Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemuda Pancasila Apresiasi Netralitas Polri di Bawah Kepemimpinan Jenderal Sigit

Berbagai terobosan dilakukan Kapolri Jenderla Listyo Sigit Prabowo sejak dilantik Presiden Jokowi pada 27 Januari 2021.

Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pemuda Pancasila Apresiasi Netralitas Polri di Bawah Kepemimpinan Jenderal Sigit
Istimewa
Sekretaris Jenderal Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila, Arif Rahman 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai terobosan dilakukan Kapolri Jenderla Listyo Sigit Prabowo sejak dilantik Presiden Jokowi pada 27 Januari 2021.

Mengusung jargon Presisi atau prediktif, responsibilitas, transparansi, berkeadilan, Jenderal Sigit menuangkannya dalam 16 program prioritas Polri di bawah kepemimpinannya.

16 program tersebut di antaranya Penataan Kelembagaan, Perubahan Sistem dan Metode Organisasi, Menjadikan SDM Polri Yang Unggul di Era Police 4.0, Perubahan Teknologi Kepolisian Modern di Era Police 4.0.

Kemudian Pemantapan Kinerja Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, Peningkatan Kinerja Penegakan Hukum, Pemantapan Dukungan Polri Dalam Penanganan Covid-19, Pemulihan Ekonomi Nasional, Menjamin Keamanan Program Prioritas Nasional, Penguatan Penanganan Konflik Sosial, Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Polri.

Serta Mewujudkan Pelayanan Publik Polri Yang Terintegrasi, Pemantapan Komunikasi Publik, Pengawasan Pimpinan Dalam Setiap Kegiatan, Penguatan Fungsi Pengawasan, dan Pengawasan Oleh Masyarakat Pencari Keadilan (Public Complaint).

Baca juga: Jaringan Mubaligh Muda Indonesia Apresiasi Kinerja 100 Hari Pertama Jenderal Listyo Sigit Prabowo

Sekjen Pemuda Pancasila Arif Rahman menilai dalam 100 hari kerjanya, Jenderal Sigit telah meletakkan pondasi dasar dalam mewujudkan program prioritasnya.

Berita Rekomendasi

Citra dan wajah Polri berubah drastis, terutama dengan kebijakan e-Tilang atau ETLE (electronic Traffic Law Enforcement).

Secara gradual, menurut dia anggota polisi tidak lagi melakukan tilang (tindakan langsung) melainkan hanya pengarahan dan pengawasan.

Kebijakan ini mengahapus citra Polantas sebagai tukang pungli.

Kemudian adanya aplikasi E-dumas (Elektonik Pengaduan Masyarakat) yang membuka pintu bagi masyarakat untuk melaporkan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan anggota Polri.

Kinerja seratus hari pertama Kapolri dinilai Arif sudah on the track.

Baca juga: 100 Hari Kepemimpinan Kapolri, Listyo Sigit Tak Hanya Berteori Tapi juga Melakukan Langkah Terukur

Menurutnya Presisi Polri telah dijalankan dengan baik, bukan sekadar jargon.

Jika Kapolri terus konsisten manjalankan program Presisi dengan melibatkan unsur masyarakat yang lebih luas lagi, diyakini akan mampu meningkatkan kinerja Polri secara keseluruhan dan Polri dapat meraih kepercayaan masyarakat yang lebih tinggi dibanding sebelumnya.

Arif juga menegaskan salah satu poin krusial yang dilakukan Jenderal Sigit, yakni mengembalikan citra netralitas Polri.

Dia menilai kepemimpinan Sigit mampu mematahkan persepsi masyarakat yang menganggap polisi sebagai alat penguasa.

Satu di antaranya dengan menerbitkan Surat edaran bernomor: SE/2/11/2021 tentang Kesadaran Budaya Beretika untuk Mewujudkan Ruang Digital Indonesia yang Bersih, Sehat, dan Produktif.

SE ditandatangani Jumat (19/2/2021).

Selama ini UU ITE dianggap oleh oposisi sebagai alat untuk membungkam sikap kritis oposisi.

Isi surat edaran itu salah satunya meminta penyidik polisi mengedepankan restorative justice dalam penyelesaian perkara.

Baca juga: Pimpinan DPR Apresiasi Program Jenderal Listyo Sigit sebagai Kapolri

Jenderal Sigit juga meminta penyidik memprioritaskan langkah damai dalam menyelesaikan kasus yang berkaitan dengan laporan dugaan pelanggaran UU ITE.

Penyidik berprinsip bahwa hukum pidana merupakan upaya terakhir dalam penegakan hukum (ultimatum remidium), dan mengedepankan restorative justice dalam penyelesaian perkara.
Terhadap para pihak dan/atau korban yang akan mengambil langkah damai agar menjadi bagian prioritas penyidik untuk dilaksanakan restorative justice terkecuali perkara yang bersifat berpotensi memecah belah, SARA, radikalisme, dan separatisme.

Arif menegaskan kinerja 100 hari Jenderal Sigit merupakan pemanasan bagi Polri untuk menghadapi tantangan ke depan.

Kinerja 100 Kapolri tersebut sangat ditopang program berbasis teknologi informasi.

Jika hal ini tidak segera ditopang dengan edukasi dan pembinaan yang tepat, efektif dan efisien terhadap SDM Polri dikhawatirkan justru akan menimbulkan kesenjangan kinerja.

Di samping itu Arif menyoroti perlunya pelibatan unsur masyarakat terutama keterlibatan Ormas Agama dan Ormas Nasionalis dalam menunjang kinerja Polri.

Dia mengajak Polri untuk berperan aktif merangkul unsur masyarakat lain (Ormas Agama dan Nasionalis) untuk mensukseskan 16 program Presisi Polri dalam menjaga toleransi dan kebihinekaan.

“Pemuda Pancasila selalu siap menjadi mitra strategis Polri dalam rangka menjalankan tugas-tugas Polri di bidang keamanan nasional dan penegakkan hukum serta menjaga aksi-aksi intoleransi dalam bingkai kebhinekaan,” ujar Arif.

Kader Pemuda Pancasila yang ada saat ini menurutnya merupakan asset bangsa yang akan selalu siap membantu Polri dalam mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara hukum.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas