Ledakan Covid Meningkat di Bangkalan dan Kudus, Kemenkes Diminta Lebih Cepat Tanggap
Mufida Kurniasih menyoroti penyebaran Covid-19 di Bangkalan, Pulau Madura, yang meningkat drastis sejak awal Juni 2021.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Sanusi
Selain di Bangkalan, Jawa Timur, kasus ledakan Covid di Kudus, Jawa Tengah pun menjadi sorotan Mufida. Kudus menjadi kabupaten dengan jumlah kasus paling tinggi.
Data Satgas Covid-19 per 30 Mei menyebutkan, kenaikan hingga 3.473 persen, dari 26 kasus sepekan sebelumnya menjadi 929 kasus.
Hingga Minggu (6/6) pukul 12.00, menurut data Pemprov Jateng, terdapat 209.305 kasus positif Covid-19 kumulatif. Ada penambahan 1.109 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Berkaca dari ledakan Covid di Bangkalan dan Kudus, pemerintah harusnya mampu mendeteksi dini upaya pencegahan.
"Pasca Liburan muncul ledakan Covid di Kudus dan Bangkalan. Harusnya ini sudah bisa dideteksi sejak awal, termasuk data-data yang masuk sebelumnya bisa mengantisipasi ledakan kasus Covid. Namun upaya pencegahan mengendor. Ini jadi masalah," imbuhnya.
Apalagi, ucap Mufida, sejak awal pandemi Covid-19 di Indonesia, para ahli memperkirakan bahwa jumlah kasus yang ada di lapangan berkali-kali jauh lebih banyak dari data resmi pemerintah. Hal itu kini dibuktikan dengan dua studi terbaru.
Dilansir Reuters, Kamis (3/6/2021), ahli epidemiologi mengatakan, berdasar studi seroprevalense (studi yang menguji antibodi) berskala besar periode Desember hingga Januari 2021, diperkirakan penduduk Indonesia yang terinfeksi Covid-19 sekitar 15 persen.
Seperti kita tahu, jumlah penduduk di Tanah Air ada sekitar 270 juta jiwa. 15 persennya berarti sekitar 40,5 juta.
Baca juga: Perlu Sinergi yang Baik antara Pemerintah dan Masyarakat untuk Redam Lonjakan Kasus Covid-19
Namun saat itu, angka resmi dari pemerintah pada akhir Januari hanya dialami 0,4 persen penduduk.
Saat ini tercatat ada 1,85 juta kasus Covid-19 di Indonesia. Artinya, angka resmi yang tercatat hanya sekitar 0,7 persen dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.
Dari data-data tersebut, ucap Mufida, harusnya pelacakan kontak dan pengujian Covid di Indonesia harus lebih massif lagi sehingga bisa meminilisir kasus yang terjadi serta penangganannya. “Testing, tracing, isolasi dan karantina harus lebih massif lagi," tandasnya.
Untuk diketahui, saat ini, Indonesia masih menempati urutan ke-18 dunia untuk kasus Corona di dunia dengan mengonfirmasi total 1.863.031 kasus positif secara kumulatif.
Indonesia kembali mengalami kenaikan kasus positif harian, yakni ada tambahan 6 ribu lebih kasus harian. Total kasus positif mencapai 1.869.325, sembuh 1.717.370, dan meninggal 51.992 jiwa.
Kasus aktif tercatat sebanyak 99.963, jumlah spesimen yang diperiksa 101.931, dan suspek yang diamati sebanyak 94.682 orang.