Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teks Naskah Khutbah Shalat Gerhana Singkat: Alam pun Bertasbih

Inilah contoh naskah khutbah shalat gerhana bulan yang bisa dibacakan setelah shalat gerhana pada Rabu (26/5/2021) malam nanti.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Teks Naskah Khutbah Shalat Gerhana Singkat: Alam pun Bertasbih
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Proses gerhana bulan total terlihat dari kawasan Masjid Salman ITB, Kota Bandung, Sabtu (28/7/2018) dinihari. Inilah contoh naskah khutbah shalat gerhana bulan yang bisa dibacakan setelah shalat gerhana pada Rabu (26/5/2021) malam nanti. 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah contoh naskah khutbah shalat gerhana yang berjudul Alam pun Bertasbih.

Gerhana bulan total akan terlihat di langit Indonesia pada Rabu (26/5/2021) malam nanti.

Saat gerhana bulan total, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat gerhana atau Salat Khusuf.

Shalat gerhana adalah shalat sunah dua rakaat yang dikerjakan saat terjadi gerhana, baik gerhana matahari maupun gerhana bulan.

Baca juga: Inilah Waktu Salat Gerhana Bulan, Disertai Tata Cara, Niat Shalat Sendirian atau Jamaah, dan Khutbah

Baca juga: Doa saat Melihat Gerhana Bulan Total, Dilengkapi Latin dan Artinya, serta Tata Cara Salat Gerhana

Adapun waktu pelaksanaan shalat gerhana dilakukan selama fenomena ini berlangsung.

Bila dilakukan secara berjamaah, setelah shalat gerhana usai, kita dianjurkan untuk mendengarkan khutbah.

Imam akan menyampaikan khutbah yang berisi nasihat serta peringatan terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah serta mengajak memperbanyak istigfar, sedekah, dan berbagai amal kebajikan.

Berita Rekomendasi

Lantaran pandemi masih berlangsung, Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau khutbah shalat Gerhana dilakukan secara singkat.

Namun tetap memenuhi rukun dan syarat khutbah paling lama 10 menit.

Tribunnews.com telah merangkum contoh naskah khutbah shalat gerhana bulan yang singkat dari suaramuhammadiyah.id.

Naskah khutbah shalat gerhana ini berjudul Alam pun Bertasbih yang ditulis oleh Lutfi Effendi.

Selengkapnya, berikut contoh naskah khutbah shalat gerhana berjudul Alam pun Bertasbih:

السَّلِامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ.

أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ. فَياَ عِبَادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَاللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُسَبِّحُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالطَّيْرُ صٰۤفّٰتٍۗ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهٗ وَتَسْبِيْحَهٗۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِمَا يَفْعَلُوْنَ

(Qs An Nur 41)

Jaamaah yang berbahagia, marilah bersama-sama kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya, menciptakan alam semesta dalam keserasian dan keseimbangan.

Mari kita perbarui kesaksian kita masing-masing bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang risalahnya membawa dan menjanjikan kebahagiaan bagi kita semua, dunia dan hari kemudian.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada beliau Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan kepada setiap orang yang mengikuti risalahnya.

Saudara-saudara, seluruh alam ini bertasbih kepada-Nya, memuji kebesaran-Nya. Ini bisa kita lihat dalam Qur'an surat An Nur yang telah kita bacakan di awal khutbah:

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُسَبِّحُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالطَّيْرُ صٰۤفّٰتٍۗ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهٗ وَتَسْبِيْحَهٗۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِمَا يَفْعَلُوْنَ

Artinya: Tidakkah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada Allah-lah bertasbih apa yang di langit dan di bumi, dan juga burung yang mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh, telah mengetahui (cara) berdoa dan bertasbih. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.(Qs An-Nur ayat 41)

Alam yang di bumi, tumbuhan, binatang, gunung dan lautan semua bertasbih dan memenuhi sunatullah.

Hari ini, bulan dan matahari yang ada di langit bertasbih sangat kuatnya.

Mengajak kita untuk bertasbih, memuji kebesaran Allah SwT.

Malam Kamis 15 Syawal 1442 H atau Rabu Malam 26 Mei 2021 ini terjadi Gerhana Bulan Total di seluruh Indonesia.

