Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mirisnya Tingkat Kepenuhan Rumah Sakit Covid-19 hingga Prediksi Akhir Tahun Capai 100.000 Kematian

Berikut penjelasan sejumlah ahli mengenai mirisnya tingkat kepenuhan rumah sakit hingga prediksi kematian 100.000 di akhir tahun.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Mirisnya Tingkat Kepenuhan Rumah Sakit Covid-19 hingga Prediksi Akhir Tahun Capai 100.000 Kematian
Chinatopix, via Associated Press
Ilustrasi pasien corona dalam satu ruangan. Berikut penjelasan sejumlah ahli mengenai mirisnya tingkat kepenuhan rumah sakit hingga prediksi kematian 100.000 di akhir tahun. 

TRIBUNNEWS.COM - Angka kematian pasien Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan sejak tiga bulan yang lalu.

Bahkan, dari data Satgas Covid-19, penambahan angka kematian meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir.

Pada 24 Januari 2021, angka kematian pasien Covid-19 mencapai 171 kasus.

Pada 25 Januari, angka kematian bertambah menjadi 297 kasus.

Lalu pada 26 Januari, angka kematian bertambah hingga 336 kasus dan mencapai puncaknya pada Rabu, 27 Januari sebanyak 387 kasus.

Baca juga: Rumah Sakit di Jabodetabek Mulai Kolaps, Banyak Pasien Corona Tak Bisa Ditampung karena Penuh

Menurut Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono, hal tersebut berkaitan erat dengan menipisnya kapasitas rumah sakit untuk melayani pasien Covid-19.

"Data sekarang lihat, yang meninggal sudah banyak sekitar 28.000. Itu meningkat dalam tiga bulan terakhir karena kapasitas pelayanannya sudah penuh," jelas Miko saat dihubungi, Rabu (27/1/2021).

Berita Rekomendasi

Miko menjelaskan, rumah sakit yang tak bisa lagi menampung pasien membuat masyarakat kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan.

Sejumlah warga yang diduga terpapar virus covid-19 saat akan memasuki Bus Sekolah untuk diantar menuju ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet di Puskesmas Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (25/01/2021). Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia diprediksi bakal menembus angka 1 juta orang. Data terakhir pada Minggu (24/1) mencatat, jumlah pasien yang telah terinfeksi virus corona telah mencapai 989.262 kasus. Dihimpun dari Kementerian Kesehatan rata-rata kenaikan kasus pada data harian jumlah warga yang terpapar Covid-19 di Indonesia mencapai 10 kasus dalam sepekan terakhir. Tribunnews/Jeprima
Sejumlah warga yang diduga terpapar virus covid-19 saat akan memasuki Bus Sekolah untuk diantar menuju ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet di Puskesmas Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (25/01/2021). Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia diprediksi bakal menembus angka 1 juta orang. Data terakhir pada Minggu (24/1) mencatat, jumlah pasien yang telah terinfeksi virus corona telah mencapai 989.262 kasus. Dihimpun dari Kementerian Kesehatan rata-rata kenaikan kasus pada data harian jumlah warga yang terpapar Covid-19 di Indonesia mencapai 10 kasus dalam sepekan terakhir. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Mirisnya, jika diteruskan, akan berakibat pada banyak pasien meninggal dunia karena tidak mendapatkan pertolongan pertama.

"Kalau ini dibiarkan ya bentar lagi juga bakal penuh. Kalau RS penuh itu akan menimbulkan keresahan di masyarakat."

"Data pasien Covid akan banyak yang meninggal," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Kisah Pasien Covid-19 Nekat Nyetir Pakai Selang Oksigen Cari Rumah Sakit yang Bersedia Menampung

Lebih lanjut, Miko menekankan, jangan sampai rumah sakit terlalu lama tidak dapat menampung pasien Covid-19.

Ia mengingatkan agar rumah sakit harus segera menjalankan perintah Menteri Kesehatan untuk menambah jumlah tempat tidur sebesar 30-40 persen bagi pasien Covid-19.

"Semua daerah kan sudah diminta untuk mempersiapkan rumah sakit tambahan. Bahkan Bogor membangun rumah sakit lapangan istilahnya," ujarnya.

Prediksi 100.000 Kematian di Akhir Tahun

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto juga ikut menyoroti tingkat kepenuhan rumah sakit.

Bahkan, ia memprediksi kematian akibat Covid-19 bisa mencapai 100.000 kasus di akhir tahun.

"Angka kematian kita tertinggi nomor 1 di Asean, baik presentase maupun jumlah."

Baca juga: Angka Kematian Meningkat, Jakarta Makamkan Sekitar 100 Jenazah Covid-19 dalam Sehari

"Saya perkirakan sampai akhir tahun 2021 angka kematian mencapai 100.000," kata Slamet saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/1/2021).

Slamet juga mengungkit tentang rumah sakit dan tenaga kesehatan yang sudah kewalahan menangani pasien Covid-19 yang terus bertambah.

Sehingga, hal tersebut berdampak terhadap tingginya angka kematian.

Masyur S (50), penggali kubur, menggali tanah untuk pemakaman jenazah korban Covid-19 di lokasi pemakaman Covid-19 khusus muslim di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (26/1/2021). Berdasarkan keterangan para penggali kubur setempat, jumlah korban Covid-19 yang sudah dimakamkan di pemakaman ini berjumlah sekitar 600 jenazah. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Masyur S (50), penggali kubur, menggali tanah untuk pemakaman jenazah korban Covid-19 di lokasi pemakaman Covid-19 khusus muslim di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (26/1/2021). Berdasarkan keterangan para penggali kubur setempat, jumlah korban Covid-19 yang sudah dimakamkan di pemakaman ini berjumlah sekitar 600 jenazah. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Di sisi lain, Slamet juga meminta pemerintah untuk fokus menangani pandemi dari sisi kesehatan agar korban bisa ditekan.

Ia mengaku sudah mengusulkan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin agar pasien Covid-19 gejala ringan bisa dirawat di rumah masing-masing dengan pengawasan dokter umum.

"Satu dokter kan bisa memantau 10 orang. Nanti bisa diberi insentif," kata Slamet.

Baca juga: Alami Angka Kematian Covid-19 Tinggi dan Krisis Makam, DKI Beli 5 Lahan Baru dan Tambah Ruang ICU

Dengan cara ini, maka rumah sakit tidak penuh.

Ruang perawatan di rumah sakit bisa fokus digunakan untuk pasien gejala sedang dan berat.

"Sekarang kan kematian meningkat karena RS overload," ujar dia.

Minta Masyarakat Prihatin dengan Kondisi Rumah Sakit

Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Kuntjoro Adi Purjanto secara khusus meminta masyarakat untuk memberi rasa prihatin terhadap kondisi rumah sakit yang saat ini sudah penuh.

Ia mengingatkan kepada semua pihak, rumah sakit bukan merupakan garda terdepan untuk menangani Covid-19.

Namun, rumah sakit merupakan jalan terakhir atau bagian belakang yang akan menanggulangi pasien yang terpapar Covid-19.

Sementara, yang menjadi garda terdepannya adalah semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, serta stakeholder terkait.

Baca juga: Tukang Pikul Mogok, Jenazah Pasien Covid-19 Terlantar, Keluarga Angkut Sendiri Peti Tanpa APD

"Masyarakat ini, kasihani kami lah. Rumah sakit itu bagian belakang."

"Bemper yang paling akhir. Bukan garda terdepan," kata Kuntjoro dalam forum diskusi daring pada Rabu (27/1/2021), dikutip dari Kompas.com.

Oleh karena itu, ia menekankan agar semua pihak kembali menjalankan prinsip gotong royong dalam menanggulangi pandemi.

Adapun gotong royong dimaksud adalah gotong royong dari semua pihak atau gotong royong komunitas.

"Kita kadang memakai kata itu kolaborasi, tapi lebih akrab gotong royong saja. Itu gotong royong komunitas sangat diperlukan," kata dia.

(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Haryanti Puspa Sari/Nicholas Ryan Aditya)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas