Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Menuju Indonesia Emas 2045, BKKBN Fokus Selesaikan Persoalan Stunting

Stunting masih menjadi problem bagi keluarga Indonesia. Untuk itu BKKBN bertanggungjawab menyelesaikannya.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Menuju Indonesia Emas 2045, BKKBN Fokus Selesaikan Persoalan Stunting
Tribunnews.com/Fitri Wulandari
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alivio

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menuju Indonesia Emas 2045, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memfokuskan menyelesaikan persoalan stunting.

Hal ini disampaikan oleh Hasto Wardoyo selaku Kepala BKKBN RI pada acara Konvensi Perempuan Indonesia yang diselenggarakan oleh Tribun Network, Rabu (21/4/2021).

Hasto menjelaskan stunting masih menjadi problem bagi keluarga Indonesia. Untuk itu BKKBN bertanggungjawab menyelesaikannya.

"Menuju Indonesia emas, kita begitu antusias menurunkan stunting sampe 14% karena memang kuncinya adalah menciptakan generasi yang unggul, generasi yang berkualistas," ungkap Hasto.

"Oleh karenanya BKKBN tentu mengembang tugas yang tidak ringan karena harus menurunkan angka stunting sampai di angka 14% di tahun 2024 sesuai amanah bapak Presiden," tambahnya.

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Berita Rekomendasi

Selain itu juga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Baca juga: Tidak Hanya Daerah Pedesaan, Stunting Juga Ada di Perkotaan

Hasto juga meminta seluruh pihak bahu membahu atas program ini, dari kementrian, lembaga, swasta, posyandu, dan seluruh masyarakat.

"Masa pandemi ini menjadi tantangan yang luar biasa karena angka stunting yang sudah 27,7% sebetulnya akan cepet turun," bebernya

"Akan tetapi dengan adanya pandemi ada beberapa ahli yg memprediksi angka stunting ini bisa naik, makanya tantangan yg besar bagi kita smua," tambahnya

Dengan program menyelesaiakan permasalahan stunting ini, diharapkan generasi Indonesia mempunyai gizi-gizi yang berkualitas, seperti tinggi dan berat badan yang ideal.

Seperti yang diketahui, rata-rata tinggi badan Indonesia baik wanita ataupun pria banyak yang memiliki tinggi badan pendek.

"Saya sampaikan yang penting bahwa pada saat lahir bayi kita sering tidak sesuai bukan cacat tetapi ada istilahnya berat badan rendah atau panjang kurang dari 48 cm," katanya.

"Seperti prematur, bayi yang lahir seblum waktunya, jadi yang lahir sebelum waktunya hampir 29,5% ini juga mambuat gangguan pertumbuhannya bisa dipengaruhi karna prematur sehingga stunting," tambahnya.

Selain itu, Harto juga menyebutkan untuk pasangan muda alangkah baiknya melakukan prekonsepsi guna mengetahui apakah sang wanita siap atau tidak untuk melahirkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas