.

"Karena untuk sekarang, beradaptasi dengan keadaan yang bisa dilakukan," jelasnya.

Ditanya soal penangkaran buaya, yang belakangan muncul sebagai wacana solusi untuk kasus itu, Rido menilai hal itu belum efektif.

Kalau penangkaran, itu juga susah. Selain memakan cost (pengeluaran) yang tidak sedikit, kawasan itu juga diduga memang menjadi habitat asli dari buaya ini," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Lompat dari Jembatan untuk Berenang di Sungai, Bocah SD di Bengalon Kutim Diterkam Buaya

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas