Kemendikbud: Program SMK-D2 Fast Track Gabungkan Konsep Jerman dan Jepang
Wikan mengatakan pendidikan selama tiga tahun siswa yang menempuh studi di SMK bakal terintegrasi dengan pembelajaran tiga semester di kampus vokasi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bakal melakukan sinkronisasi pendidikan di SMK dengan kampus vokasi dalam program SMK-D2 Fast Track.
Wikan mengatakan pendidikan selama tiga tahun siswa yang menempuh studi di SMK bakal terintegrasi dengan pembelajaran tiga semester di kampus vokasi.
"Program SMK-D2 Fast Track itu SMK 3 tahun, dinikahkan dengan 3 semester di D2 di politeknik atau kampus vokasi," ujar Wikan dalam Rapat Koordinasi dan Kick Off Program Ditjen Pendidikan Vokasi yang disiarkan secara daring, Kamis (4/2/2021).
Pada dua semester akhir program tersebut bakal diisi oleh magang di dunia industri. Konsep ini, menurut Wikan, diadopsi dari sistem pendidikan di Jerman.
Dirinya mengatakan program SMK-D2 Fast Track adalah gabungan dari konsep pendidikan vokasi di Jepang dan Jerman.
Baca juga: Kemendikbud: Pendidikan Vokasi Mengambil Peran Hasilkan SDM Unggul
Menurut Wikan, di Jepang pendidikan vokasi ditempuh selama 5 tahun.
"Jadi kuliah di industri dengan model Jerman, dual system. SMK-D2 fastrack ini sejatinya memang menggabungkan konsep Jerman dan Jepang. Di Jepang itu SMK 5 tahun, di Jerman SMK itu banyak dual system," ungkap Wikan.
Meski begitu, Wikan menyerahkan kepada para siswa untuk mengambil program ini atau tidak.
"Anak SMK, mau lulus 3 tahun langsung kerja silakan. Mau lanjut ke perguruan tinggi ke D2 silakan," tutur Wikan.
Bagi siswa yang ingin mengikuti program SMK-D2 Fast Track bakal mendapatkan ijazah D2.