Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepala Perpusnas: Persoalan Indonesia adalah Rendahnya Indeks Literasi

Rendahnya indeks literasi terjadi karena selama ini penyelesaian hanya berkutik pada sisi hilir.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kepala Perpusnas: Persoalan Indonesia adalah Rendahnya Indeks Literasi
Tribunnews/JEPRIMA
Pengunjung saat melihat-lihat pameran seni rupa InterCov-19 dengan mengangkat tema Creative Freedom to The Heal the Nation (Artists Respond To Pandemic) di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (15/10/2020). Pameran ini diikuti kurang lebih 200 karya seni meliputi hasil seni lukis, seni grafis, dan seni patung, foto digital dan lain-lain. Pameran ini merupakan bentuk dukungan Perpusnas untuk mendukung langkah seniman agar kembali bangkit akibat terdampak pandemi virus corona (Covid-19) dengan tetap menghasilkan suatu karya yang memberikan pesan moral positif. Tribunnews/Jeprima 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando mengungkapkan saat ini tingkat literasi di Indonesia masih rendah.

Menurut Syarif, minimnya tingkat literasi masih menjadi permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia.

"Persoalan Indonesia adalah rendahnya indeks literasi. Literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu objek ilmu pengetahuan," ujar Syarif dalam Rakornas Bidang Perpustakaan 2021 secara daring, Senin (22/3/2021).

Rendahnya indeks literasi, menurut Syarif, terjadi karena selama ini penyelesaian hanya berkutik pada sisi hilir. Syarif mengatakan sisi hilir adalah masyarakat.

Selama ini masyarakat, kata Syarif, selalu dihakimi dengan anggapan rendahnya budaya baca.

Baca juga: Kepala Perpusnas: Membangun Literasi Perlu Dukungan Pemerintah Daerah

Baca juga: Perpusnas dan Politeknik STIA LAN Kerjasama Kembangkan Sumber Daya Perpustakaan

"Sisi hilir adalah masyarakat yang terus dihakimi, sebagai masyarakat yang rendah budaya bacanya, yang otomatis karena diklaim sebagai rendah budaya bacanya. maka pasti rendah indeks literasinya," tutur Syarif.

BERITA REKOMENDASI

Padahal, menurut Syarif, sisi hulu juga harus bertanggung jawab memberikan sarana masyarakat untuk membaca.

Syarif mengungkapkan sisi hulu adalah negara yang terdiri dari unsur eksekutif, legislatif, yudikatif hingga TNI-Polri. Lalu institusi pendidikan, para penulis, hingga penerbit.

"Bagaimana semua komponen bangsa bisa memastikan kehadiran buku yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dari Sabang sampai Merauke yang penduduk Indonesia tersebar banyak sekali di daerah pelosok pedesaan yang sangat luas," kata Syarif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas