Bamsoet Ajak Generasi Muda Jadi Garda Terdepan Jaga Tegaknya Pancasila dan NKRI
Bambang Soesatyo mengajak seluruh generasi muda, khususnya kader Pemuda Pancasila, menjadi garda terdepan
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak seluruh generasi muda, khususnya kader Pemuda Pancasila, menjadi garda terdepan dalam menjaga tegaknya Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurutnya, konsep 'kebersamaan dalam keberagaman' sebagai narasi kebangsaan harus terus menerus diperjuangkan tanpa kenal lelah, tanpa kenal batas waktu.
"Peristiwa bom bunuh diri di gereja Katedral Makassar jelas mencederai rasa kemanusiaan dan jiwa kebersamaan sebagai sebuah bangsa. Padahal agama apapun, selalu mengajarkan cinta dan kasih, bukan permusuhan dan dendam, apalagi sampai mencelakai diri sendiri. Agama juga mengajarkan, yang tidak saudara dalam seiman, adalah saudara dalam kemanusiaan," ujar Bamsoet, usai "Pleno I dan Rapat Koordinasi Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila' di Depok, Jumat (2/4/21).
Baca juga: Begini Pesan Pimpinan DPR Saat Tinjau Lokasi Bom Bunuh Diri Makassar
Turut serta antara lain Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno, Sekjen Arif Rahman, Wakil Ketua Umum Arsjad Rasjid, MPO Erwan Soekarja serta pengurus MPN Pemuda Pancasila lainnya.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menuturkan untuk memperkuat organisasi Pemuda Pancasila harus memanfaatkan big data dengan melakukan digitalisasi organisasi.
Terlebih, Pemuda Pancasila mempunyai target mewujudkan terciptanya 10 juta kader sesuai hasil Mubes X Pemuda Pancasila.
Baca juga: Bamsoet: Pengembangan Pariwisata Danau Toba Harus Berpihak Kepada UMKM
"Di era Revolusi Industri 4.0, big data adalah salah satu sumber daya primer dan jika dimanfaatkan dengan baik maka bisa mendatangkan berbagai manfaat. Karenanya, Pemuda Pancasila perlu membuat basis data keanggotaan, by nama, by address, bahkan juga mencakup usia, jenis kelamin, alamat, dan profesi," jelasnya.
Baca juga: Bamsoet Apresiasi Menteri Pertanian Canangkan Salatiga Sebagai Kota Vanili
"Sehingga, terlihat peta persebaran kekuatan anggota Pemuda Pancasila untuk kepentingan bela negara melalui pembentukan komponen cadangan yang bekerjasama dengan Kementrian Pertahanan," imbuh Bamsoet.
Bamsoet turut mengingatkan semua anggota Pemuda Pancasila untuk mewaspadai penyebaran radikalisme melalui berbagai platform media sosial.
Sebagaimana temuan riset Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2020 yang melaporkan potensi generasi Z (rentang usia 14-19 tahun) terpapar radikalisme mencapai 12,7 persen, sementara generasi millenial (berumur 20-39 tahun) mencapai 12,4 persen.
"Gen Z dan milenial menjadi sasaran empuk lantaran mereka sangat aktif mengakses internet dan pengguna aktif berbagai platform media sosial. Sangat penting bagi para pemangku kepentingan untuk masuk dalam dunia digital. Agar media sosial tidak dibajiri paham radikal. Sehingga para pemuda tak tersesat dalam dunia digital," ujarnya.
Lebih lanjut, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan keterlibatan generasi muda dalam aktivitas terorisme juga tidak lepas dari kekecewaan mereka terhadap situasi di sekitar. Baik dari aspek ekonomi, sosial, hingga politik. Serta adanya krisis kepercayaan diri yang membuat mereka merasa tidak berguna bagi lingkungan sekitar.
"Sehingga mudah dibujuk melakukan tindakan bom bunuh diri dengan dalih bisa menjadikan dirinya berguna. Serta jaminan mendapatkan tujuh bidadari dan kehidupan bahagia di akhirat. Padahal semuanya hanyalah fatamorgana," pungkas Bamsoet.