Aksi Kriminal KKB OPM terhadap Orang Asli Papua Patut Dipertanyakan
Kejahatan teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) dinilai sudah dikenal sejak lama.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejahatan teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) dinilai sudah dikenal sejak lama.
Mulai dari membunuh guru, membantai warga, hingga membakar sekolah tempat anak-anak Papua belajar merajut masa depan, sudah lama menjadi berita.
"Ibaratnya sebuah keluarga, para pimpinan teroris Papua itu tak lebih dari jenis orang yang tega menipu anggota keluarga sendiri,” kata Ketua Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI), Nurkhasanah, Jumat (7/5/2021).
Nurkhasanah menunjuk kisah Tenius Tebuni, seorang eks anggota teroris KKB yang bertahun-tahun mengikuti kelompok terror itu melakukan petualangan kriminalnya meneror warga Papua.
Baca juga: Transmigrasi Dinilai Jadi Salah Satu Solusi Benahi Konflik di Papua
Untunglah, kata Nurkhasanah, Tenius Tebuni yang menjadi anggota Teroris KKB dari kelompok Rambo Lokbere pimpinan Egianus Kogoya itu akhirnya sadar. Tebuni kini kembali ke pangkuan NKRI dan menyatakan tobat.
“Dia bilang, selama bertahun-tahun menyaksikan kekejaman kelompoknya, hatinya menjerit tiap kali menyaksikan penyiksaan dan kekejian yang dilakukan kelompoknya terhadap warga. Bukan hanya warga Papua yang berasal dari pendatang, tapi juga warga asli," kata dia.
Menurutnya, orang-orang asli Papua yang direkrut teroris KKB seperti Tenius Tebuni, bukan jenis orang yang punya kehendak macam-macam. Mereka orang-orang sederhana yang urusannya pun tak lebih dari hal-hal primer semata.
“Tenius bilang, mereka direkrut teroris KKB dengan janji cukup makan, rokok dan uang,” tutur dia.
“Namun seiring berjalannya waktu, janji tersebut tak satu pun pernah terwujud,," jelas Nurkhasanah.
Baca juga: Anggota Komisi I DPR RI: Pelabelan Teroris Sudah Membuat KKB Mati Kutu
Dia berharap, akan lebih banyak lagi Tebuni-Tebuni lain yang sadar bahwa apa yang mereka lakukan hanya menggapai fatamorgana sembari terus menumpuk dosa.
Sejatinya memang kian banyak anggota KKB yang sadar dan kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Selasa (5/5) lalu, misalnya. Menurut berita yang dibagikan Instagram resmi Divisi Humas Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), sekelompok eks kombatan KKB yang dikepalai Gubernur Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB) Alex Hamberi beserta 17 orang anggota kelompoknya kembali memeluk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Alex turun gunung membawa anggotanya ke Kampung Sima, Distrik Your, Kabupaten Nabire, Papua, untuk menandatangani pernyataan sikap ikrar setia ke NKRI. Selain orang-orang tersebut, lima anggota lainnya berhalangan hadir, namun mengikuti langkah rekan-rekan mereka untuk kembali ke pangkuan NKRI.
Nurkhasanah mengatakan, penyerahan diri sejumlah anggota NRFPB itu tak lepas dari usaha Satgas Nemangkawi dan Satuan Intelkam Polres Nabire yang tak jemu mendekati dan penggalangan. Dengan begitu, lama-lama kelompok tersebut dengan sepenuh hati dan tanpa tekanan maupun paksaan menyatakan berhenti dari petualangan mereka, keluar dari aktivitas terror kelompok teroris KKB Papua.
“Jadi wajar bila AMMI menyatakan penghargaan dan rasa hormat untuk semua kiprah kebaikan yang terus berkesinambungan dilakukan aparat Polri dan TNI di Papua. Mereka itu orang-orang khusus dengan hati tulus, karena mampu bertahan untuk memberi kebaikan sekali pun di dalam negeri kurang diapresiasi."