Semua bisa melihat jika langit cerah, tanpa mendung kecuali untuk wilayah Nangro Aceh Darusalam dan sebagian Sumatera Utara.

Sebab ketika Gerhana Bulan Total terjadi di wilayah tersebut, matahari belum turun ke ufuknya.

Namun masih mengalami gerhana bulan sebagian dan masih disunahkan untuk melakukan shalat gerhana bulan.

Dari perhitungan Majelis Tarjih PP Muhammadiyah Gerhana terjadi sebagai berikut:

Gerhana Penumbral mulai pukul 15:47:39 WIB | 16:47:39 WITA | 17:47:39 WIT

Gerhana sebagian mulai pukul 16:44:57 WIB | 17:44:57 WITA | 18:44:57 WIT

Gerhana total mulai pukul 18:11:25 WIB | 19:11:25 WITA | 20:11:25 WIT

Tengah gerhana pukul 18:18:40 WIB | 19:18:40 WITA | 20:18:40 WIT

Gerhana Total berakhir pukul 18:25:55 WIB | 19:25:55 WITA | 20:25:55 WIT

Gerhana sebagian berakhir pukul 19:52:22 WIB | 20:52:22 WITA | 21:52:22 WIT

Gerhana Penumbral berakhir pukul 20:49:41 WIB | 21:49:41 WITA | 22:49:41 WIT

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.

Di benak kita muncul pertanyaan. Apa sesungguhnya yang terjadi di balik peristiwa alam yang menakjubkan ini?

Apakah peristiwa ini hanya sekali saja terjadi di atas dunia ini atau justru terjadi berulang kali?

Hikmah-hikmah apa saja yang dapat kita petik dari peristiwa ini?

Dahulu kala banyak orang telah keliru dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Ada yang menyangka bahwa gerhana terjadi karena bulan ditelan oleh raksasa.

Karena itu mereka memukul-mukul kentongan, lesung, dan benda lain yang menimbulkan bunyi nyaring dengan tujuan agar raksasa yang menelannya menjadi takut dan mau memuntahkan bulan yang telah ditelannya.

Padahal peristiwa gerhana adalah peristiwa yang sudah dapat diperhitungkan sebelumnya.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah.

Malam dan siang adalah dua di antara sekian banyak tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang bertebaran di alam semesta ini.
Untuk lebih memahami, marilah kita perhatikan Qur'an surat Yasin ayat 37 hingga 40 yang sering kita baca:

(37) وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ لَّهَا

(38) وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ

(39) وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ

لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

(40)

[سورة يس، 36: 37-40]

Artinya: Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan (37) dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (38) Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua (39) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya (40).

Dengan demikian, siang dan malam, matahari dan bulan, adalah ciptaan-ciptaan Allah.

Semuanya diciptakan menurut aturan-aturan tertentu yang oleh para ahli ilmu alam disebut dengan hukum alam, atau yang kita namakan dengan istilah sunnatullah.

Semuanya berada di bawah kekuasaan dan pemeliharaan Allah dan tidak ada seorangpun yang mampu mengubah atau mengganti sunnatullah tersebut.

Mari kita simak firman Allah SWT mengenai sunatullah berikut:

سُنَّةَ اللّٰهِ الَّتِيْ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ ۖوَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا

Artinya: (Demikianlah) hukum Allah, yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada hukum Allah itu.

Gerhana bulan adalah bukti adanya sunnatullah. Sunnatullah adalah hukum Allah SwT yang telah ditetapkan-Nya.

Menghadapi hukum Allah ini manusia tidak berdaya sama sekali untuk mengubahnya apalagi menentangnya.

Menyadari ketidakberdayaan dan kelemahan kita di hadapan kekuasaan Allah inilah yang merupakan pangkal keselamatan dan kebahagiaan hidup kita karena akan mendorong kita untuk berpasrah diri pada bimbingan dan petunjuk Allah SWT.
Allah maha agung, maha kuasa, dan maha perkasa.

Namun demikian, Dia jualah yang maha bijaksana, maha kasih, maha cinta, dan maha sayang kepada setiap makhluk-Nya yang berpasrah diri kepada-Nya.

