Indonesia Masih Dibayangi Tingginya Angka Kematian Ibu Melahirkan
Begitu pula dengan angka kematian balita yang juga menunjukkan jumlah lebih tinggi dibandingkan negara lain, termasuk Malaysia
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah berupaya 'melahirkan' generasi penerus yang berkualitas sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) unggul untuk bisa menciptakan ketahanan dan kemandirian bangsa, termasuk dalam bidang kesehatan.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan bahwa Indonesia diprediksi mengalami masa bonus demografi pada periode 2030 hingga 2040.
Pada momen ini, jumlah penduduk usia produktif yakni yang berusia 15 hingga 64 tahun akan lebih mendominasi jika dibandingkan mereka yang berusia tidak produktif yakni yang berada di bawah 15 tahun di atas 64 tahun.
"Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi pada tahun 2030-2040, jadi kondisi di mana penduduk usia produktif antara 15 sampai 64 tahun lebih besar dibandingkan usia tidak produktif," ujar Ma'ruf, dalam agenda virtual bertajuk 'Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan Indonesia', Kamis (25/3/2021).
Baca juga: Survei Terbaru: Data Demografi Lengkap Anak Muda yang Puas Terhadap Kinerja Jokowi
Ia pun menekankan bahwa sebenarnya momen ini bisa dimanfaatkan untuk mendorong kemajuan bangsa dalam segala bidang, jika benar-benar diperhatikan dan diberdayakan.
Bonus Demografi ini bisa menjadi SDM yang unggul, jika kondisi kesehatan kelompok usia 15 hingga 64 tahun tersebut dapat terjaga secara baik.
"Bonus demografi ini akan menjadi sarana lompatan kemajuan bangsa, apabila kita bisa memanfaatkan bonus tersebut dengan memastikan kelompok produktif tersebut berkualitas unggul, termasuk kesehatannya," tegas Ma'ruf.
Kendati demikian, ia justru melihat hal yang sebaliknya.
Karena saat ini pemerintah masih memiliki banyak catatan terkait kesehatan masyarakat yang produktif.
"Namun saya melihat bahwa saat ini kita masih harus bekerja keras untuk mewujudkan SDM yang memiliki kualitas kesehatan yang unggul," jelas Ma'ruf.
Baca juga: Disebut Sebagai Otak Kedua”, Ini Pentingnya Menjaga Kesehatan Saluran Cerna Anak di Masa Pandemi
Ia pun mengutip laporan World Health Statistics 2020 yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait angka kematian ibu melahirkan di Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan negara lain.
"Menunjukkan bahwa angka kematian ibu melahirkan di Indonesia masih 177 per 100.000 kelahiran hidup.
Ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Malaysia yaitu 29, Thailand 37, dan Vietnam 43 per 100.000 kelahiran," papar Ma'ruf.
Begitu pula dengan angka kematian balita yang juga menunjukkan jumlah lebih tinggi dibandingkan negara lain, termasuk Malaysia.
"Demikian juga dengan indikator tingkat kematian balita yang masih 25 per 1.000 kelahiran hidup, lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia yaitu 8, Thailand 9 dan Vietnam 21," kata Ma'ruf.