Berembus Isu Nazaruddin Jabat Bendahara Umum Partai Demokrat Kubu Moeldoko, Ini Jawaban Jhoni Allen
Muhammad Nazaruddin ramai diisukan menjabat posisi Bendahara Umum (Bendum) DPP Partai Demokrat kubu Moeldoko.
Penulis: Reza Deni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Muhammad Nazaruddin ramai diisukan menjabat posisi Bendahara Umum (Bendum) DPP Partai Demokrat kubu Moeldoko.
Diketahui, jabatan tersebut pernah diembannya di bawah Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun, hal itu dibantah oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Demokrat kubu Moeldoko Jhonni Allen Marbun.
"Bukan (Nazaruddin sebagai Bendum)," kata Sekjen PD versi KLB Jhoni Allen Marbun di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/3/2021).
Dia menyebutkan, posisi tersebut sudah diisi oleh orang lain. Meski demikoan, Jhoni tak ingin mengungkap detailnya ke publik.
Baca juga: Gatot Nurmantyo Bocorkan Sosok yang Tawarinya Jadi Ketum Demokrat Versi KLB: Eks Kader Demokrat
Lebih jauh, Jhoni mengatakan struktur kepengurusan DPP Demokrat hasil KLB Sumut sudah ditetapkan.
Adapu pengumuman bakal disampaikan setelah diresmikan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
"Nanti dokumen yang menjawabnya," ujar dia.
Sebelumnya, Kubu Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) menanggapi soal kepengurusan PD yang diketuai oleh Moeldoko tersebut.
Terutama, soal isu yang berembus mantan Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazarudin.
Baca juga: Hari Ini, Partai Demokrat Pimpinan AHY akan Sambangi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
"Masalah siapa-siapa yang pengurus saya belum tahu, mereka yang menilai, apakah Pak Nazarudin waktu divonis dihilangkan hak politiknya berapa tahun, enggak tahu," kata Kepala Badan Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat versi KLB Razman Nasution dalam konferensi pers di Dapur Sunda, Jakarta Selatan, Selasa (9/3/2021).
Namun, Razman mengatakan hanya dirinyalah yang baru diberitahu soal status dirinya.
"Saya sudah diberitahu, harus tampil di hadapan saudara-saudara. Saya sebagai Ketua Badan Komunikasi PD, saya bisa cakap-cakap," pungkas Razman.
Diketahui, Mantan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kotamobagu, Gerald Pieter Runtuthomas yang juga merupakan Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat Deli Serdang menyatakan kesaksiannya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin turut memberikan sejumlah uang kepada peserta KLB.
Baca juga: Jhoni Allen Marbun Sebut SBY Mengamputasi Demokrasi di Demokrat, Mengambil Hak Para Kader
Pemberian uang oleh M Nazaruddin ini kata Gerald dilakukan guna mengobati rasa kecewa para peserta KLB yang sudah terlanjur dijanjikan uang besar.
Itu disampaikan Gerald melalui video yang ditayangkan dihadapan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta pengurus DPD dan DPC Partai di Kantor DPP Partai Demokrat.
Dalam video tersebut Gerald membeberkan kronologi bagaimana dirinya bisa mengikuti komplotan KLB Deli Serdang.
Dirinya mengaku awalnya diajak oleh mantan kader Demokrat bernama Veckey Gandey, namun ajakan tersebut sempat ditolak.
Baca juga: Di Tengah Polemik Partai Demokrat, Relawan EBY Gelar Doa Bersama
Kendati demikian, Vecky kembali membujuk Gerald dengan iming-iming akan dikasih uang sebesar Rp 100 juta jika mau mengikuti KLB tersebut.
"Saya ikut (KLB) karena diiming-imingi uang besar Rp100 juta, yang pertama kalau sudah datang di lokasi akan mendapatkan 25 persen dari Rp100 juta yaitu Rp25 juta," kata Gerald saat Konferensi Pers Testimoni Peserta KLB Abal-Abal, di Gedung DPP Partai Demokrat, Senin (8/3/2021).
Kendati demikian, saat acara selesai Gerald mengaku hanya diberikan uang Rp5 juta. Atas peristiwa itu dia mengaku merasa menyesal karena sudah dikelabui.
"Saya hanya mendapatkan uang 5 juta dari hasil KLB, kami memberontak karena tidak sesuai harapan," kata dia.
Mendengar ada kekecewaan, kata Gerald dirinya dipanggil oleh mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin.
'Tiba-tiba (saya) dipanggil dan ditambahin uang Rp 5 juta oleh bapak M Nazarudin," ungkapnya.
Lebih jauh, Gerald mengatakan, Nazaruddin kembali melakukan hal serupa kepada kader dari daerah lain yang juga merasa kecewa atas perjanjian yang tersebut.
Satu di antaranya kata dia, ada dari peserta di Papua juga Sulawesi Utara.
"Mereka (para kader) melakukan lagi pemberontakan tiba-tiba diamankan oleh pak Nazaruddin begitu juga daerah lain terakhir Sulawesi Utara salah satunya saya," tuturnya.
Diakhir, eks Wakil Ketua DPC Kotamobagu ini mengaku menyesal dan menyampaikan permohonan maaf kepada AHY, serta Ketua DPD Sulawesi Utara Moor Bastian, dan Ketua DPC Kotamobagu Ir. Ishak Sugeha.
"Saya mohon maaf sebesar-besarnya dengan keterlibatan saya tanpa pamitan sama ketua, tanpa minta persetujuan, tanpa minta SK saya sudah melangkahi ketua datang ikut kongres dengan ajakan bapak Veckey karena iming-iming uang gede," tukasnya.