Satu-satunya cara pasrah diri kepada Allah SWT adalah dengan mengikuti dan mengamalkan petunjuk agama yang diridaiNya, yaitu Islam.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.

Dengan sunattullah ini, manusia yang diberi ilmu akan bisa memperhitungkan peredaran bulan yang mengelilingi bumi dan bersama bumi ,mengelilingi matahari.

Maka jauh-jauh hari, peristiwa gerhana itu bisa diketahui, tidak hanya jamnya, tetapi juga menit dan bahkan detiknya.

Demikian pula dengan waktu-waktu shalat kita, semuanya bisa diperhitungkan dengan teliti.

Dari waktu Dzuhur saat tergelincirnya matahari sampai waktu Shubuh saat fajar menyingsing, saat matahari di timur di bawah ufuk -18 derajat.

Sama ketika waktu Isya' saat matahari di Barat di bawah ufuk -18 derajat. Semuanya bisa dihitung dengan tepat.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.

Melalui peredaran bulan dan matahari ini, manusia menentukan waktu setahun.

Ada yang menggunakan peredaran matahari yang melahirkan kalender Masehi dan ada pula kalender hijriyah yang menggunakan peredaran bulan.

Tetapi sayang, kalender hijriyah yang kita pakai sekarang ini tidak bisa menjadi satu sebagaimana kalender miladiyah yang berlaku global.

Mestinya, ini bisa dilakukan umat Islam untuk menyatukan kalender hijriyah secara global.

Muhammadiyah telah melakukannya. Semoga nantinya akan berhasil.

Menghitung gerhana yang tidak setiap saat terjadi saja bisa, apalagi menghitung awal bulan yang setiap bulan datang.

Dengan ilmu ini pula, kita tahu arah kiblat shalat kita dengan lebih tepat ke arah Kakbah di Makah Al Mukaramah.

Perbaikan arah kiblat yang diawali KHA Dahlan pada waktu itu mendapat tantangan, kini telah menjadi standar pembangunan masjid dan mushala untuk diarahkan ke kiblat.

Memang butuh bertahun-tahun untuk memahaminya.

Kaum Muslimin yang berbahagia, besok Kamis 27 Mei 2021 merupakan waktu yang tepat untuk melakukan rosdul kibalt.
Mengecek apakah masjid kita, mushala kita dan tempat shalat kita betul-betul kea rah kiblat.

Kenapa? Karena besok Matahari ada di atas Kakbah, sehingga bayang-bayang yang terjadi merupakan arah kiblat yang relative benar.

Tepatnya kejadian ini pada pukul 16.18 WIB.

Inilah di antaranya, cara kita bertasbih dan mengagungkan Allah SWT dengan menggunakan sunattullah yang bisa kita pelajari dari bagaimana alam bertasbih kepada Allah SwT.

Alam pun bertasbih, kenapa kita tidak? Tentu kita harus bertasbih juga.

Akhirnya, sebagai penutup khutbah ini, marilah bersama-sama kita panjatkan doa ke hadirat Allah swt dengan ikhlas dan sepenuh perasaan hati.

Mudah-mudahan dengan kebersamaan kita dalam berdoa ini Allah akan mengabulkannya.

أَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا يُّوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِى مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَمْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِياً يُّنَادِى لِلْإِيْمَانِ أَنْ آمِنُوْا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا. رَبَّنَا فَغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا شَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ. رَبَّنَا لَاتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَناَ مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّناَ إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيُوْمٍ لَّا رَيْبَ فِيْهِ إِنَّكَ لَاتُخْلِفُ الْمِيْعَاد. رَبَّنَا لَاتُؤَاخِذْنَا اِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأنَا. رَبَّنَاوَلَاتَحْمِلْ عَلَيْنَا اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا. رَبَّنَاوَلَاتُحَمِّلْنَا مَالَاطَاقَةَ لَناَ بِهِ. وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَناَ وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَجَمِيْعَ عِبَادَاتِنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.

وَالسَّلِامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Selengkapnya, Anda dapat mengakses naskah khutbah shalat gerhana bulan di sini.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Berita lain terkait gerhana bulan

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas