Kemendikbud Siapkan Platform Digital untuk Bantu Guru dan Kepala Sekolah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bakal menyediakan sejumlah platform digital untuk mendukung transformasi sekolah dalam Program Sekolah Penggerak
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bakal menyediakan sejumlah platform digital untuk mendukung transformasi sekolah dalam Program Sekolah Penggerak.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan dalam proses digitalisasi sekolah, Kemendikbud memberikan platform untuk guru bisa meningkatkan kompetensi.
"Digitalisasi sekolah, tentunya semua ini tidak bisa terjadi kalau kita tidak memberikan berbagai macam tool kit digital yang akan membantu guru-guru melakukan tugas," ujar Nadiem dalam konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021).
Baca juga: Kemendikbud Tidak Berikan Sarana Super Canggih Dalam Program Sekolah Penggerak
Bagi guru, Kemendikbud menyiapkan platform untuk peningkatan kompetensi guru. Platform ini memberikan pembelajaran bagi guru berbasis Micro Learning dan habituasi.
"Menjadi semacam mini universitas bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya tapi sesuai dengan kebutuhannya," kata Nadiem.
Selain itu, ada platform guru pembelajaran yang berguna untuk membantu para guru dalam memberikan pembelajaran.
Baca juga: Mendikbud Nadiem Makarim: Program Sekolah Penggerak untuk Hasilkan Pelajar Pancasila
Platform ini dapat memberikan catatan level kompetensi para murid yang ada di kelas.
"Untuk mengetahui murid-muridnya di mana level kompetensinya dan apakah yang mereka lakukan itu berhasil meningkatkan kompetensi," ungkap Nadiem.
Baca juga: Nadiem Luncurkan Merdeka Belajar Episode 7: Program Sekolah Penggerak
Lalu ada platform sumber daya sekolah yang mendigitalisasi perencanaan dan penganggaran sekolah.
Hingga untuk manajemen pembelian pengadaan barang barang yang lebih efisien dan efektif.
Platform yang terakhir adalah dashboard rapor pendidikan yakni dashboard seluruh sekolah yang dapat diakses guru dan kepala sekolah.
Melalui platform ini, guru maupun kepala sekolah dapat mengetahui kondisi sekolah.
Hasilkan pelajar pancasila
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan tujuan Kemendikbud meluncurkan Program Sekolah Penggerak adalah untuk menghasilkan Pelajar Pancasila.
Menurutnya, sistem pendidikan di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan para pelajar yang sesuai dengan profil Pelajar Pancasila
"Kita tidak mungkin bisa menjelaskan dengan cara lebih baik apa yang kita inginkan untuk sistem pendidikan kita, daripada ciri-ciri profil-profil daripada manusia yang kita inginkan pada saat mereka keluar dari sistem pendidikan kita," ujar Nadiem dalam konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021).
Baca juga: Nadiem: Sekolah Penggerak Bakal Dapat Pendampingan Selama Tiga Tahun Ajaran
Nadiem memaparkan bahwa profil Pelajar Pancasila yang pertama adalah yang memiliki spiritualitas atau keimanan, serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
Menurut Nadiem, nilai-nilai ini adalah bentuk spiritualitas dan moralitas.
Nilai kedua dari profil Pelajar Pancasila adalah ke-bhinekaan global yakni sosok yang mencintai keberagaman dan mempunyai berbagai macam sudut pandang.
Baca juga: Nadiem Luncurkan Merdeka Belajar Episode 7: Program Sekolah Penggerak
"Serta mencintai perbedaan pendapat dan punya perspektif global, karena masa depan kita adalah global. Di level apapun di masyarakat semua di masa depan kita, kompetisi kita pun akan global," ucap Nadiem.
Gambaran Pelajar Pancasila yang ketiga adalah bergotong royong, yakni kemampuan bekerja dalam tim, kemampuan saling membantu, kemampuan berempati.
Menurut Nadiem, setiap aktivitas di masa depan pasti membutuhkan kerjasama yang kolaboratif dan produktif. Sehingga nilai gotong royong sangat dibutuhkan.
Baca juga: Nadiem Bakal Keluarkan Surat Edaran Cegah Terulangnya Pemaksaan Siswi Nonmuslim Berjilbab
"Yang keempat adalah kreativitas atau kemampuan berpikir dengan perspektif perspektif berbeda. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang mungkin belum pernah terlihat, dan kemampuan, serta keberanian menemukan inovasi," ungkap Nadiem.
Lalu nilai yang kelima adalah bernalar kritis.
Kemampuan memecahkan masalah yang belum diselesaikan.
"Ini adalah kemampuan bernalar kritis, kemampuan memproses informasi secara kritis," kata Nadiem.
Sementara nilai Pelajar Pancasila yang terakhir adalah kemandirian.
Para pelajar diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.