Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Warga Mulai Rebutan Minta Divaksin Covid-19, Dulu Ragu

Sejumlah guru di Polman terpaksa dilarikan ke ruang perawatan usai berdesakan ingin menerima vaksinasi covid-19, Kamis (18/3/2021).

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Fakta Warga Mulai Rebutan Minta Divaksin Covid-19, Dulu Ragu
Ist via Tribun Timur
Ratusan guru di Polman Provinsi Sulawesi Barat berdesak-desakan untuk menerima vaksinasi Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Warga kini antusias untuk menerima vaksinasi Covid-19, bahkan jadi rebutan.

Warga di sejumlah wilayah Indonesia ingin mendapatkan vaksin yang dipercaya untuk mengantisipasi virus corona.

Padahal awal mula munculnya vaksin dijejali dengan keraguan akan manfaat vaksin. Termasuk hoaks soal kehalalan dan vaksin Covid-19 yang kerap muncul di media sosial.

Hingga kemudian muncul kampanye vaksinasi dari pemerintah 'Halal dan Aman'.

Bahkan ada tokoh nasional yang mencibir manfaat vaksin Covid-19 meskipun belakangan kabarnya dia juga ikut divaksin.

Kini warga mulai antusias ingin divaksin Covid-19.

Pertama kali Lansia ber-KTP Kabupaten Bekasi dapat vaksinasi Covid-19 di Meikarta, bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kab. Bekasi dan Rumah Sakit Siloam
Pertama kali Lansia ber-KTP Kabupaten Bekasi dapat vaksinasi Covid-19 di Meikarta, bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kab. Bekasi dan Rumah Sakit Siloam (ist)

Berikut fakta-faktanya seperti dirangkum Tribunnews.com, Kamis (18/3/2021):

Berita Rekomendasi

1. Desak-desakan minta divaksin

Kabar pertama datang dari Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat.

Sejumlah guru disana terpaksa dilarikan ke ruang perawatan usai berdesakan ingin menerima vaksinasi covid-19, Kamis (18/3/2021).

Ada dua guru yang dikabarkan dilarikan ke rumah sakit lantaran kelelahan setelah berjam-jam mengantre.

Mereka berdesakan bahkan saling dorong dengan petugas yang melakukan penjagaan di pintu masuk gedung Gabungan Dinas (Gadis), tempat pelaksanaan vaksinasi berlangsung.

Tak hanya berdesakan, bahkan ratusan guru yang antrepun abai terhadap protokol kesehatan (Prokes) covid-19.

Baca juga: Pemerintah Targetkan 1,1 Juta Vaksin AstraZeneca Habis Terpakai dalam 6 Hari

Meski aparat keamanan dari Kepolisian dan Satpol PP, berulang kali mengingatkan para guru untuk mematuhi protokol kesehatan.

“Terlalu lama di luar, mungkin juga lapar dan ada penyakit bawaan apalagi berdempetan akhirnya kelelahan, “ kata Kepala Satpol PP Polewali Mandar, Aco Djalaluddin.

Menurut Aco, sejak awal pihaknya telah berupaya mengatur agar proses penyuntikan vaksin para tenaga pendidik ini berjalan tertib.

Namun tingginya keinginan untuk menerima vaksin, diduga menjadi penyebab banyaknya guru yang nekat mengabaikan protokol kesehatan.

2. Korban hoaks

Antusias warga untuk mendapatkan Vaksin Covid-19 sangat tinggi.

Informasi hoaks terkait kegiatan vaksinasi Covid-19 di Istora Senayan kembali tersebar.

Kali ini ada informasi yang menyebutkan bahwa giat vaksinasi yang digelar Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu bisa melayani warga non-lansia.

Padahal, sentra vaksinasi itu hanya melayani pegawai BUMN yang telah terdata serta warga lanjut usia di atas 59 tahun.

Akibat informasi hoaks itu, banyak warga non-lansia yang datang ke Istora Senayan harus ditolak mentah-mentah oleh petugas.

"Banyak banget dari tadi pagi yang datang dari non-lansia. Sudah ada 100 lebih mungkin," kata Nadya, salah satu anggota panitia vaksinasi saat ditemui Kompas.com di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (16/3/2021).

Nadya pun secara berkala mengumumkan lewat pengeras suara bahwa vaksinasi di Istora Senayan ini bukan untuk masyarakat umum.

Laras (46) menjadi salah satu korban informasi hoaks itu.

Ia sudah datang jauh-jauh dari Bekasi ke Istora Senayan dengan harapan mendapatkan vaksinasi. Namun, ia justru ditolak oleh petugas.

Ia bahkan sempat mendatangi lokasi vaksinasi khusus untuk awak media di Hall Basket GBK, yang jaraknya tak terlalu jauh dari Istora Senayan.

"Saya tahu dari tetangga saya katanya ada yang untuk masyarakat umum, makanya saya datang. Sudah dari Istora ke sini (Hall GBK) ternyata tidak bisa juga ya," ujarnya.

3. Salah sasaran

Di Jakarta, sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang mengeluhkan sulitnya mengikuti vaksinasi yang digelar di pasar tersebut.

Di sisi lain, didapati bahwa beberapa warga yang mengikuti vaksinasi bukan lah pedagang di Pasar Tanah Abang.

Kesulitan untuk mendapat vaksinasi ini dialami Lina, pemilik empat toko pakaian di Pasar Tanah Abang.

Pada Sabtu (6/3/2021) siang tadi, ia bersama sejumlah karyawannya mendatangi lokasi vaksinasi di Lantai 12 Blok A Pasar Tanah Abang.

Ia protes kepada panitia yang berada di meja registrasi karena lima orang karyawannya kesulitan mendapat vaksin.

Yusuf, salah satu karyawan di toko Lina menjelaskan, ia dan rekan-rekannya telah mendaftar untuk vaksinasi sejak Kamis (4/3/2021).

"Hari Kamis cuma daftar aja. Disuruh suntiknya hari Jumat," katanya.

Namun, saat datang hari Jumat kemarin, Yusuf dan keempat rekannya tak mendapat suntikan vaksin karena kehabisan.

Di saat bersamaan, justru ditemukan warga bukan pedagang yang bisa dengan mudah mengikuti vaksinasi.

Pada Sabtu siang tadi, Kompas.com menemukan ada dua orang yang bukan pedagang namun mendapatkan vaksin.

Keduanya memang masih karyawan salah satu pemilik toko di Blok A Pasar Tanah Abang.

Namun, mereka tidak bekerja di toko tersebut, melainkan di tempat usaha yang berbeda.

"Kalau saya kerjanya di gudang di Pluit. Ini teman saya (Devi) juga sama," kata Ahmad saat ditemui Kompas.com usai vaksinasi.

Baca juga: Presiden Tinjau Vaksinasi Massal 500-an Guru di Makassar

Ahmad mengaku ia dan Devi bisa mendapat vaksinasi karena didaftarkan oleh bosnya.

Mereka didaftarkan untuk vaksinasi sejak Februari atau awal kegiatan vaksinasi ini dibuka.

Hari ini keduanya sudah menjalani penyuntikan untuk vaksin dosis kedua.

Ahmad mengaku tak sulit baginya mendapat jatah vaksin meskipun bukan pedagang. Ia cukup menyetorkan Kartu Tanda Penduduk ke bosnya.

4.  Pengakuan Wagub DKI

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim, program vaksinasi Covid-19 bagi lansia disambut antusias oleh masyarakat.

Ia pun memastikan, hingga saat ini tidak ada laporan penolakan dari warga soal program vaksinasi warga berusia di atas 60 tahun ini.

"Lansia justru berbondong-bondong ingin mendapatkan vaksin. Karena mereka lansia, ada kekhawatiran yang tinggi," ucapnya, Kamis (18/3/2021)

Tanggapan positif ini dikatakan Ariza tidak terlepas dari peran aktif masyarakat yang mendorong para lansia untuk segera divaksin.

Pasalnya, fatality rate atau tingkat kematian untuk kelompok umur di atas 60 tahun cukup tinggi dibandingkan lainnya.

"Justru keluarganya mendorong agar para orang tua, para kakek nenek segera divaksin," ujarnya di Balai Kota Jakarta.

Politisi Gerindra ini pun mengapresiasi warga yang sangat antusias menyukseskan program vaksinasi Covid-19 yang dicanangkan pemerintah.

Menurutnya, tanpa peran aktif dari masyarakat program ini tak akan berjalan dengan mulus.

Sumber: Tribun Timur/Kompas.com/Tribun Jakarta

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas