Sabam Sirait Apresiasi Langkah Kapolri Listyo Sigit Sambangi NU dan Muhammadiyah
Sabam Sirait, sangat mengapresiasi langkah Kapolri yang tak lama setelah dilantik Presiden Joko Widodo langsung bersilaturrahmi ke 2 ormas Islam.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peran organisasi kemasyarakatan (Ormas) dalam menjaga stabilitas sosial sangat penting.
Lebih-lebih ormas senantiasa terlibat aktif di tengah-tengah masyarakat dan merasakan secara langsung denyut nadi aspirasi warga.
Karena itu, politisi senior yang dekat dengan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, Sabam Sirait, sangat mengapresiasi langkah Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang tak lama setelah dilantik Presiden Joko Widodo langsung bersilaturrahmi kepada dua ormas Islam terbesar di Indonesia ini.
Menurut Sabam, yang juga mantan anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dua periode ini, kerja sama Polri dengan kekuatan civil society ini sangat penting.
"Saya sangat apresiasi. Itu langkah yang tepat," ungkap Sabam, Sabtu (30/2/2021), yang bersahabat baik dengan almarhum KH Abdurrahman Wahid dan tokoh Muhammadiyah almarhum AM Fatwa ini.
Senator dari daerah pemilihan DKI Jakarta yang sudah berpolitik sejak zaman Bung Karno dan sudah keliling ke 85 negara dalam menjalankan tugasnya ini, sudah melihat bagaimana polisi di negara-negara lain berperan.
Dia menjelaskan bahwa eksistensi polisi di berbagai negara itu bermacam-macam.
Untuk polisi Indonesia, dia melihat sudah baik.
"Saya menilai, Undang-Undang Polisi di Indonesia sudah lumayan baik dan ideal," ungkap mantan anggota DPR tujuh periode yang kini berusia 84 tahun.
Mantan Komisi I DPR ini kemudian menjelaskan, kondisi sosial di Indonesia bermacam-macam.
Baca juga: Kabaharkam Berikan Waktu Sepekan Untuk Jajarannya Tindak Lanjuti Program Kerja 100 Hari Kapolri
Baca juga: Tepuk Tangan Pengurus PP Muhammadiyah Saat Kapolri Listyo Sigit Ucapkan Fastabiqul Khoirot
Dari Sabang sampai Merauke memiliki keragaman dari sisi sosiologis. Makanya, dalam menjalankan tugas polisi harus bisa memahami keragaman sossiologis tersebut dengan baik.
"Dalam melayani masyarakat, polisi harus tahu dan paham kondisi masyarakatnya. Sebab bisa jadi sama, bisa jadi berbeda. Misalnya, penanganan di Bali beda dengan di Lampung. Di Kalimantan beda dengan di Jawa, dan seterusnya," ungkap Sabam.
Dengan pemahaman ini, lanjut Sabam, maka bisa dilakukan tindakan preventif.
Sehingga tindakan ini bisa mengurangi berbagai aksi kejahatan dan kriminalitas.
"Sehingga semua rakyat akan merasa aman dan nyaman," ucap Sabam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.