Survei LSI: Tingkat Korupsi dalam 2 Tahun Terakhir Semakin Meningkat, Kinerja KPK Dinilai Negatif
Persepsi masyarakat terhadap upaya pencegahan dan penegakan hukum bagi pelaku korupsi semakin negatif.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Dewi Agustina
"Penurunan itu tajam. Ini bisa menjadi sinyal bagi kita untuk melihat bahwa masyarakat melihat korupsi makin parah dalam konteks upaya pencegahan dan penegakan hukum," kata Djayadi.
Baca juga: Kinerja Presiden Jokowi Cegah Korupsi Dikritik, Dinilai Malah Semakin Memburuk
Baca juga: Survei LSI: Kejagung, Polri, Pemda dan DPR Masih Dinilai Tak Efektif Soal Pemberantasan Korupsi
Seiring dengan persepsi adanya peningkatan korupsi itu, sebagai besar responden, terutama para pemuka opini, menilai kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam upaya mencegah praktik tindak pidana korupsi juga semakin buruk dibandingkan sebelumnya.
Berdasarkan hasil survei LSI, upaya presiden Jokowi dalam mencegah praktik korupsi lebih banyak dipersepsikan negatif oleh kalangan pemuka opini.
Sementara kalangan masyarakat umum cenderung terbelah dengan penilaian seimbang.
"Evaluasi negatif di kalangan pemuka opini yang menyatakan bahwa kinerja presiden dalam mencegah korupsi itu semakin buruk itu lebih banyak dibandingkan yang menyatakan kinerja presiden mencegah korupsi itu semakin baik," kata Djayadi.
Rinciannya, kinerja Presiden Jokowi dalam pencegahan korupsi dinilai semakin buruk oleh pemuka opini sebanyak 32,8 persen.
Sementara itu, yang menjawab semakin baik hanya sebesar 25,8 persen.
Di sisi lain, para pemuka opini lainnya menjawab tidak ada perubahan sebanyak 41,1 persen dan tidak menjawab 0,3 persen.
Sedangkan, masyarakat yang menilai presiden Jokowi semakin buruk dalam pencegahan korupsi sebanyak 26,2 persen.
Berbanding tipis dengan yang menyatakan kinerja semakin baik sebesar 28,3 persen.
Kemudian masyarakat yang menjawab tidak ada perubahan sebanyak 37,5 persen dan tidak menjawab 8 persen.
"Jadi penilaian di mata pemuka opini jauh lebih buruk ketimbang penilaian di masyarakat umum. Dan kita tahu bahwa pemuka umum itu lebih cenderung memiliki informasi yang banyak terkait hal-hal seperti ini," kata Djayadi.
Selain adanya persepsi terjadi peningkatan korupsi, hasil survei itu juga mengungkap cukup banyak pelaku usaha yang menilai positif praktik nepotisme.
Sekitar 21,1 peren menganggap nepotisme sebagai tindakan yang normal dan 13,6 persen menilai sebagai tindakan yang perlu untuk memperlancar urusan bisnis.