Gerakan Penyelamatan Permasalahkan Masuknya Putra Bamsoet Dalam Kepengurusan DPP PPP
Gerakan Penyelamatan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyoroti menolak susunan pengurus DPP PPP 2020-2025
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakan Penyelamatan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyoroti menolak susunan pengurus DPP PPP 2020-2025 yang telah diumumkan Ketua Umum Suharso Monoarfa.
Ketua Gerakan Penyelamat PPP Rudiman menegaskan, susunan pengurus yang dipilih meninggalkan kader-kader yang selama ini memiliki dedikasi kepada partai.
Lantas, Rudiman menyoroti masuknya putra Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet), Yudhistira Raditya Soesatyo dalam kepengurusan PPP periode 2020-2025.
"Kemudian tokoh penting putra Ketua MPR, anaknya Pak Bambang Soesatyo itu salah satu ketua," kata Rudiman dalam konferensi pers di Resto Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Selasa (9/2/2021).
Kemudian, Rudiman mempertanyakan keputusan Suharso tidak memilih Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), yang merupakan putra Kiai karismatik KH Maimoen Zubair.
Baca juga: Gerakan Penyelamatan Desak Suharso Monoarfa Tinjau Ulang Susunan Pengurus PPP 2020-2025
Menurutnya, Gus Yasin layak masuk dalam kepengurusan pusat PPP.
"Contoh, wakil gubernur Jawa Tengah yang notabene putra kiai karismatik kita Mbah Moen juga tidak terakomodir, apa kurangnya?," ucapnya.
Selain itu, menurutnya ada suami istri yang ditunjuk Suharso menjabat posisi strategis di PPP.
Ada juga kader partai lain yang turut mendapat posisi jabatan di DPP PPP.
"Kalau misalnya yang dibikang tadi suami istri itu ada suami istri yang notabenenya satu salah seorang ketua, yang satu salah satu bendum. Itu suami istri boleh dicek susuanan pengurus yang telah disampaikan Pak Suharso," ujarnya.
Baca juga: Retweet Video Pengemudi Tak Jadi Ditilang Polisi Karena Punya CCTV, Ini Kata Politikus PPP
"Yang kedua ada di situ Waketum Hanura ibu Anggi Paturussi, sebagai salah satu ketua yang menurut saya suaranya tidak signifikan. Kalau seandainya signifikan teprilih jadi anggota DPR," ujarnya.
Lebih lanjut, berdasarkan info yang didapat Rudiman, tim formatur hanya diajak rapat satu kali oleh Suharso untuk menentukan siapa saja yang masuk dalam kepengurusan PPP.
"Menurut saya kira-kira apa yang ada dipandangan dan terinformasi bahwa formatur hanya satu kali diajak untuk rapat formasi pengurus DPP. Selanjutnya itu diputuskan oleh ketua umum sendiri," pungkasnya.