Tingkat Kepatuhan Masyatakat Membaik Dampak dari PPKM dan PPKM Mikro
Kepatuhan terhadap protokol kesehatan terlihat mengalami perkembangan yang cukup baik setelah PPKM Jawa Bali dan PPKM mikro.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peta zonasi kepatuhan terhadap protokol kesehatan terlihat mengalami perkembangan baik setelah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat PPKM Jawa Bali dan PPKM mikro.
Per 21 Februari 2021, peta zonasi memperlihatkan tingkat kepatuhan diatas 60 persen.
Dan perkembangan yang sejalan juga terlihat pada perkembangan kasus positif mingguan.
"Kabupaten/kota yang sudah patuh memakai masker melebihi 75 persen atau sebanyak 284 kabupaten/kota," ungkap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19, Kamis (25/2/2021).
Baca juga: Satgas Covid-19: Vaksinasi di KPK Sudah Melalui Pertimbangan yang Berbasis Data
Namun, yang menjadi catatan, masih terdapat 99 kabupaten/kota dengan kepatuhan di kisaran 61 - 75 persen.
Bahkan terdapat 71 kabupaten/kota kurang dari 60 persen.
Lalu, pada kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan, didominasi kabupaten/kota dengan tingkat kepatuhan melebihi 75 persen yaitu sebnyak 275 kabupaten/kota.
Meski demikian, masih terdapat kabupaten/kota dengan tingkat kepatuhan 61 - 75 persen atau 105 kabupaten/kota.
Bahkan terdapat 74 kabupaten/kota dengan tingkat kepatuhan dibawah 60 persen.
Baca juga: Cerita Wartawan Ikut Vaksinasi Covid-19: Denyut Nadi Seperti Habis Lari
Dan jika menyandingkan peta zonasi kepatuhan protokol kesehatan dan perkembangan kasus positif Covid-19 mingguan terlihat sejalan.
Melihat grafiknya, pada 3 minggu pertama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kabupaten/kota Jawa - Bali, grafiknya terus meningkat.
Namun, grafiknya menurun pada minggu PPKM mikro, meskipun sedikit meningkat pada minggu ini atau minggu kedua.
Hal ini sejalan dengan grafik kepatuhan memakai masker, yang mana grafiknya terlihat menurun sebelum PPKM hingga minggu keempat PPKM.
Dan selanjutnya grafiknya terus meningkat hingga saat ini atau minggu kedua PPKM mikro.
Pada grafik kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan, terlihat terus meningkat sejak PPKM hingga minggu kedua PPKM mikro atau terus meningkat selama 4 minggu berturut-turut.
"Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya, ketika terjadi penurunan pada kepatuhan protokol kesehatan, maka penambahan kasus positif cenderung meningkat," lanjut Wiku.
Karenanya, ia mengingatkan kembali, jika semakin banyak yang tidak patuh, maka potensi penularan semakin tinggi, dan kemungkinan penambahan kasus positif juga semakin tinggi.
Hal ini terlihat pada perkembangan kasus positif minggu ini yang persentasenya kembali mengalami peningkatan.
Baca juga: Terasa Nyeri dan Pegal Jadi Efek Samping Paling Umum Usai Disuntik Vaksin, Mengapa Bisa Terjadi?
Untuk itu ia menyampaikan anjuran kepada masyarakat agar memperhatikan beberapa hal.
Misalnya, kelompok usia produktif yang imunitasnya kuat dan masih beraktivitas di luar rumah, meskipun sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, maka setibanya di rumah harus segera berganti pakaian dan membersihkan diri.
Dan menghindari langsung kontak dengan anggota keluarga kelompok usia rentan, karena potensi penularan masih tetap ada.
Untuk itu, menerapkan protokol kesehatan yang ketat tidak hanya di luar rumah, melainkan ketika di lingkungan rumah pun juga harus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat secara menyeluruh, disiplin dan konsisten.
"Dengan begitu, potensi penularan dapat ditekan dengan meminimalisir kemungkinan kita menjadi carrier atau pembawa virus bagi orang-orang di sekitar kita," pesan Wiku.