Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Suami Istri Itu Tewas Berpelukan saat Rumah Kontrakan Mereka Dilalap Api

Sebanyak 10 orang tewas dalam peristiwa kebakaran yang terjadi sekitar pukul 04.50 WIB tersebut.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Suami Istri Itu Tewas Berpelukan saat Rumah Kontrakan Mereka Dilalap Api
Tribunnews/JEPRIMA
Kondisi rumah kontrakan usai terjadi kebakaran di Pisangan Baru III, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3/2021). Seperti diberitakan, Kebakaran yang menghanguskan 5 kontrakan rumah di pemukiman padat penduduk terjadi pada pukul 04.50 WIB yang menewaskan 10 penghuni kontrakan yang terjebak didalam saat kebakaran terjadi. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Empat petak rumah kontrakan di Pisangan, Matraman, Jakarta Timur dilalap api.

Sebanyak 10 orang tewas dalam peristiwa kebakaran yang terjadi sekitar pukul 04.50 WIB tersebut.

Kontrakan di Jalan Pisangan Baru III tersebut berada di gang buntu dengan lebar sekitar satu meter.

Dua kepala keluarga penghuni satu kontrakan terdiri dari suami istri Muhamad Hamdani Himawan (24), Debby Emilia (25) dan putranya, Farras Izan Himawan (2).

Sementara Sri Mulyani (51) dan Ria Ramadhanie (17) adalah ibu dan adik Debby. Satu kepala keluarga lainnya yang menempati satu unit kontrakan di antaranya Beni Siswanto (44), Nova (42), Silvanny Aliya Nabila (21), Beyva Alilya Azahra (15), Benno Siswanto (9).

Ferry (42) warga RT 03 mengatakan saat proses evakuasi jenazah, sejumlah korban ditemukan di kontrakan dalam keadaan berpelukan berupaya menyelamatkan diri.

“Saat ditemukan, korban Dani (Hamdani) dan istrinya (Debby) saling berpelukan di kamar," ucap Ferry di lokasi kejadian, Kamis(25/3).

Berita Rekomendasi

"Kalau Ria lagi sambil pelukan dan tiduran gitu sama ibunya, Sri Mulyani," sambung dia.

Warga sekitar sempat mendengar teriakan minta tolong korban saat awal kebakaran.

Namun, karena besarnya kobaran api mereka tidak bisa berbuat banyak menyelamatkan para korban.

Selain itu, keluarga Dani sulit menyelamatkan diri karena kondisi Sri Mulyani mengidap stroke dan tak dapat berjalan.

"Ibunya ini memang dalam keadaan stroke. Pas warga dikabarin ada kebakaran, api juga sudah membesar. Jadi kita kesulitan buat memadamkan api, terlambat," ujar Ferry.

Sebanyak 14 unit mobil Damkar Jakarta Timur sempat kesulitan karena akses menuju lokasi sempit atau hanya bisa dilalui satu mobil. Api baru berhasil dipadamkan pukul 05.50 WIB.

Setelah itu petugas mengevakuasi 10 jenazah korban dari kontrakan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) Jakarta Pusat.

Baca juga: Kunjungi Lokasi Kebakaran di Matraman, Anies akan Fasilitasi Tempat Tinggal Sementara Bagi Korban

Ketua RT 03 Saryanto menuturkan, kebakaran dipicu korsleting dari satu unit kontrakan, lalu merembet ke motor yang terparkir di gang.

"Menurut keterangan salah satu warga kami dari kontrakan Pak Siswanto yang meninggal. Kurang lebih (penyebab kebakaran) arus pendek, di sampingnya ada motor jadi langsung meledak," tutur Saryanto.

Baca juga: 10 Korban Tewas Kebakaran di Matraman Dimakamkan di TPU Pondok Rangon dan Padang Sumbar

Nanang Wahyudi (37) dan istrinya, Fani Yulian (31) masih syok akibat kebakaran empat kontrakan yang menewaskan 10 orang tetangga mereka. Kontrakan suami istri ini diapit dua kontrakan dari tiga kepala keluarga yang masing-masing dihuni 5 orang korban.

