Tingginya Elektabilitas Ganjar Pranowo Bikin Tak Nyaman Sebagian Elite PDIP? Ini Pandangan pengamat
Pengamat politik UIN Jakarta, Adi Prayitno menduga ada sekelompok orang di PDIP yang merasa tak nyaman dengan naiknya elektabilitas Ganjar.
Penulis: Malvyandie Haryadi
"Kalau memang media sosial itu dijadikan sebagai persoalan, sebetulnya nggak jadi alasan itu."
"Karena dunia kita memang sudah dunia media sosial kok, jadi tidak ada salahnya karena medsos."
"(Apalagi) yang digunakan Pak Ganjar ini media sosial yang selalu membantu kepentingan-kepentingan masyarakat secara umum."
"Jadi jangan disalahkan karena media sosialnya terlalu jauh jadi melapaui kewenangan (partai)nya," jelas Rudy.
Tanggapan Ganjar
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memberikan tanggapan soal ketidak hadirannya di acara Temu Kader PDI Perjuangan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (22/5/2021).
Saat ditemui usai melantik Bupati dan Wakil Bupati Demak dan Sragen di gedung Gradhika Bhakti Praja, kompleks kantor Gubernur Jawa Tengah, Ganjar enggan menjawab pertanyaan tentang ketidak hadirannya dalam acara PDIP tersebut.
Namun Ganjar mengatakan sebagai orang jawa ia menghormati jika tidak diundang.
"Lho kaya ngono kok ditakokke (seperti itu saja ditanyakan). Aku ki wong Jawa kok ya (Aku ini orang Jawa kok ya), kader," ujar Ganjar dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (24/5/2021).
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Ganjar Pranowo tidak menghadiri acara temu kader PDI Perjuangan Jawa Tengah yang digelar di Semarang, Sabtu (22/5/2021).
Ketidakhadiran Ganjar ini ternyata lantaran dirinya tidak diundang dalam acara tersebut.
Hal ini pun sempat menjadi perhatian tersendiri.
Terlebih pada rundown acara tertulis bahwa gubernur bukan menjadi salah satu tamu acara.
Dalam rundown tertulis acara dibuka oleh laporan Ketua Panitia Agustina Wilujeng.
Kemudian sambutan ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto.
Arahan Puan Maharani menjadi acara inti ketiga.
Pada susunan rundown acara yang tersebar di kalangan jurnalis, tertulis; "tamu tatap muka: 100 orang. (terdiri dari) DPR RI Jateng, DPD Jateng, DPRD Prop Jateng, kepala daerah & wakil kader se Jateng (kecuali gubernur)."
Susunan acara pengarahan dari Ketua Bidang Politik dan Keamanan DPP PDIP, Puan Maharani kepada para kader PDIP se-Jawa Tengah. (Istimewa)
Sedangkan tamu virtual via zoom, yakni 463 anggota DPRD kabupaten/kota, 35 DPC kabupaten/kota, 573 PAC, serta badan dan organisasi sayap PDI Perjuangan se-Jawa Tengah.
Belum ada konfirmasi dari Ganjar perihal ketidakhadiran dirinya.
Kabag Tata Usaha dan Rumah Tangga Pimpinan Setda Provinsi Jateng, Hanung Cahyo mengatakan bahwa ketidakhadiran gubernur karena tidak mendapat undangan.
"Sudah saya cek dan pastikan tidak ada undangan acara tersebut baik selaku gubernur maupun selaku kader partai," tegasnya.
Sindiran Puan Soal Pemimpin
Diberitakan sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani sempat memberikan sebuah sindiran saat memberikan arahan kepada para kader PDIP di Semarang, Sabtu (22/5/2021).
Dalam sambutannya, Puan sempat melontarkan sindiran soal filosofi pemimpin menurutnya.
Menurut Puan, pemimpin seharusnya berada di lapangan, bukan malah di sosial media.
Puan juga menekankan, jika pemimpin harus berada di lapangan agar orang-orang yang mendukungnya bisa melihat.
"Pemimpin itu menurut saya, ke depan ini adalah pemimpin yang memang ada di lapangan, bukan ada di sosmed."
"Pemimpin yang memang dilihat sama temen-temennya, sama orang-orangnya yang mendukungnya ada di lapangan," kata Puan dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (24/5/2021).
Lebih lanjut, Puan menegaskan jika sosmed memang diperlukan.
Menurut Puan, dalam berjuang, jangan hanya berhenti di sosmed saja, tapi juga harus secara nyata di lapangan.
"Sosmed memang diperlukan, namun dalam berjuang, jangan hanya berhenti di sosmed saja. Sosmed diperlukan, media perlu, tapi bukan itu saja. Harus nyata kerja di lapangan," tegas Puan.
Masih belum diketahui untuk siapa sebenarnya sindiran yang dilontarkan Puan ini.
Namun banyak yang menyebutkan jika sindiran ini disinyalir sebagai bentuk sindiran kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Terlebih pada acara pengarahan kader PDIP tersebut, Ganjar tidak ikut diundang.
Diketahui memang Ganjar dikenal aktif di media sosialnya.
Ganjar juga memiliki akun YouTube pribadi yang biasanya ia gunakan untuk mengunggah videonya saat melakukan kunjungan kerja.