2 Pendiri Demokrat Tuding SBY Telah Membuat PD Jadi Partai Keluarga: Dimulai Sejak Tahun 2013
Belakangan, konflik ini meluas dan menyeret nama mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Editor: Malvyandie Haryadi
"Kongres jadi-jadian, tidak ada tata tertib, tidak ada pertanggung jawaban keuangan dan program. Bahkan AD/ART 2020 dibuat diluar setelah konggres," ucapnya.
Sementara itu, HM Darmizal MS menyoroti dampak dari perubahan Partai Demokrat menjadi partai keluarga SBY.
Menurut Darmizal, imbas hal tersebut, tren perolehan suara partai Demokrat dalam pemilu selalu menurun.
Termasuk diantaranya saat AHY diujicoba dalam Pilkada DKI dan Pemilu 2019, di mana suara Partai Demokrat terus turun hingga hanya sebesar 7 persen.
“Lagi-lagi partai yang dikelola dengan manajemen keluarga tidak dapat membuktikan membesarkan dan memenangkan Partai Demokrat," kata Darmizal.
Seperti diketahui, dalam kepengurusan Partai Demokrat periode 2015-2020, jabatan-jabatan strategis di jajaran pengurus DPP semakin dikuasai oleh keluarga SBY.
Bahkan setelah AHY gagal dalam bursa Gubernur DKI 2017, SBY menobatkan AHY sebagai Komandan Tugas Utama (Kogasma) yang fungsinya memenangkan Pemilu 2019.
Hasilnya, peroleh suara Partai Demokrat justru terus semakin anjlok.
Dorong Digelarnya KLB
Gejolak di dalam tubuh Partai Demokrat kian panas.
Salah satu senior partai berlambang mercy tersebut, Max Sopacua kini mulai terang-terangan memberikan pernyataan melawan pengurus partai yang ada saat ini.
Max Sopacua mengungkapkan, bahwa deklarator dan senior partai menginginkan adanya perubahan di Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono.
Termasuk dirinya, Max dengan senior partai yang lainnya mendorong digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.
"KLB itu sesuatu yang tidak haram, KLB itu terdaftar atau merupakan pasal penting dalam AD/ART semua partai politik di dunia," kata Max saat dihubungi Tribunnews, Senin (22/2/2021).