Asing Biayai Pusat Data Nasional, TB Hasanuddin: Ini Sangat Riskan
Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin menilai pembiayaan pusat data nasional oleh pihak asing sangat berisiko tinggi.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin menilai pembiayaan pusat data nasional oleh pihak asing sangat berisiko tinggi.
Meski ada jaminan dari Kementerian Kominfo, namun politikus PDI Perjuangan (PDIP) ini memandang hal tersebut berbahaya bagi keamanan NKRI.
"Ini sangat riskan. Pusat data nasional yang menyimpan seluruh data negara , dibiayai asing, bagaimana bila data-data tersebut disalahgunakan untuk kepentingan negara lain. Ini sangat riskan bagi keamanan dan keselamatan negara kita," kata Hasanuddin saat dihubungi, Rabu (3/2/2021).
Diketahui, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi I DPR RI dengan Menteri Kominfo , Senin (1/2/2021), Hasanuddin mempertanyakan mengapa pengelolaan Pusat Data Nasional tak dibiayai oleh APBN saja.
Selain itu, kata Hasanuddin, Indonesia juga memiliki Pusat Data atau Data Centre di tiap Kementerian sehingga dapat digabungkan, kemudian menunjuk kementerian yang mengelolanya.
Baca juga: Menkominfo RI Johnny Plate Bahas Perlindungan Data Dengan Menkominfo Singapura
Sebelumnya, Menteri Kominfo, Johnny Plate menyebutkan jika pemerintah Perancis sedang melakukan pembicaraan dengan sejumlah pemangku kepentingan tanah air menyoal pembiayaan tersebut.
"Pemerintah Perancis sedang melakukan pembicaraan pembiayaannya dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan, Kominfo tidak mengambil bagian di dalamnya karena itu domain Bappenas dan Kementerian Keuangan," kata Johnny dalam Rapat Kerja dengan Komisi I, Senin (1/2).
Proses pembiayaan tidak dilakukan melalui APBN karena menurut Johnny masih ada pemanfaatan fiskal nasional untuk kepentingan lain selain masih dapat bantuan pembiayaan luar negeri.