Jokowi: Program Kartu Pra-Kerja Diperuntukan untuk Semuanya
Hal itu disampaikan Presiden dalam pengarahan penerima Kartu Pra-Kerja di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/3/2021).
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Program Kartu Pra-Kerja sebenannya diperuntukan bagi siapapun, bukan hanya mereka yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Hal itu disampaikan Presiden dalam pengarahan penerima Kartu Pra-Kerja di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/3/2021).
"Program ini sebetulnya untuk semuanya. Siapapun boleh, yang lulus SMA, yang lulus SMK pun silahkan, yang lulus Perguruan tinggi juga silahkan, yang drop out pun juga silahkan, yang PHK silahkan," kata Presiden.
Hanya saja kata Jokowi, saat ini program tersebut diprioritaskan bagi mereka yang terkena PHK akibat Pandemi Covid-19.
"Tapi yang prioritas saat ini memang yang diberi prioritas yang diutamakan yang terkena pemutusan hubungan kerja. Tapi sebetulnya ini untuk siapapun," kata dia.
Baca juga: CARA CEK Hasil Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 14 di www.prakerja.go.id, Ini Panduan Ikut Pelatihan
Jokowi mengatakan bahwa peminat program Kartu Pra-Kerja banyak sekali. Berdasarkan pemaparan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Jumlah pendaftar kartu Pra-Kerja kurang lebih 55 juta orang.
Hanya saja yang diterima hingga saat ini yakni 7,4 juta yang terdiri dari 5,6 juta pada 2020 dan 1,8 juta pada 2021.
"Artinya apa? Memang belum tertampung semuanya dan ada kurang lebih 1700 pelatihan, 1700 macam pelatihan yang disiapkan oleh 165 lembaga pelatihan," katanya.
Menurut Presiden berdasarkan survei yang telah dilakukan 88 persen anggota program kartu pra kerja merasa keterampilannya meningkat setelah mengikuti pelatihan.
Hal itu sesuai dengan tujuannya dirancangnya program kartu pra-kerja.
"Ini yang kita harapkan. Karena dalam zaman yang penuh dengan kompetisi seperti ini kalau keterampilan kita, skill kita tiap hari tidak kita perbaiki, perbaiki, perbaiki, hilang kita. Loh tahu-tahu kok saya kehilangan pekerjaan? ya karena skillnya, yang lain memperbaiki skill, memperbaiki keterampilan dan kita tidak," pungkas Presiden.