Sekjen PDIP Bantah Megawati Ketemu Moeldoko
Megawati mengajarkan seluruh kader PDI Perjuangan untuk tidak pernah melakukan intervensi terhadap urusan rumah tangga partai politik lain.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto membantah pemberitaan di Koran Tempo yang mengabarkan adanya pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko untuk membahas hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.
Hasto menyebut pemberitaan tersebut tidak berdasar dan menyesatkan.
"Pemberitaan secara sepihak Koran Tempo yang sepertinya ada pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri dengan Pak Moeldoko sama sekali tidak berdasar, dan pertemuan tersebut sama sekali tidak terjadi.
Apa yang diberitakan Koran Tempo telah melanggat prinsip dan etika jurnalistik," kata Hasto, Senin (15/3/2021).
Baca juga: KSP: KLB Demokrat Tidak Ada Kaitannya dengan Periodesasi Jabatan Presiden
Hasto mengatakan, Megawati mengajarkan seluruh kader PDI Perjuangan untuk tidak pernah melakukan intervensi terhadap urusan rumah tangga partai politik lain.
Sebab, PDIP memiliki pengalaman panjang bagaimana kedaulatan partai diintervensi kekuasaan Orde Baru.
"Ibu Ketua Umum Partai juga memiliki pengalaman bagaimana dikhianati, namun pada saat bersamaan kami lebih memilih langkah konsolidasi, menyatu dengan rakyat, dan membangun keyakinan, Satyam Eva Jayate bahwa kebenaran akan menang," ujar Hasto.
Baca juga: Demokrat Bantah Konflik Kudeta yang Terjadi Hanya Drama Politik untuk Menaikkan Simpati Publik
Keyakinan Satyam Eva Jayate itulah yang mendorong Partai terus menempuh jalan ideologi, jalan kerakyatan, jalan kebenaran yang bertumpu pada Pancasila, UUD 1945, dan terus menggali pemikiran Bung Karno bagi bangsa dan negara Indonesia.
"Bahkan terhadap Pak Harto yang sangat otoriter, dan korban yang begitu banyak di kalangan rakyat tidak berdosa, Partai pun memilih jalur hukum ketika kongres Partai diintervensi kekuasaan dan kantor Partai diserang," ujar Hasto.
Demikian pula ketika ada yang membangun kesan terzolimi dengan motif popularitas.
Baca juga: Pengamat: Moeldoko Tak Bisa Disalahkan soal Jadi Ketum Demokrat, Harusnya Jadi Koreksi AHY dan SBY
Hasto menyatakan seluruh anggota dan kader PDIP selalu bertahan pada keyakinan bahwa siapa yang menebar angin akan menuai badai.
"Politik itu pengabdian, berkeadaban, dan membangun masa depan. Mereka yang mendapatkan kekuasaan politik dengan tidak benar, akan mendapatkan karma politik. Itulah keyakinan dan ajaran leluhur," pungkas Hasto.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.