Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bursa Calon Panglima TNI, Andika Perkasa Punya Nilai Lebih, Yudo Margono Prioritas Menurut Urutan

Ada dua nama yang berpotensi kuat menjadi calon Panglima TNI yakni KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.

Penulis: Daryono
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Bursa Calon Panglima TNI, Andika Perkasa Punya Nilai Lebih, Yudo Margono Prioritas Menurut Urutan
TRIBUNNEWS Jeprima/DOK. Puspen TNI/Twitter Perhubungan Udara @djpu151
(Kiri ke kanan) KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, KASAL Laksamana TNI Yudo Margono, dan KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo. 

TRIBUNNEWS.COM - Sosok perwira TNI yang akan menggantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto masih terus menjadi perbincangan.

Diketahui, Hadi Tjahjanto bakal pensiun pada akhir tahun ini.

Sejauh ini, ada dua nama yang berpotensi kuat menjadi calon Panglima TNI.

Dua perwira TNI itu yakni KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.

Terkait bursa Panglima TNI ini, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, membantah kabar dirinya melobi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memuluskan Andika Perkasa menjadi calon Panglima TNI.

Baca juga: Legislator PAN: Semua Perwira Tinggi TNI Punya Kans Sama Besar Jadi Panglima TNI

Ia pun mengungkap agenda pertemuannya dengan Jokowi pada Mei lalu yang menjadi sumber isu tersebut.

Di sisi lain, Andika Perkasa juga disebut memiliki nilai lebih untuk menjadi Panglima TNI.

Berita Rekomendasi

Adapun dari sisi urutan, Yudo Margono dianggap lebih berpeluang. 

Dihimpun Tribunnews.com, Selasa (15/6/2021), berikut rangkuman terbaru terkait bursa calon Panglima TNI:

1. Bantah Lobikan Andika Perkasa, Hendropriyono Ungkap Pertemuannya dengan Jokowi

Hendropriyono secara tegas membantah dirinya melobi Presiden Jokowi terkait jabatan Panglima TNI untuk menantunya, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa.

Hendro mengatakan selama ini dirinya tidak pernah meminta-meminta jabatan, sekalipun untuk dirinya sendiri.

"Saya tidak bicara dan tidak pernah bicara tentang hal yang demikian itu, saya tidak pernah begitu hina mau nyosor meminta-minta jabatan."

"Tidak untuk menantu, anak, apalagi untuk saya sendiri. Tidak pernah," ujar Hendro dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (14/6/2021), sebagaimana diberitakan Tribunnews.com

Mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN), AM Hendropriyono
Mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN), AM Hendropriyono (capture video)

Baca juga: KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa Pimpin Sertijab Pangkostrad dan 5 Pejabat Lainnya

Soal pertemuannya dengan Presiden yang menjadi sumber isu dirinya melobi Jokowi, Hendro mengatakan pertemuan itu merupakan silaturahmi biasa.

Menurut Hendro, pertemuan itu terjadi pada Jumat, 7 Mei 2021, di Istana Negara.

Waktu itu, Hendro sengaja bersilaturahmi dengan Jokowi terkait acara ulang tahunnya yang ke-76.

"Pertemuan pada 7 Mei 2021 berkaitan dengan HUT saya yang ke-76. Sebagai Presiden, tidak mungkin beliau yang datang ke rumah saya."

"Silaturahmi sebagai dua sahabat adalah hal yang biasa, karena Pak Jokowi setelah menjadi Presiden tidak berubah sama sekali dengan sewaktu dulu sebagai rakyat biasa," tutur dia.

Hendro pun menyayangkan media massa yang memberitakan pertemuan itu dan hanya mengutip pernyataan dari purnawirawan yang mengetahui pertemuan itu.

"Katanya dari 3 orang purnawirawan. Kredibilitasnya mereka apa?"

"Kenapa tidak cross check kepada Pak Jokowi atau pihak Istana yang jelas kredibel menyangkut pertemuan saya tersebut."

"Tidak perlu harus mengarang berita dan ngarang-ngarang sumber," kata Hendropriyono.

Dalam pemberitaan tersebut juga mencantumkan pernyataan dari Istana terkait pertemuan tersebut.

Mereka pun mengaku telah menghubungi Hendropriyono baik ke nomor pribadinya maupun melalui putranya, Diaz Hendropriyono, namun tidak ada respons.

2. Andika Perkasa Dianggap Punya Nilai Lebih

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS, Sukamta, menyebut tiga Kepala Staf TNI saat ini memiliki peluang yang sama untuk menjabat Panglima TNI.

Meski demikian, Sukamta menganggap Andika Perkasa memiliki nilai lebih dibanding dua kepala staf lainnya.

"Pak Yudo (KSAL) cukup senior dan mampu. KSAD saat ini, Pak Andika, juga demikian. Memang Pak KSAD punya nilai plus yaitu pengalaman menjadi Kepala Staf yang paling lama di antara yang lainnya," kata Sukamta saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (15/6/2021). 

Istri KSAD Andika Perkasa, Hetty Perkasa dan suaminya
Istri KSAD Andika Perkasa, Hetty Perkasa dan suaminya (TNI AD)

Baca juga: Panglima TNI Minta Kodam V Brawijaya Gunakan Pendekatan Kultural di Pelaksanaan 3T

Dijelaskan Sukamta, Andika Perkasa dianggap cocok dengan tantangan yang sedang dihadapi saat ini, misalnya secara khusus persoalan Papua.

"Saya kira juga cocok dengan tantangan yang dihadapi baik itu di Papua maupun di wilayah nusantara secara Umum. Selama ini, Pak Jenderal Andika tampak sangat humanis tapi tegas. Saya kira itu tepat untuk saat ini," ujarnya.

Namun, Sukamta kembali menegaskan bahwa semua Kepala Staf mempunyai kompetensi untuk menjadi Panglima TNI.

"Prinsipnya semua Kepala Staf punya kapasitas yang lebih dari cukup untuk menjadi Panglima," pungkasnya.

Untuk diketahui, dari tiga Kepala Staf, Andika Perkasa memang yang lebih lama menjabat.

Ia resmi menjabat KSAD pada 22 November 2018.

Sementara Yudo Margono dan Fadjar Prasetyo resmi menjabat sebagai KSAL dan KSAU pada 20 Mei 2020.

3. Wakil Ketua Komisi III: Jika Sesuai Urutan, Panglima TNI dari TNI AL

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Saroni, mengatakan berdasarkan urutan, calon Panglima TNI pengganti Hadi Tjahjanto semestinya berasal dari TNI AL. 

"Mestinya sih sudah urutan dan dari TNI AL lah yang harusnya jadi Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto," ujar Sahroni, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (4/6/2021). 

Laksamana Yudo Margono.
Laksamana Yudo Margono. (Kompas.com/Hadi Maulana)

Politikus Nasdem itu mengungkap pula sudah lama matra TNI AL tidak memegang tampuk komando di seluruh angkatan. 

Karenanya, kata Sahroni, tak mengherankan jika saat ini matra TNI AL atau KSAL yang menjadi Panglima TNI. 

"Terakhir TNI AL memegang tongkat komando TNI itu 2012 silam. Maka sepatutnya TNI AL saat ini memegang tongkat komando TNI 1," tandasnya. 

4. Komisi I Siap Satu Suara

Anggoa Komisi I DPR Fraksi PAN, Farah Putri Nahlia, mengatakan Komisi I siap satu suara untuk mendukung calon Penglima TNI yang nantinya diajukan Presiden Jokowi.

"Kami di Komisi I mendukung siapapun itu yang menjadi Panglima TNI berikutnya."

"Karena semua mempunyai kompetensi yang baik dan mumpuni dalam bidang pertahanan. Kami semua satu suara siap menerima arahan dari Pak Presiden," jelas Farah.

Baca juga: Profil Diaz Hendropriyono: Anak Jenderal TNI dan Adik KSAD yang Namanya Dicatut Rizieq

Saol peluang tiga kepala staf, Farah mengatakan ketiganya memiliki peluang sama.

"Semua memiliki kans yang sama-sama besar. Tergantung pilihan Pak Presiden akhirnya akan berlabuh ke siapanya."

"Yang jelas siapapun yang terpilih harus bisa bekerja sama dan mengikuti pace kerja Presiden kita yang selalu kerja cepat," ujar Farah, kepada wartawan, Selasa (15/6/2021). 

(Tribunnews.com/Daryono/Vimcenthius Jyestha/Taufik Ismail/Chaerul Umam)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas