Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Muncul Nama Baru di Bursa Calon Kabareskrim, Bertugas di Luar Institusi Polri, Ini Profilnya

Irjen Karyoto, sosok jenderal bintang dua yang bertugas di luar Polri, disebut masuk lingkaran bursa Kabareskrim, terkenal hatam di bidang reserse.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Muncul Nama Baru di Bursa Calon Kabareskrim, Bertugas di Luar Institusi Polri, Ini Profilnya
Tribunnews.com/ Ilham Rian Pratama
Deputi Penindakan KPK Karyoto di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (14/10/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama-nama calon Kabareskrim terus bermunculan setelah kursi tersebut ditinggalkan Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang kini menjadi orang nomor satu Korps Bhayangkara.

Kursi Kabareskrim masih kosong, kini semua tugas Kabareskrim dikerjakan oleh Wakabareskrim.

Selain nama sejumlah Kapolda hingga Wakabareskrim, ada nama jenderal bintang dua yang tugas di luar institusi Polri diisukan masuk bursa calon kabareskrim.

Dia adalah Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Irjen Pol Karyoto yang merupakan lulusan Akpol tahun 1990.

Deputi Penindakan KPK Karyoto di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (14/10/2020).
Deputi Penindakan KPK Karyoto di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (14/10/2020). (Tribunnews.com/ Ilham Rian Pratama)

Namanya Masuk Bursa Calon Kabareskrim, Irjen Pol Karyoto Bersuara

Menanggapi isu tersebut, Karyoto mengatakan merupakan hal yang lumrah jika dirinya yang memiliki pangkat Inspektur Jenderal (Irjen) atau bintang dua dicalonkan sebagai Kabareskrim yang merupakan jenderal bintang tiga.

Namun, Karyoto menegaskan, tak memiliki ambisi untuk menduduki jabatan penting di Kepolisian tersebut.

BERITA REKOMENDASI

"Kalau kita dicalonkan ya namanya bintang dua wajar-wajar saja, tapi kalau kita bicara punya ambisi tidak ya," kata Karyoto saat dikonfirmasi, Selasa (16/2021).

Karyoto tak ingin berandai-andai mengenai isu tersebut.

Irjen Karyoto Masih Fokus di KPK

Saat ini, Karyoto mengaku fokus bekerja sebagai Deputi Penindakan KPK untuk mengusut berbagai kasus korupsi, termasuk dugaan suap pengadaan bantuan sosial (bansos) Covid-19.

"Prinsipnya di mana pun kita bekerja ya kita bekerja dengan baik. Seperti sekarang ada kecurigaan tentang bansos dan lain-lain," kata dia.

Karyoto sudah merasa terhormat hanya dengan namanya disebut menjadi calon Kabareskrim.

Namun, Karyoto menegaskan, dirinya hanya ingin fokus bekerja semaksimal mungkin.

"Prinsipnya juga kalau kita masuk dicalonkan saja itu sebuah kehormatan. Yang penting kita bekerja dengan baik. Mudah-mudahan apa yang kita kerjakan betul-betul dapat bermanfaat untuk bangsa dan negara. Dan ingat KPK ini bekerja pertanggungjawabannya ke publik," kata Karyoto.

Deputi Penindakan KPK Karyoto
Deputi Penindakan KPK Karyoto (Ilham Rian/Tribunnews.com)

Profil Irjen Pol Karyoto

Karyoto merupakan perwira tinggi Polri yang sejak 14 April 2020 brsamaan dengan amanahnya menjabat Deputi Penindakan KPK.

Dirinya berpangkat Inspektur Jenderal Polisi atau Jenderal Bintang Dua.

Pria kelahiran Pemalang Oktober 1968 tersebut merupakan lulusan Akpol tahun 1990.

Dia berpengalaman dalam bidang reserse.

Bahkan memiliki segudang pengalaman di Bareskrim Polri, di mana pada tahun 2010 dirinya mengemban tugas sebagai Penyidik Utama Tk II Dit III/Kor Dan WCC Bareskrim Polri, dan pada tahun 2011 sebagai Kasubdit III Dittipidkor Bareskrim Polri.

Lantas pada tahun 2015 dirinya masuk sebagai Analis Kebijakan Madya bidang Pideksus Bareskrim Polri.

Tiga tahun kemudian pada 2018 dirinya menjabat sebagai Analis Kebijakan Utama bidang Pidkor Bareskrim Polri.

Dan sebelum menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK, Karyoto pernah menjabat sebagai Wakapolda Sulawesi Utara pada tahun 2018, dan pada 2019 menjabat sebagai Wakapolda DIY (2019).

Tangani Kasus yang Menjerat Edhy Prabowo

Dikutip dari Kompas.com Karyoto menangani kasus korupsi terkait izin ekspor benih lobster yang menjerat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo.

Sebelumnya Karyoto mengatakan melakukan penyelidikan, serta mengumpulkan informasi untuk mengusut dugaan kasus korupsi tersebut.

Pengumpulan informasi itu juga dilakukan melalui teknologi informasi dan perbankan.

"Apa yang kita lakukan yang dikatakan sebagai suatu yang berkelanjutan terus-menerus akhirnya pada waktunya kita bisa mengambil dan menangkap yang dikategorikan sebagai orang-orang yang menjadi tersangka di sini,"

Hingga akhirnya KPK menetapkan Edhy Prabowo, serta enam orang lainnya sebagai tersangka, yakni staf khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Safri dan Andreau Pribadi Misata, pengurus PT Aero Citra Kargo Siswadi, staf istri Menteri Kelautan dan Perikanan Ainul Faqih, Direktur PT Dua Putra Perkasa Suharjito, serta seorang pihak swasta bernama Amiril Mukminin.

Wakil Ketua KPK, Nawawi Pomolango didampingi Deputi Penindakan KPK, Karyoto menunjukkan tersangka beserta barang bukti pada konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Rabu (25/11/2020). KPK resmi menahan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo bersama enam orang lainnya terkait Operasi Tangkap Tangan (OTT) dalam kasus dugaan menerima hadiah atau janji terkait perizinan tambak usaha dan/atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya. Tribunnews/Irwan Rismawan
Wakil Ketua KPK, Nawawi Pomolango didampingi Deputi Penindakan KPK, Karyoto menunjukkan tersangka beserta barang bukti pada konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Rabu (25/11/2020). KPK resmi menahan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo bersama enam orang lainnya terkait Operasi Tangkap Tangan (OTT) dalam kasus dugaan menerima hadiah atau janji terkait perizinan tambak usaha dan/atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Sebelumnya Ada Empat Calon Kabareskrim

Untuk posisi Kabareskrim beredar kabar, sedikitnya ada empat calon, yakni Irjen Wahyu Widada (Kapolda Aceh), Irjen Nico Alfinta (Kapolda Jatim), Irjen Ahmad Dofiri (Kapolda Jabar), dan Irjen Wahyu Hadinigrat (Wakabareskrim).

Dua dari empat kandidat calon Kabareskrim merupakan jenderal yang antar makalah ke DPR

Listyo Sigit Prabowo menjalani fit and proper test (uji kelayakan dan kepatutan) di hadapan Komisi III DPR RI, Rabu (20/1/2021).

Sebelum fit and proper test itu, Listyo diharuskan membuat makalah sebagai bahan pertanyaan bagi para anggota dewan.

Selasa sore makalah yang dibuat Listyo diantarkan ke DPR.

Sejumlah perwira tinggi Polri mengantarkan langsung makalah itu.

Rombongan para jenderal itu dipimpin Kapolda Aceh Irjen Wahyu Widada.

Ikut pula dalam rombongan itu Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdi Sambo dan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta.

Baca juga: Polri: Calon Kabareskrim Masih Diproses Wanjakti

Wahyu merupakan teman seleting (seangkatan) Listyo di Akademi Kepolisian (Akpol) 1991.

Dia adalah peraih Adhi Makayasa alias lulusan terbaik di angkatannya.

Sementara Sambo adalah mantan anak buah Listyo di Bareksrim.

Sebelum dipromosikan menjadi jenderal bintang dua, Sambo merupakan Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri saat masih berpangkat Brigadir Jenderal. (tribun network/thf/ilh/Tribunnews.com/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas