Dekan FKUI Pertanyakan Penyebab Kematian Prof Firmanzah yang Begitu Mendadak
Prof Firmanzah yang meninggal dunia pada Sabtu (6/2/2021) kemarin, meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga besar Universitas Indonesia (UI).
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepergian Rektor Universitas Paramadina, Prof Firmanzah yang meninggal dunia pada Sabtu (6/2/2021) kemarin, meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga besar Universitas Indonesia (UI).
Tercatat Prof Firmanzah adalah Guru Besar sekaligus Eks Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI).
Dekan Fakultas Kedokteran UI, Prof Ari Fahrial Syam mengungkapkan, sampai saat sebelum ajal menjemput, Prof Firmanzah masih memberikan bimbingan pada para mahasiswa Pascasarjana UI.
"Walau menjadi rektor di Universitas Paramadina, almarhum tetap memberikan bimbingan pada para mahasiswa, khususnya mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia. Pada usia yang masih muda 44 tahun almarhum menghadap sang pencipta," ucap Prof Ari dalam pernyataannya kepada Tribunnews.com, Senin (8/2/2021).
Prof Ari mempertanyakan ihwal kepergian Prof Firmanzah yang begitu mendadak.
"Saya tidak kenal dekat dengan almarhum, tetapi almarhum sebagai salah seorang tokoh di UI. Saya beberapa kali bertemu dengan almarhum. Dalam kondisi pandemi ini, umumnya ketika kita mendengar ada seseorang meninggal mendadak, padahal kita tahu sebelumnya almarhum sehat, maka yang terpikir oleh kita adalah Covid-19 sebagai penyebabnya," kata Prof Ari.
Kendati demikian, dugaan Prof Firmanzah meninggal karena Covid-19 itu dibantah pihak keluarga.
Hal itu dibuktikan dengan proses pemakaman almarhum yang dilangsungkan berbeda dari para korban Covid-19.
Baca juga: Rektor Universitas Paramadina Firmanzah Jatuh Saat Hendak Salat Subuh: Selamat Jalan Fiz
"Dalam gambar-gambar proses persemayaman dan pemakaman almarhum Prof Firmanzah yang kita tahu, bahwa tidak ada proses yang melalui protokol Kesehatan," ujar Prof Ari.
Akademisi dan Praktisi klinis itu mengaku mendapat informasi dari pihak keluarga bahwa almarhum punya sakit jantung dan GERD, salah satu penyakit yang berhubungan dengan asam lambung.
Namun dia turut memastikan bahwa GERD tidak akan menyebabkan kematian mendadak.
"GERD sendiri tidak akan menyebabkan kematian mendadak. Cuma memang kadang kala berbagai penyakit serius gejalanya seperti orang sakit GERD. Sehingga sering kali disangkakan GERD sebagai penyebab langsung kematian. Sedangkan sakit jantung sendiri memang bisa menyebabkan terjadinya kematian mendadak pada seseorang," ucap Prof Ari.
Informasi yang beredar, lanjut Prof Ari, sebelum tak sadarkan diri, Prof Firmanzah sempat mengalami vertigo.
Namun Vertigo sendiri juga dinilai bukan penyakit yang menyebabkan kematian secara mendadak.
"Rasanya kita semua pernah mengalami yang namanya vertigo atau pusing tujuh keliling. Karena vertigo bisa terjadi atau muncul dengan berbagai sebab. Vertigo bisa ringan sampai berat. Vertigo ringan bisa pada perubahan posisi tertentu misal saat kita menunduk atau sujud terlalu lama dan saat bangun bisa mencetuskan terjadinya vertigo," jelas Prof Ari.
Lebih lanjut, Prof Ari menjelaskan, secara umum vertigo bukan diagnosis penyakit, melainkan sebuah gejala dari suatu penyakit.
Vertigo sebagai satu diagnosis yang tertulis pada klasifikasi internasional yaitu penyakit ICD-10, adalah benign paroxysmal positional vertigo (BPPV).
"Pasien dengan BPPV mempunyai gejala utama vertigo. Vertigo terjadi saat pasien berguling atau bangun tiba-tiba dan biasanya vertigo yang muncul juga disertai mual," ujar dia.
Prof Ari memperkirakan, bisa saja vertigo yang muncul tersebut adalah gejala serangan jantung atau stroke yang berujung kematian pada pasien yang menderita vertigo mendadak.
"Hidup mati seseorang adalah sudah suratan Allah SWT, kita pun tidak tahu kapan kita di panggil Allah SWT. Tetapi kita tetap ikhtiar untuk terus menjaga kesehatan agar selalu sehat. Selamat jalan Prof Firmanzah, Insha Allah husnul khotimah," kata Prof Ari Fahrial.