Buka Munas ke VI APERSI, Wapres Paparkan Program 1 Juta Rumah dan Tantangannya di Masa Pandemi
Wapres Ma'ruf Amin nilai memiliki rumah yang sehat dan berkualitas merupakan dambaan setiap keluarga karena penting untuk membentuk karakter anak.
Penulis: Reza Deni
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai memiliki rumah yang sehat dan berkualitas merupakan dambaan setiap keluarga, karena hal itu merupakan prasarana penting untuk membentuk karakter anak.
"Pembangunan rumah yang baik tidak hanya berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi juga penting sebagai prasarana dalam membantu membentuk karakter generasi masa depan bangsa," ujar Ma'ruf Amin saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) VI Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (APERSI) melalui konferensi video, Selasa (9/1/2021).
Pada 2015, pemerintah telah mencanangkan Program Sejuta Rumah sebagai satu upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap perumahan.
"Capaian program satu juta rumah pada tahun 2018 dan 2019 telah berhasil mencapai angka di atas satu juta unit, dengan rata-rata penyaluran kurang lebih 70 persen untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)," tanbahnya.
Baca juga: Wapres Maruf Harap Karya Terbaru Said Aqil Bisa Berikan Perspektif Beragama yang Damai dan Sejuk
Akan tetapi, akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020, Ma'ruf melanjutkan capaian Program Satu Juta Rumah tidak mencapai target satu juta unit, yaitu hanya sebesar 965.217 unit, di mana ±80 persennya disalurkan untuk MBR.
"Meskipun demikian, capaian tersebut cukup bagus karena di tengah kondisi perekonomian yang sulit ini, terealisasi sekitar 96,5 persen dari target yang ditetapkan," ujarnya.
Bahkan jika dilihat dari target penyalurannya bagi MBR, kata Wapres, capaian Program Satu Juta Rumah untuk MBR pada tahun 2020 melampaui target, yaitu 80 persen dari target 70 persen yang ditetapkan.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Bilang Transaksi di Pasar Muamalah Menyimpang, Bagaimana Sih Mekanisme Sebenarnya?
Wapres turut mengingatkan bahwa angka backlog atau kebutuhan perumahan dibanding ketersediaan di Indonesia masih cukup tinggi.
"Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, kebutuhan terhadap rumah juga terus bertambah. Saat ini diperkirakan kebutuhan rumah berdasarkan kepemilikan sebesar 11,4 juta unit," ujar Ma'ruf.
Perbandingan antara kebutuhan perumahan dengan ketersediaannya, menurutnya, angkanya terus bertambah setiap tahunnya.
"Ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk segera mengatasinya. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya di antaranya dengan memberikan bantuan pembiayaan kepemilikan rumah, reformasi perizinan, dan insentif fiskal," paparnya.
Baca juga: Cegah Covid-19, Anies Baswedan Anjurkan Warga DKI Tetap di Rumah Saat Libur Imlek
Namun demikian, lanjut Wapres, pemerintah menyadari bahwa masih banyak hal yang perlu dibenahi di sektor perumahan, utamanya dalam menghadapi tekanan ekonomi karena pandemi Covid-19.
Oleh sebab itu, Ma'ruf menyebut pemerintah terbuka menerima masukan dari berbagai pihak dalam upaya menyediakan perumahan yang layak dan nyaman bagi masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah, baik untuk sektor formal maupun informal.
"Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok, di luar pangan dan sandang, sehingga ketersediaan, harga dan akses terhadap kepemilikan rumah mesti bisa dijangkau seluruh lapisan masyarakat," pungkasnya.