Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar Ungkap Kemungkinan 2 Penyebab Hilangnya Kapal Selam KRI Nanggala-402

Kapal selam KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak di Perairan Utara Bali sekitar pukul 03.00 WITA, Rabu (21/4/2021).

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Pakar Ungkap Kemungkinan 2 Penyebab Hilangnya Kapal Selam KRI Nanggala-402
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Anggota TNI AL membawa prototipe sesaat Kapal Selam KRI Nanggala-402 saat merapat di Dermaga Madura Komando Armada RI Kawasan Timur di Surabaya, Senin (6/2/2012). Kedatangan KRI Nanggala setelah menjalani perbaikan di Korea Selatan disambut langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno dan anggota Komisi I DPR. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapal selam KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak di Perairan Utara Bali sekitar pukul 03.00 WITA, Rabu (21/4/2021).

Kapal selam milik TNI AL itu belum ditemukan hingga berita ini diturunkan.

Pakar Kapal Selam dari Intitut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Wisnu Wardhana menduga dua penyebab tenggelamnya kapal selam tersebut.

Wisnu memperkirakan situasi yang terjadi pada kapal selam KRI Nanggala-402 diakibatkan faktor usia hingga sabotase.

“Saya curiga, maaf ya saya ngomong apa adanya, Kapal Nanggala itu adalah kapal yang didesain tahun 80an, jadi segala peralatan itu, perkiraan saya, masih menggunakan alat yang terbit di tahun 80an, teknologinya,” kata Wisnu Wardhana dalam tayangan di Kompas.TV, Kamis (22/4/2021).

“Jadi dia belum diperbaiki kondisinya sampai 2020 ini, makanya di sana kemungkinan kegagalan banyak terjadi. Kemungkinan kegagalan dari alat, kemungkinan dari medianya, dan juga kemungkinan dari hubungan dengan yang lain bagaimana,” tambahnya.

Baca juga: Keluarga Gelar Doa Keselamatan Awak KRI Nanggala. 5 KRI Dikerahkan

Baca juga: Kapal Selam Nanggala 402 Hilang Kontak, 5 KRI dan 1 Helikopter Dikerahkan dalam Proses Pencarian

Bagi Wisnu, jika kapal selam KRI Nanggala-402 hanya hilang kontak semestinya bisa diperbaiki atau di-takedown sebelum kapal berlayar.

Berita Rekomendasi

“Itu harus dipastikan dulu, bahwa hilang kontak dalam tanda petik tidak wajar ini harus sejauh mungkin dihindarkan,” ujarnya.

Dalam pandangannya, Wisnu lebih lanjut menuturkan dibalik insiden kapal selam KRI Nanggala-402 juga ada kemungkinan sabotase.

“Ada kemungkinan, mungkin, mungkin loh ya, ada sabotase atau yang lain dari negara-negara tertentu. Saya tidak memungkiri kemungkinan itu. Karena itu teknologi tahun 80-an bisa saja dimanipulasi untuk ditanggulangi dengan teknologi 2020,” ucapnya.

“Jadi, ketidakbagusan teknologi pada saat itu, itu sangat mungkin menjadikan dia blackout, atau jadikan dia miss komunikasi atau kita disabotase, sehingga kita tidak bisa menanggulangi itu,” lanjutnya.

Wisnu lebih lanjut menyarankan, untuk menemukan kapal selam KRI Nanggala-402 sebaik digunakan kapal selam kecil dengan kekuatan besar.

Tetapi, sambung Wisnu, saat ini Indonesia belum memilikinya dan yang memiliki kapal selam kecil berkekuatan besar adalah Singapura dan Rusia.

“Harus ada kapal selam kecil dengan kekuatan selam yang luar biasa yang menyelidiki bagaimana kapal nanggala ini bergerak dan menyelediki, maksudnya mendeteksi apa fungsinya kapal selam Nanggala,” ujarnya.

Hilang kemarin

Sebelumnya diberitakan, Kapal selam KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak di Perairan Utara Bali sekitar pukul 03.00 WITA, Rabu (21/4/2021).

KRI Nanggala-402 diduga tenggelam saat sedang gladi resik untuk latihan penembakan rudal.

Namun saat melakukan perjalanan dari Surabaya menuju perairan selat Bali, kapal selam buatan Jerman tersebut hilang kontak dan tidak terdeteksi oleh radar.

Menurut rencana, KRI Nanggala-402 dijadwalkan ikut dalam latihan penembakan rudal di laut Bali, Kamis (22/4/2021).

Tapi belakangan, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Julius Widjojono mengatakan, kegiatan latihan penembakan rudal di laut Bali dibatalkan.

Kapal selam tua

KRI Nanggala 402 telah resmi menjadi bagian dari alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia sejak Oktober 1981.

KRI Nanggala 402 merupakan satu dari dua kapal selam tua buatan industri Howaldt Deutsche Werke (HDW), Kiel, Jerman Barat.

Pengadaan kedua kapal selam itu, tak lepas dari keinginan Indonesia untuk kembali memperkuat kekuatan laut pada 1981.

Kekuatan kapal selam ini juga tak diragukan.

Kapal ini mengandalkan mesin diesel elektrik.

Kapal tua ini mampu melaju dengan kecepatan lebih kurang 25 knot.

Usai overhaul, KRI Nanggala-402 telah dilengkapi sonar teknologi terkini.

Kapal ini pun dilengkapi persenjataan mutakhir. Di antaranya torpedo dan persenjataan lain.

Julukan KRI Nanggala 402 pun tak main-main. Kapal selam ini dijuluki sebagai monster bawah laut.

Julukan ini bermula saat latihan operasi laut gabungan pada 8 April-2 Mei 2004.

KRI Nanggala 402 menunjukkan kemampuannya menembakkan torpedo.

Kala itu, KRI Nanggala-402 berhasil menenggelamkan KRI Rakata yang dijadikan sebagai sasaran tembak dalam latihan.

Diketahui, KRI Nanggala-402 aktif melakukan sejumlah misi penegakan kedaulatan, hukum, dan keamanan di laut.

Sebelumnya, kapal selam ini sempat menjalani perawatan di galangan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, Korea Selatan, pada 2009-2012.

Kapal selam ini memiliki berat 1.395 ton dengan dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter.

KRI Nanggala merupakan satu dari lima kapal selam yang dimiliki Indonesia.

Dikutip dari majalah TNI yang diunggah dari laman resmi TNI AL, KRI Nanggala 402 merupakan kapal selam Tipe 209/1300 buatan Jerman.

Kapal selam ini kali pertama tiba di Surabaya dari Jerman pada 8 Oktober 1981 atau 40 tahun lalu.

Pada 28 Agustus 1981, kapal ini resmi diberi nama KRI Nanggala berdasarkan Surat Keputusan Kasal dengan nomor Skep/2902/IX/1981 tertanggal 26 Agustus 1981 tentang penetapan KRI Nanggala, nomor lambung KRI Nanggala adalah 402 sebagai kapal perang organik armada RI.

Baca juga: Keluarga Dansatsel KRI Nanggala 402 Harry Setyawan Gelar Doa Bersama, Berharap Ditemukan Selamat

Kapal selam ini kemudian diresmikan sebagai KRI oleh Menhamkam/Pangab saat itu, Jenderal TNI M Yusuf di dermaga Mudara Ujung Surabaya pada 21 Oktober 1981.

Komandan pertama kapal ini adalah Letnan Kolonel Laut (P) Armanda Aksya.

Kapal selam ini merupakan kapal selam kedua yang didatangkan dari Jerman.

Dua kapal dari Jerman ini menambah armada kapal selam Indonesia yang sebelumnya berasal dari Uni Soviet yakni Kapal selam kelas Whiskey.

Saat TNI masih mencari kapal selam KRI Nanggala 402 tersebut di 60 mil dari Pulau Bali.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pun ikut melakukan pencarian dengan mendatangi lokasi hilangnya kapal sela mini.

"(TNI mengerahkan) Helikopter dan KRI yang punya kemampuan deteksi bawah air," kata Hadi saat dikonfirmasi Tribun melalui panggilan telepon.

Kamis 22 April 2021 Panglima TNI sudah bertolak ke lokasi dengan naik helicopter dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Panglima mengatakan ada 53 personel di dalam kapal selam Nanggala 402.

"49 ditambah ada komandan kapal ini, ada yang ikut 3 dari arsenalnya," kata Hadi.

Hadi berharap, kapal selam tersebut masih bisa ditemukan.

Saat ini, TNI tengah mengerahkan berbagai kapal perang menuju ke tempat kejadian.

Selain itu, Indonesia telah meminta bantuan Singapura dan Australia yang memiliki kapal penyelamat kapal selam.

Ada dugaan, kapal itu kini berada di palung di kedalaman 700 meter.

Sumber: Kompas.TV/Tribun Bali/Tribunnews.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas