Fadli Zon Dorong Negara-negara Muslim Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel
Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI mengutuk keras agresi yang dilakukan Israel ke Palestina.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI mengutuk keras agresi yang dilakukan Israel ke Palestina.
Atas dasar itu, BKSAP mendorong negara-negara muslim untuk memutus hubungan diplomatik dengan Israel.
Hal itu disampaikan Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon, dalam konferensi pers virtual terkait penyerangan Israel terhadap Palestina, Rabu (19/5/2021).
"Mendesak negara-negara muslim memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel dan mendesak membawa Benjamin Netanyahu ke pengadilan pidana internasional sebagai penjahat perang," kata Fadli.
Baca juga: Ini Penyebab Negara-negara Arab Diam Saat Israel Serang Palestina
Fadli menyebut, BKSAP menggalang kekuatan dari banyak negara untuk menekan Israel menghentikan aksi brutal Israel yang menyebabkan ratusan korban jiwa.
Menurutnya, dunia harus mengerahkan semua upaya untuk memastikan akses penuh aman dan tidak terhalang untuk pengiriman bantuan kemanusiaan.
"Menyerukan kepada komunitas internasional tetap berkomitmen terhadap proposal solusi dua negara, pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional dan regional," pungkas politikus Gerindra itu.
Mengapa Arab diam?
Sampai saat ini negara-negara Arab belum melakukan langkah pasti dalam meredamkan konflik Israel-Palestina.
Mengapa?
Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Ahmad Sahide mengatakan, diamnya negara-negara Arab karena memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap Amerika Serikat.
Padahal, AS memiliki lobi kuat Yahudi untuk menjaga politik luar negerinya, terutama dalam konflik Israel-Palestina.
Dengan kondisi itu, Palestina pun tidak memiliki dukungan politik dan strategi perjuangan yang kuat seperti Israel.
"Palestina tidak mempunyai strategi perjuangan seperti Yahudi dulu sewaktu awal menggagas untuk mendirikan negara Yahudi (Israel)," kata Suhedi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/5/2021).
"Orang-orang Yahudi saat itu melakukan penggalangan dana, mendekati negara-negara yang berpengaruh di kancah dunia," sambung dia.
Baca juga: Lewat Telepon, Joe Biden Dukung PM Israel Lakukan Gencatan Senjata di Jalur Gaza
Selagi AS menjadi negara superpower dan negara-negara Islam mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap Amerika, maka Israel akan terus-terusan melakukan aksi brutalnya terhadap warga Palestina," jelasnya.
"Mengurangi tingkat ketergantungan tehadap AS tentu dimulai dengan mengembangkan sains, teknologi, dan ilmu pengetahuan," sambungnya.
Ia menjelaskan, konflik Israel-Palestina tidak bisa diselesaikan dengan perang dan aksi militer. Sebab, Israel merupakan salah satu negara dengan alat militer terbaik di dunia.
"Terbukti pilihan itu tidak efektif. Kalau pendekatan itu ya jelas kalah dari Israel yang didukung dengan teknologi tinggi," kata dia.
"Perlu ada pendekatan lain dalam meresponsnya, soft diplomacy misalnya," tutup dia.
Indonesia direspon positif
Dewan Duta Besar Arab di Indonesia mengadakan rapat luar biasa, Selasa (18/5/2021) menyikapi tindakan Israel terhadap Palestina.
Rapat tersebut dipimpin Wakil Ketua Dewan Duta Besar Arab Yang Mulia Abdelkader Aziria yang merupakan Duta Besar Republik Demokratik Rakyat Aljazair untuk Indonesia.
Pertemuan tersebut menyoroti keputusan pertemuan Dewan Liga Arab setingkat menteri Nomor (8660) dalam sesi luar biasa yang diadakan, Selasa (11/5/2021).
Dalam keputusanya, Liga Arab memberi penghormatan kepada rakyat Palestina dalam mempertahankan hak-haknya dari kebrutalan dan kejahatan serta serangan sistematis yang dilakukan Israel.
Keputusan tersebut juga mengutuk kejahatan yang dilakukan pasukan Israel di tempat-tempat suci di Kota Yerusalem serta di wilayah Palestina yang mereka duduki.
Selain itu, Liga Arab pun menyoroti aksi pemboman yang dilakukan Israel dengan menargetkan warga sipil dan fasilitas umum serta bangunan sipil di Jalur Gaza serta penggunaan kekuatan yang berlebihan terhadap penduduk Gaza.
Keputusan tersebut juga mejadikan Israel sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan dari kejahatan dan tindakan yang dilakukan.
Liga Arab menilai aksi Israel tersebut sebagai pelanggaran terhadap resolusi PBB dan hukum humaniter internasional.
Baca juga: Lewat Telepon, Joe Biden Dukung PM Israel Lakukan Gencatan Senjata di Jalur Gaza
Dalam rapat hari ini, Dewan Duta Besar Arab di Indonesia menyampaikan apresiasi terkait langkah Indonesia mengdukung hak-hak bangsa Palestina.
"Dewan Duta Besar Arab di Indonesia menyampaikan apresiasi atas sikap konsisten dan peran penting yang dimainkan oleh Republik Indonesia dalam mendukung hak-hak Palestina di semua forum regional dan internasional serta upaya diplomatik yang dilakukan oleh Indonesia dalam mendukung hak-hak Palestina yang sah," tulis dalam keterangan yang diterima.
Selain itu, Dewan Duta Besar Arab di Indonesia pun mengutuk aksi Israel menyerang Palestina.
"Mengutuk serangan sistematik serta pelanggaran yang dilakukan oleh Israel secara berulang-ulang,” lanjut keterangan tersebut.
Di Indonesia Heboh?
Penyerangan membabi buta tentara Palestina ke Jalur Gaza Palestina justru membuat beberapa kalangan di Indonesia berang.
Hampir seluruh elemen masyarakat di Indonesia memberikan kecaman terhadap aksi brutal Israel itu.
Mulai dari aktivis, anggota DPR, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan sebagainya.
Bahkan ada yang meminta Indonesia mengirim tentara membantu Palestina berperang lawan Israel.
Seperti yang dikatakan Ketua Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina (PPIP) Din Syamsuddin.
Dia meminta anggota Negara OKI bertindak dengan mengirim pasukan perdamaian terkait agresi Israel ke Palestina.
Din mengutuk keras tindakan brutal Tentara Zionis Israel tersebut yang disebutnya sebagai pelanggaran HAM berat, pelanggaran resolusi-resolusi PBB dan hukum internasional, serta bentuk terorisme nyata.
Din sebagai Ketua PPIP menyerukan PBB dan masyarakat internasional yang cinta damai dan keadilan untuk mengambil langkah-langkah nyata menghentikan kekejaman Tentara Zionis Israel tersebut dan mengenakan sanksi baik politik-militer, maupun ekonomi, yakni dengan memboikot produk-produk Israel dan pro Israel.
"Dan mendesak negara-negara Anggota Organisasi Kerja sama Islam, khususnya negara-negara Arab untuk menunjukkan solidaritas dan simpati nyata terhadap perjuangan Rakyat Palestina untuk memerdekakan diri," ujar Din melalui keterangannya, Senin (17/5/2021).
Baca juga: PKS Minta Pemerintah Desak PBB Terjunkan Pasukan Perdamaian ke Palestina
PPIP, ucap Din, mendesak Israel untuk meninggalkan wilayah Palestina atau Arab yang didudukinya secara ilegal.
Dan meminta Negara-Negara Arab mengenyampingkan egoisme dan kepentingan terbatas mereka.
Din mengatakan, PPIP mengapresiasi sikap Pemerintah RI yang menunjukkan komitmen terhadap Palestina, dan mendorong agar Pemerintah RI lebih lanjut menggalang dukungan Negara-Negara Anggota OKI dan Gerakan Non Blok untuk mengirim Pasukan Penjaga Perdamaian ke Palestina guna menghalau agresi Tentara Zionis Israel.
"Kami menyerukan segenap umat beragama di Indonesia yang cinta damai, keadilan, dan kemanusiaan yang adil dan beradab untuk memberi dukungan/bantuan bagi Rakyat Palestina baik moril maupun materiil, dan doa semoga Allah Yang Maha Kuasa melindungi Rakyat Palestina dari segala marabahaya dan malapetaka," tutur Din.