Padat Karya RJIT Kementan Bantu Naikkan IP Padi di Indramayu
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) dilakukan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan air di lahan persawahan Kabupaten Indramayu.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), melakukan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Desa Pawidean, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu dengan anggaran Rp 73,7 juta. Dukungan ini diharapkan mendukung peningkatan produktivitas.
Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), kegiatan RJIT dilakukan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan air di lahan persawahan.
“Air adalah faktor yang sangat menentukan dalam pertanian. Dengan air yang terpenuhi, tanaman bisa maksimal. Melalui kegiatan RJIT, kita memastikan hal itu. Kita pastikan air di saluran irigasi bisa memenuhi kebutuhan di lahan persawahan,” kata Mentan SYL, Sabtu (1/5/2021).
Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, mengatakan kegiatan RJIT dibangun dengan pola padat karya yang diharapkan dapat menyerap banyak tenaga kerja.
Baca juga: Kementan Bantu Asuransi Pertanian 100.000 Ha Sawah di Subang
“Pembangunan RJIT dengan melibatkan serapan tenaga kerja diharapkan menjadi target dalam Pemulihan Ekonomi Nasional.” tutur Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy menambahkan bahwa RJIT adalah bagian dari water management.
“Kegiatan RJIT dilakukan bukan hanya untuk memperbaiki atau membenahi saluran irigasi. Tetapi juga memaksimalkan fungsi saluran irigasi agar luas areal tanam bertambah, begitu juga indeks pertanaman dan produktivitas,” katanya.
Dijelaskan Sarwo Edhy, kegiatan RJIT di Desa Pawidean, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, dilakukan kelompok tani (Poktan) Sumber Waras III dilakukan karena kondisi saluran irigasi awalnya berupa saluran tanah. Kondisi ini membuat distribusi air ke lahan sawah kurang lancar dan sering kehilangan air akibat tanah yang porus.
Baca juga: Kementan Sebut Stok Daging Sapi dan Kerbau Cukup Jelang Lebaran
“Kita perbaiki kondisi itu dengan RJIT. Dan agar fungsinya lebih maksimal, saluran irigasi ini kita buat permanen menggunakan konstruksi pasangan batu dengan dua sisi saluran,” tuturnya.
Panjang bangunan ditargetkan 127,62 m namun terealisasi 132 m. Sementara luas tambah oncoran sebelum di MT 2 hanya bisa tanam 43 ha, setelah dibangun diharapkan bisa tanam 67 ha di MT2.
Terkait dengan peningkatan (Intensitas Pertanaman), pada lokasi ini lebih kepada meningkatkan IP menjadi dua kali dalam setahun, dari semula IP 1,4 saja.
“Hasilnya, luas layanan irigasi bertambah. Semula terairi 30 Ha setelah dilakukan rehab menjadi 60 Ha. Selain itu, juga meningkatkan Provitas dari menjadi 7 ton/Ha,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.