Pascaisu Kudeta, Demokrat Perkuat Soliditas Internal dengan Cara Ini
Menurutnya, banyak cara dilakukan oleh kader-kader Demokrat untuk tetap memperlihatkan dan memperkuat soliditasnya di internal.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pascaisu kudeta atau pengambilan alih kepemimpinan Partai Demokrat menyeruak ke publik, bagaimanakah kesolidan internal di partai berlambang mercy tersebut?
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan kejadian ini justru semakin mempersolid partainya.
"Banyak hal yang telah dan akan terus Partai Demokrat lakukan secara internal di bawah kepemimpinan langsung Ketua Umum AHY untuk memperkuat soliditas partai kami," ujar Herzaky, kepada wartawan, Selasa (9/2/2021).
"Setelah kejadian ini, semua kader justru semakin solid dan bersatu melawan musuh bersama, yaitu siapapun yang akan merampas kepemimpinan Partai Demokrat yang sah," imbuhnya.
Menurutnya, banyak cara dilakukan oleh kader-kader Demokrat untuk tetap memperlihatkan dan memperkuat soliditasnya di internal.
Herzaky mencontohkan para pengurus di berbagai tingkatan yang setiap harinya menggelar apel loyalitas di daerahnya masing-masing atas inisiatif sendiri.
Baca juga: Demokrat: Moeldoko Janjikan Para Kader Uang Senilai Rp 100 Juta untuk Muluskan Jalan Jadi Ketua Umum
"Mereka kemudian mempublikasikan kegiatan mereka ini kepada publik melalui media massa maupun media sosial. Tercatat, 34 DPD se-Indonesia, telah melakukannya," kata dia.
Selain itu, kata dia, DPP Partai Demokrat juga menerima dan mendapatkan informasi serta kiriman foto, video hingga tautan berita apel loyalitas yang mereka lakukan dari tingkat DPC setiap harinya.
"Mereka melakukan ini, dengan inisiatif sendiri, karena mereka meyakini kalau perjuangan ini adalah perjuangan melawan mereka yang mengancam kedaulatan dan kehormatan Partai Demokrat, juga mengancam demokrasi dan keadilan di negeri kita. Bagaimanapun, soliditas Partai Politik bakal bermanfaat besar untuk menjaga dan mengawal demokrasi kita," tandasnya.