Amini Kata Jhoni Allen, Marzuki Alie Mengaku Pernah Dilobi Agar Tak Maju Jadi Ketua Umum Demokrat
Marzuki Alie mengatakan SBY menyuruh beberapa orang untuk melobi dirinya tak maju sebagai kandidat ketua umum Demokrat.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan kader Partai Demokrat Jhoni Allen Marbun mengungkapkan dirinya pernah melobi Marzuki Alie untuk tidak maju sebagai calon Ketua Umum Partai Demokrat atas perintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Marzuki Alie pun mengonfirmasi kebenaran pernyataan Jhoni Allen itu.
Hal itu terjadi sebelum penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat pada 2013 di Bali.
Baca juga: Beda Versi SBY dan Jhoni Allen Soal Pendirian Partai Demokrat, Singgung SBY Hanya Sumbang Rp100 Juta
Selain Jhoni Allen Marbun, Marzuki Alie mengatakan SBY menyuruh beberapa orang untuk melobi dirinya tak maju sebagai kandidat ketua umum Demokrat.
"Rupanya SBY ingin jadi ketum. Nah, ingin jadi ketum kemudian saya kan enggak tahu tadinya. Akhirnya banyak yang lobi saya untuk supaya menyerahkan ke SBY, antara lain Jhoni Allen," kata Marzuki Alie kepada wartawan, Senin (1/3/2021).
Kemudian, Marzuki Alien menceritakan pertemuannya dengan Jhoni Allen Marbun sebelum penyelenggaraan KLB.
Baca juga: Michael Wattimena Geram Jhoni Allen Jelek-jelekkan SBY dan Demokrat: Tak Elok Bicara di Depan Umum
Marzuki Alie saat itu sedang berkonsolidasi dengan para pendukungnya untuk persiapan KLB.
"Saya ketemu Jhoni, 'ke mana kau nih dicari-cari?' kata Jhoni. Saya pagi tuh memang menghilang. Saya kan mengkonsolidasikan orang-orang saya. Sudah siang, kan, ketemu Bang Jhoni. 'Wah kau gini gini gini'. Ya biasa, John, namanya kontestasi, saya bilang, demokrasi. Kan saya harus siapkan pasukan, saya bilang. Udahlah, terima ajalah Pak SBY mau jadi ketum' katanya. Ah bener, saya bilang. Aku enggak percaya," ungkap Marzuki.
Setelah bertemu Jhoni Allen Marbun, Marzuki Alie sempat dipertemukan dengan SBY untuk membicarakan hal tersebut.
Namun, dalam pertemuan itu, Marzuki Alie menginginkan adanya saksi.
Baca juga: Jhoni Allen: SBY Merekayasa Kongres V Demokrat, Peserta Tidak Punya Hak Suara Diusir Keluar
"Akhirnya diketemukan dengan SBY. Waktu diketemukan dengan SBY itu saya nggak mau sendiri. Waktu datang saya diminta SBY, saya bilang. Tapi saya minta ada saksi, saya tidak mau tidak ada saksi," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Jhoni Allen mengatakan, setelah Ketua Umum Demokrat terpilih 2010 Anas Urbaningrum menjadi tersangka, Demokrat menggelar kongres luar biasa di Bali pada 2013.
Ketika itu, kata Jhoni Allen, SBY mengatakan hanya akan melanjutkan sisa kepemimpinan Anas Urbaningrum hingga tahun 2015.
Selain itu, Jhoni Allen mengaku dirinya pernah diperintah SBY untuk membujuk Marzuki Alie agar tidak maju sebagai kandidat ketua umum.
Padahal, Marzuki Alie mendapatkan suara terbesar kedua setelah Anas saat Kongres II.
"Saya diperintahkan oleh SBY untuk membujuk Marzuki Alie yang saat itu menjabat ketua DPR RI untuk tidak maju sebagai kandidat Ketua Umum Partai Demokrat," ujarnya.
Jangan Umbar Pepesan Kosong
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menanggapi tudingan yang dilontarkan mantan kader Demokrat, Jhoni Allen Marbun yang telah dipecat pada Jumat (26/2/2021) lalu.
Diketahui, Jhoni Allen menuding Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mengkudeta posisi Ketua Umum Anas Urbaningrum di masa lalu.
Tudingan tersebut pun dibantah keras oleh Herzaky.
Baca juga: Jhoni Allen Tuding SBY Tak Berdarah-darah Bangun Partai, Demokrat Geram: Itu Manipulasi Sejarah
Kala itu, lanjut Herzaky, SBY tidak melakukan kudeta, namun justru melindungi posisi Anas Urbaningrum.
"Kalau dibilang Bapak SBY kudeta Anas, sejarah Partai Demokrat justru melindungi Anas."
"Permintaan DPD dan DPC agar Anas di KLB-kan justru haknya dilindungi oleh majelis tinggi waktu itu."
"Meskipun elektabilitas Partai Demokrat turun terus waktu itu karena kasus Anas," kata Herzaky dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Senin (1/3/2021).
Menurutnya, karena Anas baru diterpa isu dan belum menjadi tersangka, Majelis Tinggi Partai akhirnya melakukan penyelamatan hak Anas sebagai Ketum.
Sampai akhirnya, tambah Herzaky, posisi Anas sulit diselamatkan karena ditetapkan sebagai tersangka.
Ia pun menegaskan, pernyataan tersebut tertulis dengan jelas dalam AD/ART Partai Demokrat.
Untuk itu, Herzaky meminta kepada para kader yang telah dipecat, tidak lagi mengumbar pernyataan bohong.
Baca juga: Sempat Temui SBY, Jhoni Allen Tetap Dipecat Oleh Demokrat, Ini Alasannya
Terlebih, mengumbar isu yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tertulis dalam AD/ART partai.
"Jadi, untuk mantan kader kami yang baru saja dipecat sebagai kader, jangan umbar pepesan kosong."
"Jangan buat kisruh dan rusak demokrasi kita," paparnya.
"Kami, Partai Demokrat, sedang fokus bekerja untuk membantu rakyat terdampak covid-19 dan bencana. Tidak perlu meladeni lagi pepesan kosong dari mantan kader yang baru saja kami pecat," tegasnya.
Bahkan, Herzaky juga meminta para kader seperti Jhoni Allen yang telah dipecat, tidak lagi membawa nama Demokrat di hadapan publik.
Ia menyebut, pernyataan para kader yang telah dipecat dari partai hanya nyanyian sumbang karena merasa kecewa.
Padahal, kata Herzaky, ketujuh kader yang dipecat itu akibat dari tindakan mereka sendiri yang ingin mengkudeta Partai Demokrat.
"Anda-anda dipecat karena tindakan Anda sendiri, terlibat dalam Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat dan bekerja sama dengan oknum kekuasaan melakukan abuse of power serta mencederai demokrasi Indonesia," ujar Herzaky.
Baca juga: Marzuki Alie Tanggapi KLB Demokrat, Sebut Belum Putuskan Apapun dan Ada Campur Tangan Eksternal
Terakhir, ia pun menegaskan jika Partai Demokrat tetap solid dibawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Para pemilik suara dan kader di pusat maupun di daerah, di akar rumput, banyak yang bersuka cita para pelaku GPK PD yang bekerja sama dengan oknum kekuasaan dipecat."
"Partai Demokrat alhamdulillah solid di bawah Ketua Umum AHY. Bahkan, di Jatim ada yang cukur gundul menyampaikan rasa syukurnya," pungkas Herzaky.