Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Guru Sedih Pendidikan Indonesia Tertinggal Jauh Imbas Covid: Sekarang Garda Terdepan Adalah Keluarga

Kemendikbudristek menyebut perlu waktu 9 tahun lamanya bagi peserta didik untuk bisa menyusul ketertinggalan pembelajaran akibat pandemi Covid-19.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Guru Sedih Pendidikan Indonesia Tertinggal Jauh Imbas Covid: Sekarang Garda Terdepan Adalah Keluarga
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Ilustrasi: Siswa belajar di bawah kolong rel kereta api Mangga Besar Jakarta Rabu (19/8/2020). Siswa mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan memanfaatkan internet gratis yang disediakan oleh sejumlah donatur. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebut perlu waktu 9 tahun lamanya bagi peserta didik untuk bisa menyusul ketertinggalan pembelajaran akibat pandemi Covid-19.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Iwan Syahril menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) punya dampak buruk yakni hilangnya kesempatan belajar.

Efek jangka panjangnya, berakibat pada penurunan penguasaan kompetensi peserta didik.

Tenaga pengajar dan pendidik atau guru yang menjadi garda terdepan merasakan sekali dampak tersebut.

Baca juga: Sistem PJJ Ramai Dikeluhkan Pelajar, Nadiem Minta Pemda Segera Buka Sekolah

Salah satunya Dedi Fauziyanto, Guru di SMAN 1 Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Ia merasa miris dan sedih dunia pendidikan di Indonesia tertinggal jauh.

Berita Rekomendasi

"Banget (ketinggalan jauh). Target kompetensi anak yang ditargetkan enggak ada yang tercapai. Sedih, " ujar Dedi saat berbincang dengan Tribun, Jumat (28/5/2021).

Baca juga: Peringatan Kemendikbud: Efek Jangka Panjang PJJ Berpotensi Lemahkan Kompetensi Siswa

Target kompetensi anak didik yang dimaksud Dedi tertinggal jauh misalnya, pada tahap tertentu peserta didik seharusnya sudah memahami materi atau bab pelajaran tertentu.

Namun, imbas pandemi Covid-19 yang berujung adanya pembelajaran jarak jauh (PJJ) peserta didik sama sekali tidak memahami dan mengerti, dan itu harus dikejar.

"Misal Sosiologi kelas X bisa paham penelitian sosial, bisa mempraktikkan penelitian sosial sederhana dan seterusnya, tapi ini enggak," kata Dedi.

Baca juga: Kemendikbud Riset Ungkap Cara Agar Guru Dapat Hasil Assesmen Murid Secara Valid Selama PJJ

Satu yang menyebabkan target kompetensi tersebut tidak tercapai lantaran baik guru maupun para peserta didik sama-sama belum bisa beradaptasi dengan cara pembelajaran daring.

"Lah piye (bagaimana) baik guru maupun peserta didik sama-sama belum bisa beradaptasi dengan model pendidikan daring kok," ujar Dedi.

Atas adanya fakta miris tersebut lanjut Dedi tinggal lembaga keluarga yang menjadi harapannya.

"Sekarang tinggal pintar-pintarnya lembaga keluarga mengambil alih fungsi pendidikan yang tidak bisa dijalankan sekolah," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas