Mengapa KRI Nanggala-402 Sulit Dideteksi? Mantan Komandan Korps Marinir Beberkan Alasannya
Mantan Komandan Korps Marinir tahun 2006-2007, Letjen TNI Marinir (Purn) Nono Sampono, membeberkan alasan mengapa KRI Nanggala-402 sulit dideteksi.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
"Ini menjadi persoalan sendiri, apalagi kita tahu Nanggala 402 ini lebih dari 40 tahun bergabung dengan TNI AL. Jadi dalam usia yang relatif cukup tua menurut saya," bebernya.
Baca juga: PROFIL KRI Rigel, Jadi Harapan agar KRI Nanggala-402 Segera Ketemu, Beda dari Kapal Perang Lainnya
Baca juga: PROFIL Kapal Selam Nanggala Milik TNI AL yang Hilang Kontak, Dijuluki Monster Bawah Laut
Terkait proses penyelamatan diri jika terjadi sesuatu, Nono Sampono menyebut semua itu tergantung kondisi.
Dalam keadaan normal, awak kapal selam bisa keluar melalui conning tower.
Namun, jika mengalami masalah, bisa juga keluar dari torpedo.
"Kami di marinir, khususnya satuan khusus, kalau berlatih untuk kepentingan tertentu bisa keluar dari pintu yang normal, conning tower namanya. Tapi, juga bisa keluar dari torpedo," ungkapnya.
"Tapi, pada kedalaman yang memadai. Kalau kedalamannya tidak memadai tentu sangat berbahaya."
"Karena misalnya sudah lebih dari 100 meter saja itu persoalan, karena di bawah itu lagi sudah sangat sulit, dengan peralatan canggih apapun juga orang menyelam tidak mungkin," pungkasnya.
KRI Nanggala-402 Mengalami Keretakan
KRI Nanggala-402 diprediksi tenggelam hingga ke kedalaman 850 meter akibat terjadinya keretakan.
Kepala Staf TNI AL (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono, mengatakan keretakan tersebut berpotensi membuat air masuk ke dalam badan kapal selam.
"Keretakan air masuk kemungkinan ada (penyebabnya), tapi ada kemungkinan juga ada bagian kabin yang air tidak bisa masuk, karena dalam kapal selam kan ada sekatnya, kalau itu ditutup, air tidak bisa masuk."
Baca juga: Sebelum Tenggelam, KRI Nanggala 402 Sempat Kirim Isyarat Tempur
Baca juga: Sajadah dan Serpihan Torpedo Terapung di Laut, KRI Nanggala 402 Dipastikan Tenggelam
"Itu juga ada kemungkinan seperti itu," terangnya dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021), dilansir Tribunnews.
Keretakan yang dialami KRI Nanggala-402, ujar Yudo, bisa terjadi mengingat semakin dalam laut semakin besar tekanannya.
Bukti KRI Nanggala-402 mengalami keretakan diperkuat dengan adanya sejumlah kepingan dan barang milik kapal selam ini yang naik ke permukaan.