FAO Ingatkan Krisis Pangan, Wakil Ketua DPR Minta Pemerintah Beri Perhatian Serius Sektor Pertanian
pemerintah diminta untuk memberikan perhatian lebih ke sektor pertanian, selain fokus di sektor manufaktur, perdagangan, ataupun jasa.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertanian menjadi sektor yang relatif masih menjadi tulang punggung serapan tenaga kerja dan juga masih bisa tumbuh di tengah pandemi Covid-19.
Karena itu, pemerintah diminta untuk memberikan perhatian lebih ke sektor pertanian, selain fokus di sektor manufaktur, perdagangan, ataupun jasa.
Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Ami) mengatakan, sektor pertanian telah terbukti memiliki daya tahan dan menjadi penyelamat pertumbuhan perekonomian Indonesia yang tidak terkontraksi lebih dalam lagi selama pandemi Covid-19 pada tahun 2020 yang lalu maupun di Triwulan I 2021 ini.
”Terlebih lagi di beberapa daerah, sektor pertanian masih menjadi tulang punggung serapan tenaga kerja, dengan didorong banyaknya migrasi pengangguran perkotaan ke desa selama pandemi yang akhirnya banyak terserap ke sektor pertanian," kata Gus Ami di Jakarta, Selasa (25/5/2021).
"Selama masa pandemi Covid-19 tahun 2020 jumlah tenaga kerja sektor pertanian meningkat 2,23 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” tambahnya.
Apa yang disampaikan Gus AMI ini juga menjadi bagian dari sikap resmi Fraksi PKB DPR RI atas penyampaian pemerintah terhadap kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal RAPBN Tahun Anggaran 2022.
Dikatakan Gus AMI, Organisasi Pangan Dunia (FAO) telah memberikan peringatan terkait potensi ancaman krisis pangan dunia. Karena itu, peringatan ini harus direspons serius oleh pemerintah.
Selama ini, di sektor pertanian, beberapa komoditi pangan masih sangat tergantung pada impor.
Jika pemerintah bisa memberikan perhatian lebih di sektor pertanian maka hal ini akan berdampak positif dalam upaya mengurangi ketergantungan impor bahan pangan.
Baca juga: Kementan Dorong Pangan Lokal Masuk Perhotelan, Hidupkan Perekonomian Nasional
”Semua kekuatan harus bahu-membahu menumbuhkembangkan pertanian sebagai basis pemulihan krisis ekonomi,” tuturnya.
Menurutnya, Indonesia harus berdaulat pangan dan tidak boleh menggantungkan nasib pangan 260 juta rakyat Indonesia dari luar. Hal itu dinilai sangat berbahaya jika terjadi krisis.
Gus AMI pun mengingatkan pemikiran founding father bangsa Bung Karno dalam satu konsep Trisakti, yakni bagaimana bangsa ini bisa berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan sebagai bentuk revolusi suatu bangsa.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga meminta seluruh kepala daerah untuk memiliki komitmen terhadap pengembangan inovasi industri pangan yang melibatkan para petani lokal sekaligus menjaga lingkungan hidup.
”Kedepan harus ada reorientasi ekonomi baru ke sektor pertanian dan ekonomi alternatif lainnya yang menyejahterakan rakyat dan tidak merusak lingkungan,” kata Gus AMI.
Disisi lain, Gus AMI menuturkan, kebijakan fiskal tahun 2022 harus menjadi pijakan dalam melakukan transformasi struktural yang lebih menyeluruh, untuk mempercepat program pemulihan ekonomi serta penguatan reformasi di berbagai aspek kebijakan dengan dilakukan secara efisien dan tepat sasaran. Hal ini sebagai kelanjutan dari kebijakan penanganan pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu.
”Pemerintah wajib hukumnya untuk menjadikan APBN tahun anggaran 2022 agar dapat mewujudkan kemaslahatan bagi rakyat Indonesia, seperti terefleksi di dalam kaidah fikih, ’maa laa yatimmul wajib illa bihi fahuwa wajib’, meskipun dalam kondisi yang sangat sulit bersamaan masa pemulihan akibat dampak pandemi Covid-19,” tuturnya.