"Saya sama istri bangun dari tidur itu karena dengar teriak-teriak tetangga kanan, kiri," cerita Nanang.

"Mereka teriak tolong-tolong tapi enggak teriak kebakaran," Nanang menambahkan. Nahas, saat mereka membuka pintu, dua unit motor yang terparkir di gang kontrakan sudah dilahap api. Nanang dan Fani pun bergegas menyelamatkan diri ke luar gang, tanpa sempat menyelamatkan barang-barang berharganya. Mereka hanya memikirkan nasib anak perempuan mereka yang berusia sembilan tahun.

"Pas saya buka pintu api dari motor itu langsung nyembur ke atas. Langsung saya ungsikan istri sama anak ke luar," kenang Nanang.

"Hitungan detik pas saya balik lagi ke lokasi enggak bisa, api sudah makin besar," beber dia.

Nanang dan warga lainnya akhirnya berupaya memadamkan api sebisanya sambil meneriaki tetangga agar bergegas menyelamatkan diri. Upaya itu gagal, karena api lebih cepat dan menyambar lima motor di lokasi. Terbakarnya 5 motor semakin membuat api berkobar dan para korban pun terjebak.

"Sebenarnya yang rumah paling pojok itu masih bisa keluar. Tapi mungkin pas kejadian tidur jadi terlambat. Memang kejadiannya cepat banget, enggak sempat nyelametin barang juga," tutur Nanang

Kasi Ops Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Gatot Sulaeman mengatakan terbakarnya motor depan kontrakan Nanang karena perambatan api.

"Api sudah merambat dari kontrakan ke motor, saat kejadian motor parkir di Jalan gang pas depan kontrakan," kata Gatot.

Dibawa ke Padang

Camat Matraman Andriansyah mengatakan sebanyak lima orang korban kebakaran dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

Sementara lima orang korban lainnya akan dimakamkan di kampung halamannya di Padang, Sumatera Barat.

"Korban atas nama Muhamad Ham­dani Himawan (24), Debby Emilia (25), Fa­rras Izan Himawan (2) dan Sri Mulyani (5­1), Ria Ramadhanie (17) dimakamkan di TPU Pondok Ranggon," kata Andriansyah di lokasi.

Sementara korban satu keluarga lainnya, yakni Beni Siswanto (44), Nova (42), Silvanny Aliya Nabila (21), Beyva Alilya Azahra (15), Benno Siswanto (9) dimakamkan di Padang, Sumatera Barat.

Pihak Pemkot Jakarta Timur awalnya menyiapkan 10 liang lahad di TPU Pondok Ranggon. Berdasar permintaan pihak keluarga besar Beni mereka ingin memakamkan di Padang.

"Semua jenazah saat ini masih di RSCM, Jakarta Pusat untuk keperluan autopsi," ucap Andriansyah.

"Nanti setelah selesai dan sudah diperbolehkan untuk dibawa oleh pihak Polri langsung kita akomodasi," tambah dia.

Andriansyah menuturkan lima orang korban selamat kini mengungsi di satu rumah kosong warga di RT 03/RW 06 yang berada sekitar 20 meter dari lokasi.Para korban selamat sudah mendapat pendampingan psikologis dari Pemkot Jakarta Timur.

Mereka juga mendapat bantuan logistik sehingga kebutuhannya terpenuhi. "Secara umum sudah tidak terlalu trauma, hanya ada yang punya anak dan masih sedikit trauma. Kondisi mereka baik, tidak ada yang terluka," tuturnya.

Salah satu kerabat korban kebakaran bernama Erwin menyebut Debby sedang mengandung saat tewas terbakar di rumah petak kontrakan.

Ia bahkan teringat momen terakhir kali berbincang dengan Debby sebelum menjadi korban kebakaran di Matraman.

Debby diketahui tinggal bersama suaminya Muhamad Hamdani Himawan (24) dan putra sulungnya Farras Izan Himawan (2). Selain itu Sri Mulyani (51) dan Ria Ramadhanie (17) adalah ibu dan adik Debby.

"Debby hamil tiga bulan, terakhir saya berbincang dengan dia beberapa hari lalu. Bareng dengan suaminya juga," papar Erwin. Atas musibah kebakaran ini, Erwin mengaku keluarga Sri Mulyani berusaha tabah.

"Kami hanya bisa sabar, tabah, dan berserah diri saja. Semoga amal ibadahnya diterima Allah," ujar Erwin.

Saat ini jenazah korban kebakaran di Matraman berada di Rumah Duka Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) guna melakukan visum. Pihak keluarga korban lainnya juga sedang mengurus berkas-berkas.

Anies Berduka

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyambangi lokasi kebakaran di Kelurahan Pisangan Baru, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.

Dalam kunjungannya tersebut, Anies Baswedan memastikan akan memberikan bantuan tempat tinggal sementara bagi para pengontrak selama 21 hari kedepan usai kebakaran di Matraman.

"Mereka ini bukan pemilik kontrakan tapi pengontrak. Kita siapkan (penampungan sementara) jumlahnya ada 10 orang. Mereka akan difasilitasi tinggal paling tidak selama 21 hari ke depan," ujarnya.

Dikatakan Anies Baswedan, mereka yang selamat akan diberikan bantuan makanan hingga perbaikan dokumen kependudukan yang hangus terbakar dalam kebakaran pada Kamis dini hari tadi.

"Semua akan diganti (dokumennya). Jadi kebutuhan mereka di pastikan aman. Jadi inshaallah korban yang masih sehat yang kehilangan tempat tinggal kita siapkan," ucapnya.

Anies Baswedan mengatakan penyebab kebakaran yang terjadi di Matraman bukanlah dari kompor gas maupun listrik.

Dikatakan Anies kebakaran terjadi dari kendaraan roda dua yang terbakar, tepat di gang rumah.

Saat terbakar itulah, membuat akses keluar tertutup hingga para korban terjebak. "Kali ini penyebabnya bukan listrik atau gas. Kejadiannya di luar rumah ada sepeda motor yang terbakar dan menutup gang sempit itu. Apa penyebabnya dan lain-lain biar Polisi yang memutuskan," kata Anies.

Kata Anies musibah kebakaran tersebut adalah kejadian yang sangat berat karena memakan korban jiwa yang cukup banyak.

"Peristiwa ini adalah musibah yang amat berat. Kita menyaksikan ada 4 petak rumah terbakar, tapi yang meninggal 10 orang. Sebuah peristiwa yang luar biasa karena jiwanya mungkin yang terbanyak yang kita rasakan akhir-akhir ini,” ujar Anies.

Dalam kunjungannya, Gubernur Anies mengucapkan belasungkawa mendalam untuk para korban dan turut berinteraksi dengan para korban yang selamat.

“Saya bersama pak Wali Kota Jakarta Timur dan Ibu Kepala Dinas Sosial melihat langsung korban kebakaran semalam. Kebakaran ini relatif kecil karena hanya 4 petak kecil namun dampaknya fatal akibat kebakarannya di gang kecil sehingga sulit evakuasi dan korban kesulitan untuk menyelamatkan diri,” ujar Anies.

Gubernur Anies juga memastikan seluruh korban kebakaran mendapatkan bantuan, baik untuk pengurusan jenazah yang meninggal, pemberian makanan, jaminan terhadap surat-surat penting yang terbakar, hingga tempat tinggal sementara bagi para korban.

“Kita di Jakarta begitu ada kejadian langsung respon cepat, Sekarang kita pastikan pengontrak yang terbakar memiliki tempat penampungan sementara, jumlahnya 10 orang. Mereka difasilitasi tinggal 21 hari ke depan untuk seluruh kebutuhannya. Seluruh dokumen-dokumen yang dibutuhkan akan diganti. Jadi seluruh kebutuhan mereka aman,” tegasnya.(Tribun Network/bim/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas