Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

TB Hasanuddin Bantah Ada Kerugian Negara Terkait Pengadaan Alutsista Baru

TB Hasanuddin menilai nyaris seluruh alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki Indonesia sudah tua bahkan banyak yang merupakan hibah

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in TB Hasanuddin Bantah Ada Kerugian Negara Terkait Pengadaan Alutsista Baru
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Kepala Bengkel Pusat Peralatan Pusat Peralatan Angkatan Darat (Bengpuspal Puspalad), Kolonel Cpl Octovianus Oscar E (tengah) didampingi Letkol Cpl Mujiman (kiri) dan Letkol Cpl Agus SR meninjau alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI AD hasil perbaikan dan perawatan seusai memperingati HUT ke-74 Peralatan Angkatan Darat di Bengpuspal Puspalad, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/7/2020). HUT ke-74 Corp Peralatan TNI AD kali ini mengusung tema Dengan Semangat Dwi Chakti Bhakti, Kita Wujudkan Prajurit Peralatan yang Profesional, Unggul, Solid, dan Peduli Lingkungan. Tribun Jabar/Gani Kurniawan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin menilai nyaris seluruh alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki Indonesia sudah tua bahkan banyak yang merupakan hibah negara asing.

Dia berpendapat modernisasi alutsista telah menjadi satu kebutuhan agar anggaran TNI tidak habis untuk pemeliharaan alutsista yang sudah tak layak pakai.

"Pada  prinsipnya saya setuju untuk memoderisasi alut sista TNI yang hampir 70 persen sudah tua. Tetapi memang anggaran yang dibutuhkan cukup besar. Tapi karena  masih dalam suasana pandemi dan sektor lainnya juga masih membutuhkan anggaran maka silakan Menteri Keuangan untuk memertimbangkan anggarannya," katanya kepada wartawan, Sabtu (29/5/2021).

Politikus PDI Perjuangan itu menambahkan, rencana Menteri Pertahanan menganggarkan Rp. 1760 Triliun untuk pengadaan alutsista harus mendapat persetujuan Presiden, Menteri Keuangan (Menkeu) dan DPR.

Hasanuddin menegaskan, bila ada yang berpendapat telah terjadi kerugian negara, itu tidak benar.

"Karena itu kan baru konsep perencanaan awal, belum masuk pada tahap pembelian atau pengadaan. Kerugian negara bagaimana, anggarannya saja kan masih dihitung. Bahkan mendapat persetujuan pun belum," ucapnya.

Ia mengatakan, bila Menkeu menyetujui rencana pengadaan alutsista ini walau tak sepenuhnya tentu akan sangat mengakselerasi modernisasi alutsista  TNI secara signifikan dan memiliki effeck deterent yang tinggi.

Baca juga: KPK Persilakan Connie Rahakundini Lapor Soal Dugaan Mafia Alutsista Mr M

Berita Rekomendasi

"Tentu kita semua berharap dalam pengadaan nanti tetap memperhatikan  akuntabilitas dan sesuai  dengan kebutuhan user ( pemakai ) dalam hal ini TNI," ucapnya.

Sebelumnya pengamat pertahanan sekaligus akademisi, Connie Rahakundini memertanyakan rencana Menhan Prabowo Subianto soal pembelian alutsista yang ribuan triliun ini.

Yang dia maksud adalah tentang kredit Eskpor (KE) dari Qatar senilai Rp. 1760 Triliun untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan melalui sebuah perusahaan bernama TMI (Teknologi Militer Indonesia).

Hasil penelusurannya hingga ke kantor TMI sama sekali tidak meyakinkannya untuk pekerjaan besar pengadaan alutsista bernilai ribuan triliun.

Hal paling mendasar dari temuan Connie ini adalah seluruh rencana pengadaan harus cair pada 2024 namun beban utangnya baru berakhir 2044.


"DPR khususnya Komisi I yang membidangi Pertahanan harusnya bersikap. Dan, seperti biasanya, untuk urusan kredit ekspor harusnya atas sepengetahuan dan persetujuan Bappenas," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas