Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemilih Jokowi di Pilpres 2019 Lebih Mau Divaksin Dibanding Pemilih Prabowo 

 Pemilih Pressiden Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden 2019 lalu relatif lebih mau divaksin dibanding pemilih Prabowo Subianto .

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Pemilih Jokowi di Pilpres 2019 Lebih Mau Divaksin Dibanding Pemilih Prabowo 
Tribunnews/JEPRIMA
ILUSTRASI. Petugas medis memasukkan vaksin COVID-19 yang akan disuntikkan kepada pegawai pusat perbelanjaan di Depok Town Square, Depok, Jawa Barat, Selasa (23/3/2021). Dinas Kesehatan Kota Depok mulai melakukan vaksinasi COVID-19 dosis pertama kepada 1.500 orang pegawai pusat perbelanjaan. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilih Pressiden Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden 2019 lalu relatif lebih mau divaksin dibanding pemilih Prabowo Subianto .

Hal itu merupakan satu di antara temuan dalam survei nasional terkini yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC): Efek Tokoh dan Otoritas Kesehatan pada Intensi Warga untuk Divaksinasi.

Hasil survei yang dirilis di laman resminya kemarin, Senin (29/3/2021), itu  menunjukkan bahwa sekitar 71 persen pemilih Jokowi mau divaksin.

Sementara pemilih Prabowo Subianto hanya 46 persen.

“Intensi melakukan vaksinasi berhubungan dengan pilhan presiden 2019. Pemilih Jokowi relatif lebih mau divaksin 71 persen, dibanding pemilih Prabowo 46 persen,” ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani.

Baca juga: Sempat Jadi Kontroversi, Survei SMRC: Mayoritas Masyarakat Bersedia Divaksin AstraZeneca

Mayoritas Masyarakat Bersedia Divaksin AstraZeneca

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkapkan, mayoritas masyarakat bersedia untuk disuntik vaksin AstraZeneca meskipun Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa vaksin tersebut haram.

Berita Rekomendasi

Hal itu berdasarkan temuan SMRC tentang 'Efek Tokoh dan Otoritas Kesehatan pada Intensi Warga untuk Divaksinasi' yang dirilis Senin (29/3/2021).

"Ada sekitar 38 persen warga secara nasional yang tahu Vaksin AstraZeneca-Oxford. Dari yang tahu, 55 persen pernah mendengar MUI menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan. Dan dari yang pernah mendengar pernyataan MUI tersebut, sekitar 53 persen bersedia divaksin dengan AstraZeneca-Oxford, 34 persen tidak bersedia, dan 14 persen tidak menjawab," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani.

Baca juga: Tempati Posisi Teratas Survei Charta Politika, Sekjen Minta Kader PDIP Tidak Cepat Puas Diri

SMRC menyatakan minat warga untuk melakukan vaksinasi dengan AstraZeneca-Oxford ini (53%) relatif lebih rendah dibanding minat terhadap vaksinasi secara umum (62%).

Namun mayoritas warga masih bersedia divaksin AstraZeneca.

Khusus warga muslim, survei menunjukkan ada sekitar 36 persen warga muslim yang tahu Vaksin AstraZeneca-Oxford.

Dari yang tahu, 53 persen pernah mendengar MUI menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan.

"Dan dari yang pernah mendengar MUI menyatakan haram, yang bersedia divaksin dengan AstraZeneca-Oxford 52 persen, 40 persen tidak bersedia, dan 8 persen tidak menjawab," ucapnya.

Baca juga: Survei Charta Politika: Mayoritas Masyarakat Setuju Revisi UU ITE

SMRC menggelar survei lewat metode wawancara tatap muka pada 23-26 Maret 2021 kepada 1.401 responden yang dipilih secara acak. 

Margin of error survei diperkirakan sekitar 2,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas