Kata Politisi PDIP dan Pengamat soal Ganjar yang Tak Diundang di Acara yang Dihadiri Puan Maharani
Kata politisi PDIP dan pengamat soal tidak diundangnya Ganjar Pranowo dalam acara PDIP.
Penulis: Nuryanti
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo tidak diundang dalam acara pengarahan dari Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Puan Maharani di Kota Semarang, Sabtu (22/5/2021).
Ganjar tak menghadiri acara seperti kepala daerah baik bupati dan wali kota serta wakil, yang merupakan kader PDI Perjuangan se-Jawa Tengah.
Acara pengarahan yang bertepatan dengan puncak rangkaian acara HUT ke-48 PDI Perjuangan ini dilakukan di Panti Marhaen, Kantor DPD PDIP Jateng, Semarang.
Puan Maharani memberi pengarahan kader untuk penguatan soliditas partai menuju Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024.
Berikut kata politisi PDIP dan pengamat soal tidak diundangnya Ganjar Pranowo dalam acara tersebut:
Bambang Wuryanto
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng, Bambang Wuryanto, membenarkan semua kepala daerah di Jateng dari PDI Perjuangan diundang, kecuali Ganjar Pranowo.
Ia pun mengungkapkan alasan tidak diundangnya orang nomor satu di Jateng tersebut.
"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan atau kebablasan). Yen kowe pinter, ojo keminter," ujarnya, dikutip dari TribunJateng.com, Minggu (23/5/2021).
Baca juga: Dulu Jokowi Ditolak Petinggi PDIP Jadi Capres, Sekarang Ganjar?

Menurutnya, DPD PDI Perjuangan Jateng berseberangan dengan sikap Ganjar Pranowo perihal langkah pencapresan di 2024.
Ia menyebut dengan terang-terangan bahwa Ganjar terlalu berambisi maju nyapres sehingga meninggalkan norma kepartaian.
Karena perbedaan pendapat itu, Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jateng tak diundang dalam kegiatan tersebut.
Padahal, semua kepala daerah dan wakilnya dari partai berlambang kepala banteng itu hadir secara langsung.
Baca juga: Singgung Ganjar, Petinggi PDIP Sebut Elektabilitas Tinggi Bukan Jaminan dapat Rekomendasi Megawati
Edy Wuryanto
Sementara itu, anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan, Edy Wuryanto memastikan, Ganjar Pranowo dan Puan Maharani tidak memiliki konflik apapun.
"Enggak ada, kalau konflik tidak," ujarnya, seperti diberitakan TribunJateng.com, Minggu.
Menurutnya, Ganjar Pranowo masih menjadi kader unggul yang dimiliki oleh PDI Perjuangan.
"Saya kira beliau tetap kader baik ya, dan diakui publik."
"Tinggal kita tunggu saja bagaimana mekanisme di PDI Perjuangan pada saat nanti ada kongres, siapa yang di-endorse, terus semuanya harus tunduk patuh," jelasnya.
Baca juga: Ganjar Pranowo Temui Megawati Sehari Sebelum Dikucilkan PDIP, Apa Isi Pertemuannya?
Adi Prayitno
Pengamat politik UIN Jakarta, Adi Prayitno, menyebut, Ganjar Pranowo sedang dipermalukan PDI Perjuangan.
Menurut Adi, serangan pertama kepada Ganjar Pranowo jelas terlihat dari pernyataan Puan Maharani yang menyindir bahwa pemimpin jangan hanya bermain di media sosial.
"Di lapangan, Puan mewakili serangan dari pusat," kata Adi saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu.

Kedua, serangan dari daerah yang direpresentasikan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto, yang terang menderang menyebut Ganjar keterlaluan.
"Serangan Puan dan Bambang Pacul sangat vulgar. Sepertinya kesalahan Ganjar dinilai sudah fatal."
"Kalau begini ceritanya, mimpi Ganjar jadi capres bisa tamat," kata dia.
Baca juga: Ganjar Buka Suara soal Absen di Acara PDIP, Posting Makan Mie Rebus hingga Ingat Semasa Kos
Ujang Komaruddin
Kemudian, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, menilai kecil peluang Ganjar Pranowo maju menjadi calon presiden pada pemilu 2024 melalui PDI Perjuangan.
Hal itu dikarenakan renggangnya hubungan Ganjar dan PDIP yang terlihat setelah Ganjar Pranowo tidak diundang ke acara PDIP pada Sabtu lalu.

Menurut Ujang, jalan Ganjar menjadi Capres terganjal putri mahkota PDIP yaitu Puan Maharani, yang notabene merupakan putri dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Kecil peluang Ganjar bisa dicapreskan oleh PDIP. Karena PDIP punya putri mahkota," kata Ujang saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu.
Ujang melihat, justru Ganjar bisa saja menggandeng kendaraan politik lain untuk mewujudkan ambisi menuju kursi RI-1 pada Pilpres 2024.
"Mungkin-mungkin saja Ganjar nyapres dari partai lain. Syaratnya elektabilitasnya harus tinggi dan berpotensi menang," terang dia.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Chaerul Umam) (TribunJateng.com/Mamdukh Adi Priyanto)